c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

18 September 2024

20:38 WIB

Menakar Sisi Gelap Ancaman Digital Saat Ini

Kejahatan siber telah berkembang menjadi sebuah model bisnis layaknya perusahaan-perusahaan pada umumnya. Bahkan jika berandai sebagai perusahaan yang sah, mungkin dianggap sebagai unicorn. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p id="isPasted">Menakar Sisi Gelap Ancaman Digital Saat Ini</p>
<p id="isPasted">Menakar Sisi Gelap Ancaman Digital Saat Ini</p>

Ilustrasi teknologi keuangan blockchain untuk mengamankan cryptocurrency sebagai bitcoin atau alat pembayaran online dan transaksi uang digital. Shutterstock/NicoElNino 

JAKARTA - Berkat teknologi, masyarakat semakin dimudahkan untuk mengakses informasi di mana dan kapan saja. Kemudahan akses ini membuka pintu lebar bagi peningkatan produktivitas dan pengetahuan. 

Namun, di balik manfaat yang signifikan ini, tersimpan juga risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Ancaman seperti serangan siber dan penipuan digital telah menjadi bagian tak terelakkan dari perkembangan teknologi. 

Pakar keamanan siber, Mikko Hypponen mengungkapkan, salah satu kemajuan teknologi yang mencuri perhatian saat ini adalah munculnya kecerdasan buatan (AI). 

"Dulu, serangan siber ditransfer secara fisik dari satu komputer ke komputer lain, yang kami sebut dengan floppy disk. Saat ini, dengan revolusi teknologi dan kemunculan teknologi baru seperti AI, kita tengah menghadapi perubahan besar dan pergeseran teknologi yang sangat signifikan,” ujar Mikko dalam keterangan yang diterima Validnews.

Dalam lanskap keamanan siber saat ini, menurutnya serangan siber kini tidak lagi dilakukan oleh individu, melainkan oleh kelompok-kelompok kriminal yang sangat terorganisir. Kelompok ini memanfaatkan teknologi terbaru, menyesuaikan serangan, dan membentuk kemitraan strategis untuk memaksimalkan keuntungan material. 

Kejahatan siber telah berkembang menjadi sebuah model bisnis layaknya perusahaan-perusahaan pada umumnya. Di satu sisi, menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Indonesia menghadapi jumlah serangan siber yang mencengangkan, mencapai 279,84 juta pada tahun 2023.

"Jika organisasi kriminal ini adalah perusahaan yang sah, mereka akan dianggap sebagai unicorn karena pendapatan, profitabilitas, dan pertumbuhannya yang sangat signifikan. Namun, berbeda dengan perusahaan teknologi yang sukses, organisasi ini tidak akan pernah melantai di bursa saham atau mencari strategi keluar. Situasi ini menekankan betapa besar skala masalah kejahatan siber saat ini," jelasnya.

Selain itu, organisasi kriminal ini peduli akan branding dan mulai membangun citra mereka dengan nama, situs web, dan logo. Hal ini mencerminkan betapa besarnya kehadiran mereka dalam lanskap kriminal global. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengadopsi solusi canggih guna mengatasi ancaman yang dapat membahayakan operasi mereka dan mengancam keamanan pelanggan mereka. Untuk menjawab tantangan ini, Penyedia Identitas Digital, VIDA meluncurkan VIDA Identity Stack, sebuah rangkaian solusi yang dirancang untuk melawan penipuan digital dan meningkatkan keamanan di seluruh ekosistem digital. 

"Autentikasi yang kuat dan akurasi identifikasi individu sangat penting untuk memerangi penipuan digital seperti deepfakes. Teknologi ini menjadi fondasi penting bagi ekonomi industri digital yang tepercaya mengubah ancaman digital menjadi peluang yang aman, serta melindungi bisnis dan pelanggan mereka," ungkap Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA.

Kebutuhan akan pencegahan penipuan digital yang efektif menggarisbawahi pentingnya solusi ini untuk memperkuat lanskap digital, khususnya di Indonesia. Seiring dengan pesatnya transformasi digital dan juga pengguna internet di Indonesia, perusahaan dan individu harus tetap waspada terhadap peluang sekaligus risiko yang muncul. 

"Kami berkomitmen untuk mengamankan dan berinovasi dalam melindungi bisnis dan konsumen Indonesia dari ancaman yang berkembang, serta memastikan keamanan dan integritas ekosistem digital yang tengah berkembang di negara ini," pungkas Niki.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar