21 Februari 2024
15:17 WIB
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Meski memiliki fungsi sebagai alat kontrasepsi, nyatanya penggunaan kondom masih menjadi hal yang dihindari oleh pasangan dalam hal ini pria ketika sedang berhubungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sutra terhadap sebanyak 600 pasangan, terungkap bahwa 8 dari 10 pria masih enggan menggunakan kondom.
Memperkuat kondisi di atas, data dari BKKBN juga menunjukkan bahwa dalam program keluarga berencana (KB), penggunaan kondom yang dilakukan oleh sisi pria hanya menyentuh angka 1,19%, jauh jika dibandingkan dengan penggunaan alat kontrasepsi lain yang digunakan di sisi wanita, semisal pil KB, KB implan, IUD, dan lain sebagainya.
Hal ini yang kemudian disorot oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, dalam acara edukasi kontrasepsi Xplorasi Mesra Sutra, yang berlangsung di Jakarta, Selasa, (20/2).
Menurutnya, tidak selalu dan tidak semua wanita bisa menjadi pihak yang menjalani program KB, lantaran dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi tubuh dan lainnya.
Karena itu, sisi pria yang diharapkan dapat lebih berperan sekaligus menjadikan kesadaran terhadap wujud tanggung jawab bersama.
“Jika terkait dengan KB, kita sampaikan bahwa kondom itu adalah salah satu alat atau metode mencegah kehamilan selain pilihan lainnya. Harus disampaikan juga bahwa ada loh wanita yang tidak bisa menggunakan alat KB hormonal. Sehingga alternatifnya ya suaminya yang pakai alat KB,” ujar Imran.
Dewasa ini, kampanye atau edukasi mengenai KB yang dapat dilakukan dari sisi pria memang masih minim. Di samping vasektomi yang memang dikategorikan sebagai langkah dan perubahan besar, KB paling mudah bagi pria sejatinya dapat dilakukan dengan menggunakan kondom.
Namun lagi, diperkuat dari data di atas, kebanyakan pria masih enggan menggunakan kondom dengan berbagai alasan. Salah satu yang paling sering disebut adalah rasa tidak nyaman dan mengurangi keintiman saat berhubungan.
Menanggapi hal tersebut, Imran kembali berpendapat bahwasanya kondom yang ada saat ini sudah berbeda dengan yang ada dulu.
“Kita harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa kondom yang sekarang ini sudah berbeda dengan dulu, sekarang itu sudah ada yang tidak terasa antara menggunakan dan tidak menggunakan kondom,” paparnya.
Kondisi di atas yang kemudian bertepatan dengan solusi yang dihadirkan Sutra, dalam menghadirkan alat kontrasepsi berupa kondom edisi terbaru, yakni Sutra 003 dengan terobosan kondom lateks super tipis, dengan ketipisan hanya 0,03 mm.
Dimosthenis Sakellaridis, Presiden Direktur DKT Indonesia selaku induk perusahaan Sutra memaparkan, Sutra 003 hadir sebagai solusi terhadap kondisi penggunaan kondom di Indonesia yang masih kurang optimal. Padahal, produk satu ini punya peran besar dalam mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) serta HIV, dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
“DKT Indonesia berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan memperkenalkan Sutra 003, kondom paling inovatif yang ada saat ini. Sutra 003 bertujuan untuk membuat pria yang awalnya enggan menggunakan kondom untuk mulai menggunakan kondom sebagai bentuk perlindungan untuk diri mereka dan pasangannya,” paparnya.
Lebih lanjut, Sutra 003 juga hadir dengan sejumlah keunggulan di antaranya menggunakan bahan latex super tipis namun berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar WHO, dan memiliki ekstra lubrikasi sehingga membuat penetrasi menjadi lebih nyaman.
Produk ini juga hadir sebagai bukti komitmen DKT Indonesia, untuk terus memberikan inovasi terbaik bagi masyarakat dalam mempromosikan hidup sehat dan meningkatkan keintiman, dengan kepercayaan bahwa setiap orang berhak untuk memiliki akses terhadap kondom berkualitas tinggi yang terjangkau dan nyaman digunakan.
Dengan hadirnya inovasi kondom ini, Imran juga menyambut upaya yang dihadirkan. Terlebih menurutnya, dukungan ini dapat mewujudkan kesetaraan gender terhadap pentingnya melakukan KB yang menjadi tanggung jawab tidak hanya dari sisi wanita namun juga pria.
“Dengan adanya produk yang membuat proteksi tapi cukup menyenangkan, akan bisa meningkatkan partisipasi pria dalam hal KB,” pungkasnya.