c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

02 Juli 2024

09:41 WIB

Membuka Kesadaran Pelestarian Lingkungan Dari Level Pelajar

MSIG Indonesia mencoba membangun kesadaran pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati dari rentang dasar pelajar.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

<p>Membuka Kesadaran Pelestarian Lingkungan Dari Level Pelajar</p>
<p>Membuka Kesadaran Pelestarian Lingkungan Dari Level Pelajar</p>

Upaya aktif membangun kesadaran melestarikan lingkungan dapat dimulai dari level pelajar. Dok. MSIG Indonesia

JAKARTA - Lingkungan adalah tempat di mana semua makhluk hidup tinggal, mencari, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan terhadap kelestarian lingkungan semakin nyata, terutama dengan penurunan signifikan populasi satwa liar.

Menurut laporan terakhir dari WWF pada 2022, populasi satwa liar telah menurun rata-rata 69% sejak tahun 1970, dengan penurunan yang lebih besar pada populasi spesies air tawar yang menurun sebesar 83%. Ancaman terbesar terhadap keanekaragaman hayati ini termasuk hilangnya habitat, eksploitasi berlebihan, dan perubahan iklim.

Di Asia Tenggara, situasi ini telah memasuki tahapan yang sangat mengkhawatirkan. Populasi satwa liar di wilayah yang masih sangat berkembang ini terus mengalami penurunan yang signifikan.

Selain itu, hutan di Asia Tenggara terus menurun dengan laju sekitar 8.000 km persegi per tahun akibat konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman. Hilangnya habitat alami ini memperburuk kondisi keanekaragaman hayati dan mempercepat penurunan populasi satwa liar.

Keadaan ini menunjukkan betapa pentingnya upaya pelestarian lingkungan, yang bisa dimulai dari kalangan pelajar. Salah satu inisiatif yang dilakukan oleh PT Asuransi MSIG Indonesia adalah melaksanakan rangkaian kegiatan Kelas Kreatif Keanekaragaman Hayati, atau Biodiversity Fun Class (BDFC) kepada 3 sekolah di Tangerang, Jakarta, dan Bogor.

"Kegiatan ini tentu mengedukasi anak-anak tentang pentingnya keanekaragaman hayati. Selain itu, juga menginspirasi mereka untuk menjadi pelindung bumi di masa depan," ujar Direktur MSIG Indonesia, Soichiro Tsuchida melalui keterangannya.

Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam program tersebut, anak-anak diajak menonton tayangan tentang pengenalan isu perubahan iklim, mengikuti kegiatan interaktif, dan story-telling tentang jenis-jenis sampah dan pemilahan sampah.

"Kami juga melakukan percobaan sains sederhana bertajuk 'Dampak Efek Gas Rumah Kaca' dan 'Dampak Gletser yang Mencair'. Di sini anak-anak belajar mengenai dampak perubahan iklim dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati," ucapnya.

Adapun edukasi yang diajarkan tersebut melibatkan 24 relawan yang mendapatkan pengetahuan mendalam tentang keanekaragaman hayati dan Climate Change Adaptation Advisor dari para ahlinya. Dengan berjalannya program tersebut, pihaknya meyakini bahwa generasi muda memiliki peran kunci sebagai agen perubahan dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik dan bermakna.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar