14 Desember 2024
15:50 WIB
Membaca Tren Dan Tantangan Sektor Perparkiran Di Masa Mendatang
Meningkatkanya jumlah kepemilikan kendaraan menghadirkan sejumlah tantangan tersendiri, utamanya soal keterbasan ruang parkir dan isu lingkungan. Teknologi punya peran untuk mengatasi hal tersebut.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi ruang parkir. Freepik
JAKARTA - Meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan menghadirkan tantangan tersendiri, salah satunya terkait keterbatasan ruang-ruang parkir. Belum lagi jika dikaitkan dengan tuntutan akan isu keberlanjutan.
Karenanya, transformasi sector perparkiran dengan mengadopsi teknologi AI diharapkan dapat menciptakan sebuah system yang modern dan ramah lingkungan.
Dalam acara bertajuk "Smart Parking Outlook 2025" beberapa waktu lalu, Director Centrepark Group, Charles R. Oentomo mengungkapkan, keterbatasan lahan parkir misalnya, bisa diminimalisir dengan efisiensi sistem parkir menggunakan teknologi. Contohnya Sistem Traffic Dispatching untuk membantu mengarahkan kendaraan dengan lebih cepat ke tempat parkir, sehingga mengurangi kemacetan dan waktu pencarian parkir.
Selain itu, teknologi wireless RFID (Radio Frequency Identification) yang sudah diterapkan CentrePark lewat layanannya bernama WUZZ, memungkinkan transaksi dilakukan tanpa perlu membuka jendela kendaraan, sehingga tidak memakan banyak waktu untuk transaksi.
Penggunaan teknologi dalam proses pencarian dan transaksi parkir ini diyakini dapat mengurangi potensi pencemaran lingkungan, setidaknya di area tempat parkir akibat emisi gas buang.
"Seperti di mal atau gedung, area parkir kan biasanya ada di basement. Sementara di basement umumnya ada tempat satpam, OB, bahkan ada kantin juga," terang Charles.
Tren Teknologi
Lebih lanjut dia memaparkan, teknologi cerdas seperti Face Recognition, dan Automated Visitor Management System (AVMS) akan menjadi pilar utama dalam menciptakan pengalaman parkir yang lebih personal dan efisien pada tahun 2025.
Teknologi ini dirancang untuk memperkuat hubungan dengan pengguna melalui program loyalitas berbasis data, serta memberikan wawasan strategis kepada pemilik gedung melalui solusi seperti People Counting dan AI Solutions for Malls.
Dengan AI misalnya, pemilik gedung mampu menganalisis pola penggunaan parkir, seperti waktu-waktu sibuk, jenis kendaraan yang sering parkir, dan durasi rata-rata parkir. Data ini membantu pemilik gedung memahami kebutuhan pengunjung, sehingga mereka dapat merencanakan kebijakan tarif dinamis, menambah fasilitas seperti stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik, atau meningkatkan layanan di jam-jam tertentu.
"Pada tahun 2025, kami melihat teknologi berbasis AI sebagai kunci untuk memaksimalkan efisiensi operasional sekaligus menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi pengguna dan pemilik gedung," kata Director Centrepark Group, Anton Darnando.
Memanfaatkan teknologi berbasis AI, diyakini bisa menjadi pondasi masa depan untuk menciptakan kota yang lebih aman, inklusif, dan berkelanjutan. Sistem seperti Face Recognition akan mendukung keamanan operasional, serta menjadi bagian integral dari transparansi dan pengelolaan yang lebih baik.
Bicara masa depan, Director PARKEE, Wilson Sumanang, meyakini jika penerapan teknologi seperti Traffic Dispatching System dan License Plate Recognition, dapat menjadi langkah awal menuju integrasi kendaraan otonom yang lebih luas.
Menurutnya, peluang ini tidak hanya menguntungkan dari sisi efisiensi operasional pemilik gedung area parkir, tetapi juga menjadikan Indonesia bagian dari revolusi global dalam mobilitas pintar.