c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Januari 2023

15:33 WIB

Memaknai Perjalanan Wisata Ala Backpacker

Sejatinya, backpacker bukan sekedar jalan-jalan hemat, tapi bagaimana mereka bisa lebih memahami diri, alam dan orang-orang yang mereka jumpai.

Penulis: Mahareta Iqbal

Editor: Satrio Wicaksono

Memaknai Perjalanan Wisata Ala Backpacker
Memaknai Perjalanan Wisata Ala Backpacker
Seorang pria membawa tas ransel punggung saat mendaki gunung sebagai ilustrasi backpacker. Shutterstock/everst

JAKARTA - Pernahkah kalian berpikir untuk menikmati perjalanan wisata ala backpacker? Pergi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan biaya murah, dan waktu perjalanan yang relatif panjang.

Ya, semua itu bukan hal mustahil untuk diwujudkan. Bahkan, fenomena perjalanan wisata ala backpacker di Indonesia mengalami perkembangan signifikan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.

Dilansir dari berbagai sumber, hal ini di ditandai dengan banyaknya kemunculan forum-forum backpacker di berbagai situs web. Perjalanan seperti ini dilakukan di dalam negeri ataupun luar negeri.

Forum-forum seperti inilah yang sekarang banyak diminati oleh orang-orang yang menyebut dirinya sebagai 'pecinta alam', 'penikmat keindahan', 'petualang' atau istilah-istilah lainnya.

Model menikmati perjalanan wisata yang satu ini merupakan style perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang memberatkan. Dengan kata lain, tidak perlu membawa koper seperti perjalanan wisata lainnya yang menyita waktu berhari-hari. Adapun barang bawaan hanya berupa tas yang digendong (backpack), pakaian secukupnya dan perlengkapan yang dianggap perlu.

Biasanya, mereka yang melakukan perjalanan seperti ini adalah kalangan berusia muda. Mereka tidak perlu tidur di hotel atau penginapan mewah lainnya, tetapi cukup di suatu tempat--bahkan ada yang tidur di sebuah tenda kecil--yang dapat dijadikan sebagai tempat beristirahat.

Perjalanan yang dilakukan pun dengan cara yang sederhana seperti, menumpang-numpang mobil untuk menyambung perjalanan. Terlihat melelahkan memang, tetapi bagi para backpacker sesungguhnya hal ini begitu menyenangkan. 

Dampak Backpacer

Disadari atau tidak, kehadiran para backpacker cukup banyak memberikan dampak, baik dampak positif maupun negatif terutama pada lingkungan.

Dampak positifnya antara lain adalah meningkatnya pembagunan dan perekonomian masyarakat di sekitar daerah wisata. Kemudian, menumbuhkan rasa nasionalisme, meningkatnya rasa hormat terhadap masyarakat lokal, membantu mempromosikan wisata yang belum banyak diketahui orang, dan terjadinya peningkatan hubungan antar pribadi dari berbagai daerah yang berbeda suku dan agama.

Hal tersebut dikarenakan para backpacker ini tidak sedikit pula yang melakukan aktivitas bersama-sama dengan orang lain, dari berbagai daerah dalam melakukan perjalanannya.

Sedangkan dampak negatif dari peningkatan jumlah 'pecinta jalan-jalan' ini juga cukup banyak, salah satunya ialah dampak pada kerusakan lingkungan terutama pantai dan gunung. Ikon dari suatu keindahan yang paling banyak dicari oleh backpacker adalah pantai dan gunung.

Para backpacker ini biasanya sangat senang mendaki gunung, mencari dan mendatangi tempat-tempat yang tersembunyi atau yang sering disebut hidden paradise. Tak jarang, mereka memproduksi sampah-sampah di area wisata yang tidak dipungut kembali. 

Biasanya, mereka yang seperti ini adalah backpacker berusia remaja yang terjangkit 'FOMO'. Tak ingin ketinggalan mengikuti tren perjalanan wisata ini tanpa mempelajarinya terlebih dahulu, dan melakukan perjalanan hanya untuk kebutuhan gaya-gayaan di media sosial (bukan pembuat konten). 

Jika ditilik dari sisi lain, program-program televisi bertema petualangan ke suatu destinasi wisata serta media-media yang mengangkat dan memberikan informasi mengenai keindahan suatu destinasi wisata, turut memberikan andil dalam penyebarluasan promosi mengenai pariwisata.

Akhirnya, hal inilah yang menjadi salah satu stimulus backpacker untuk melihat dengan mata kepala sendiri seindah dan seeksotis apa destinasi wisata tersebut. 

Tantangan dan Pembelajaran

Di samping itu, beradaptasi dan berkomunikasi dengan siapapun, menjadi suatu pengalaman para backpacker demi mendapatkan informasi-informasi mengenai destinasi yang ingin dikunjungi dalam melakukan perjalanan.

Hal ini memiliki tantangan dan sensasi tersendiri bagi seorang backpacker. Menjadikan setiap perjalanan wisata sebagai sebuah pembelajaran hidup yang mahal dari setiap peristiwa yang telah dialami. 

Perjalanan wisata juga tidak akan lepas dari wisatawan yang ada di dalamnya. Namun, bagaimana sebuah perjalanan wisata dimaknai oleh beberapa individu dalam masyarakat terkadang unik, bahkan dapat mengubah hidup seseorang. 

Pencarian jati diri, kepuasan hasrat, sarana untuk berinteraksi hingga memperoleh pekerjaan, dapat terjadi dalam diri seseorang karena perjalanan wisata. Seorang backpacker melakukan perjalanan yang relatif jauh dengan cara sederhana. 

Makna perjalanan seorang backpacker dalam melakukan perjalanan wisata, tak jauh dari hal demikian. Mereka berwisata sekaligus menghargai keindahan serta kekayaan alam dengan cara yang sedikit berbeda dari wisatawan konvensional pada umumnya.

Menjadi seorang backpacker sesungguhnya bukanlah sebatas gaya-gayaan 'estafet': menyambung satu perjalanan ke perjalanan lainnya. Melainkan, mencari persinggahan demi persinggahan dalam proses 'perjalanan' menemukan diri sendiri.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar