05 Februari 2025
18:34 WIB
Memahami Tantangan Generasi Sandwich Dan Strategi Bertahannya
Menghadapi tantangan sebagai bagian dari generasi sandwich memang tidak mudah, tetapi ada berbagai strategi yang dapat membantu dalam mengelola kehidupan dengan lebih baik.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi generasi sandwich. Shutterstock/Mamat Suryadi
JAKARTA - Di berbagai belahan dunia, jutaan orang menghadapi tantangan yang sama yakni merawat anak sambil bertanggung jawab atas kesejahteraan orang tua yang menua. Mereka dapat dikatakan sebagai bagian dari generasi sandwich atau kelompok individu terhimpit antara dua generasi yang membutuhkan perhatian penuh.
Fenomena ini semakin umum di tengah perubahan demografi global. Peningkatan harapan hidup dan menurunnya angka kelahiran artinya semakin banyak orang dewasa yang harus merawat orang tua berusia lanjut sementara mereka sendiri masih mengasuh anak-anak yang bergantung pada mereka.
Tekanan yang dihadapi kelompok ini bersifat emosional, fisik, dan finansial. Hal inilah yang menciptakan tantangan besar dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Melansir laman Verywell Mind, menjadi bagian dari generasi sandwich bukan hanya sekadar membagi waktu antara dua tanggung jawab besar.
Lebih dari itu, kondisi ini menghadirkan berbagai tantangan kompleks yang memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari tekanan finansial, kesejahteraan emosional, hingga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Strategi Bertahan bagi Generasi Sandwich
Menghadapi tantangan sebagai bagian dari generasi sandwich memang tidak mudah, tetapi ada berbagai strategi yang dapat membantu dalam mengelola kehidupan dengan lebih baik. Hal utama yang perlu dilakukan adalah mengelola waktu secara efektif.
Membuat jadwal yang realistis dan memprioritaskan tugas dapat membantu mengurangi stres. Menggunakan aplikasi pengingat, kalender digital, atau bahkan membentuk sistem rotasi dengan anggota keluarga lain bisa menjadi solusi agar setiap kebutuhan tetap terpenuhi tanpa merasa kewalahan.
Selain itu, memanfaatkan sumber daya dan dukungan yang ada juga sangat penting. Banyak negara dan komunitas menyediakan layanan pendukung seperti fasilitas perawatan lansia, layanan penitipan anak, atau kelompok dukungan yang dapat memberikan bantuan emosional maupun praktis.
Mengetahui dan menggunakan opsi-opsi tersebut dapat meringankan beban yang dihadapi sehari-hari. Namun, meskipun berbagai fasilitas tersedia, sering kali beban utama tetap jatuh pada satu orang dalam keluarga.
Oleh karena itu, komunikasi yang baik dan pembagian tanggung jawab menjadi kunci agar tekanan tidak hanya tertumpu pada satu individu. Mendiskusikan tugas dengan pasangan, saudara kandung, atau bahkan teman dekat dapat membantu menciptakan keseimbangan.
Jika memungkinkan, mencari bantuan dari tenaga profesional seperti perawat atau pengasuh juga bisa menjadi solusi yang efektif. Di tengah kesibukan mengurus dua generasi, menjaga kesehatan fisik dan mental juga tidak boleh diabaikan.
Meski sulit menyisihkan waktu untuk diri sendiri, menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan tidur cukup sangat penting untuk menjaga energi serta keseimbangan emosional. Selain itu, meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti membaca, berjalan santai, atau berbincang dengan teman bisa menjadi cara untuk mengurangi stres.
Pada akhirnya, menerima ketidaksempurnaan dan menurunkan ekspektasi terhadap diri sendiri adalah langkah penting agar tidak terus-menerus terbebani. Tidak ada yang bisa dilakukan dengan sempurna dan memahami bahwa ada keterbatasan dalam apa yang bisa dicapai adalah bagian dari menjaga kesejahteraan.
Belajar untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri dan menyadari bahwa melakukan yang terbaik sudah cukup, menjadi kunci utama untuk bertahan di tengah berbagai tuntutan sebagai generasi sandwich.