c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Januari 2023

10:25 WIB

Memahami Mengapa Film “Superman” Jadi Proyek Krusial DC

Superman baru saat ini masih dalam tahap pengembangan awal. Belum jelas apakah semesta Superman akan di-reboot sepenuhnya, atau masih akan menyisakan latar dari film yang sudah ada.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

Memahami Mengapa Film “Superman” Jadi Proyek Krusial DC
Memahami Mengapa Film “Superman” Jadi Proyek Krusial DC
Henry Cavill sebagai Superman. Dok. DC

JAKARTA - Pemimpin kreatif baru DC Studios, James Gunn, akan membuat film “Superman” baru. Proyek reboot ini menjadi salah satu yang menarik perhatian besar dari para penggemar, sekaligus menjadi film penting bagi pembentukan semesta DC masa depan.

Belum banyak tersedia informasi terkait akan seperti apa film “Superman” di bawah arahan langsung James Gunn itu nantinya. Namun, yang jelas, penggemar akhir-akhir ini telah cukup dibuat ribut dengan sepenggal informasi dari studio, bahwa Henry Cavill, aktor yang paling ikonik sebagai pemeran Superman, tidak akan tampil di film terbaru tersebut.

Keputusan Gunn, dan juga rekan produsernya Peter Safran untuk tidak membawa Henry Cavill di film terbaru, membuat banyak penggemar kecewa. Bagaimanapun, Cavill sudah terlalu melekat dengan karakter sang superhero, dan ada basis penggemar yang kuat terhadap sosok tersebut.

Namun, Gunn punya alasan yang jauh lebih baik dari sekadar minat pada sosok ikonik. Ada kebutuhan cerita yang berbeda, sehingga juga membutuhkan pemain yang berbeda di film terbaru nanti.

Melansir The Direct, Gunn dalam sebuah laporan memberi gambaran bahwa film “Superman” baru akan berfokus pada Clark Kent alias Superman muda yang bekerja di The Daily Planet di Metropolis.

Gunn belum memilih siapa yang akan memerankan karakter Superman muda. Tapi terlepas itu, pemilihan pemain yang tepat akan menjadi kunci, mengingat film-film superhero sukses, selalu terikat erat dengan sosok pemerannya, seperti Robert Downey Jr. yang identik dengan Iron Man, hingga Chris Evans sebagai Captain America-nya Marvel.

Sejauh yang diumumkan pihak studio, “Superman” baru saat ini masih dalam tahap pengembangan awal. Belum jelas apakah semesta Superman akan di-reboot sepenuhnya, atau masih akan menyisakan latar dari film yang sudah ada.

Tapi yang jelas, hasil dari "Superman" baru itu nanti akan menjadi pertaruhan penting bagi Gunn dan Safran, duo pemimpin baru DC Studios. Pasalnya, Superman adalah salah satu pahlawan paling ikonik di dunia dan film yang akan datang, memiliki beban lebih untuk sukses baik secara kritis maupun komersial.

‘Tuntutan’ besar pada film “Superman” baru juga dipengaruhi iklim persaingan kreatif DC dan Marvel yang telah punya "Avengers" sebagai sebuah dunia yang kokoh, yang didukung sejumlah film solo untuk masing-masing karakter pahlawan super.

Sementara semesta DC sejauh ini masih belum membentuk dunia yang solid. “Man of Steel”, film tahun 2013 yang menjadi awal perjalanan Superman di proyek pengembangan semesta DC atau DCUE, tak dilanjutkan dengan elaborasi karakter-karakter lainnya.

Superman langsung dibawa menyeberang ke semesta lainnya, untuk dipertemukan dengan Batman dalam “Batman v. Superman: Dawn of Justice”, atau berperang dalam formasi tim  bersama Wonder Woman hingga Aquaman di “Justice League”.

Masa Depan Semesta DC
Di luar waralaba Batman, DC hingga kini tampaknya terus menjadi perusahaan film pahlawan super dari buku komik ‘kelas dua’. Dari 10 film buku komik terlaris sepanjang masa, menurut laporan The Direct, hanya “Aquaman” tahun 2018 yang masuk dalam daftar tersebut, sementara sembilan lainnya diisi oleh produksi Marvel Studios.

Karena itulah, reboot Superman yang akan datang akan menjadi awal dari upaya untuk mengubah posisi itu dan membentuk kembali semesta DCU. Gunn dalam hal ini perlu turun langsung untuk menulis, memproduksi, dan mengarahkan film Superman yang sangat kuat dan disukai penonton.

Di sisi lain, DC juga tidak memiliki penggemar seluas Marvel. Karena itu, hasil yang biasa-biasa saja bagi sebuah film, bukanlah sesuatu yang diharapkan untuk kemajuan DC. Di sini, “Superman” telah sejak awal dipilih sebagai film kunci untuk masa depan DCU.

Dipilihnya Gunn sebagai pemimpin baru DC Studios pun, terkait langsung dengan rencana proyek film ini. CEO Warner Bros Discovery David Zaslav sebelumnya telah menyebutkan bahwa studio tergoda oleh ekspektasi tentang Superman di tangan seorang James Gunn.

Eksplorasi Cerita, Hingga Masalah Minat Penggemar
Tantangan untuk mengembangkan Superman agaknya cukup besar bagi Gunn. Tak seperti Batman dan Spider-Man yang memiliki dasar cerita yang lebih menarik dan didukung dengan sederet villain yang juga sangat menarik,

Pada akar karakternya, Kal-El (kelak menjadi Clark Kent alias Superman) adalah alien yang menyamar sebagai manusia. Tidak mudah untuk menghadirkan pengembangan cerita yang menarik bagi karakter seperti itu.

Tapi Gunn memilih fokus yang agak membebaskan, dengan perhatian utama pada sosok Clark Kent muda. Artinya, ia menempatkan “Man of Steel” (2013) sebagai asal dunia Superman, bukan semesta komik atau film-film sebelum itu.

Formula itu mirip dengan yang dilakukan pada film superhero baru-baru ini, seperti “Spider-Man: Homecoming” (2017) Marvel atau "The Batman" (2022) dari DC. Film-film itu menjadi film pertama dalam waralaba baru, tetapi asal-usulnya hanya diasumsikan atau diperlihatkan secara singkat

Selain itu, “Superman” baru juga akan menjadi transisi yang menantang jika mengingat banyak penggemar menyukai penampilan karakter Cavill. Karena itu, Gunn perlu menghadirkan ‘celana dalam merah delima’ yang lebih mempesona untuk menyalakan kembali kecintaan banyak penggemar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar