c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 Juli 2024

10:21 WIB

Memahami Efektivitas Model Terapi Intensif (IMOT) Untuk Anak Disabilitas

Terapi ini memanfaatkan prinsip-prinsip neuroplastisitas dan pembelajaran motorik dengan melakukan pengulangan berkali-kali terhadap latihan-latihan baru dalam kerangka waktu yang singkat.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Memahami Efektivitas Model Terapi Intensif (IMOT) Untuk Anak Disabilitas</p>
<p>Memahami Efektivitas Model Terapi Intensif (IMOT) Untuk Anak Disabilitas</p>

Anak-anak berkebutuhan khusus menjalani model terapi intensif. Dok. WINGS Therapy Center

JAKARTA - Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, terdapat 22,97 juta jiwa atau 8,5% penduduk Indonesia yang merupakan penyandang disabilitas. Maka dari itu, terapi yang inovatif dibutuhkan untuk merehabilitasi penyandang disabilitas.

Salah satu model terapi yang efektif adalah Model Terapi Intensif (IMOT). Kerangka kerja IMOT dikembangkan pada 1994 oleh Pusat Rehabilitas Euromed Polandia dan telah menunjukkan keampuhan yang luar biasa dalam berbagai bentuk terapi fisik dan okupasi, terutama Suit Therapy.

Terapi ini memanfaatkan prinsip-prinsip neuroplastisitas dan pembelajaran motorik dengan melakukan pengulangan berkali-kali terhadap latihan-latihan baru dan menantang dalam kerangka waktu yang singkat.

Model perawatan yang satu ini semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena terbukti memberikan manfaat dan hasil yang luar biasa yang diakui oleh pasien, terapis, dan dokter.

Mirip dengan bootcamp, IMOT dilakukan bersama dengan pasien selama periode tiga minggu hingga tiga bulan. Pasien umumnya akan menjalani terapi lima hari seminggu dengan durasi satu sampai empat jam setiap hari, tergantung pada usia, kondisi, dan tingkat kemampuan anak.

Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang biasanya hanya melibatkan satu atau dua sesi dalam seminggu. Pasalnya, kerangka kerja IMOT menekankan pada tiga pilar, yakni intensitas, frekuensi, dan durasi.

Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa terapi intensif selama tiga minggu lebih efektif dibandingkan dengan terapi tradisional selama satu tahun penuh untuk bayi, anak-anak, dan remaja berkebutuhan khusus. 

Selain itu, hal lain yang penting untuk keberhasilan IMOT adalah keahlian, pengetahuan, dan pelatihan para terapis.

"Kami memahami bahwa pendekatan satu untuk semua tidak akan berhasil. Itulah mengapa kami berkomitmen untuk terus memperluas pengetahuan dan keahlian kami. Dalam model IMOT, kami telah memperkenalkan berbagai solusi inovatif untuk mendukung anak-anak dan remaja," kata pendiri WINGS Therapy Center Julia Justin dalam keterangannya.

Didirikan pada tahun 2017, pusat terapi ini telah berhasil merehabilitasi lebih dari 6.000 orang berkebutuhan khusus mencapai tingkat keberhasilan luar biasa sebesar 70% melalui model terapi intensif yang inovatif dan unik, seperti Intervensi Gerakan Dinamis, Terapi Jasmani, Kebugaran untuk Autisme, dan TREXO.

Program yang diterapkan kepada pasien adalah program yang telah disesuaikan setelah konsultasi mendalam dan penilaian terhadap diagnosis anak, riwayat medis, dan kemampuan saat ini. Program pun akan berkembang seiring dengan kemajuan anak atau remaja.

"IMOT benar-benar pengubah hidup untuk rehabilitas populasi berkebutuhan khusus. Anak-anak dari segala usia, mulai dari usia empat bulan hingga dewasa muda dapat mengambil manfaat dari program terapi intensif ini yang memanfaatkan berbagai prosedur seperti Neurosuit, Unit Terapi Multifungsi, Program Olahraga Adaptif, dan lain-lain, sehingga berpotensi mengubah kehidupan anak-anak," tutup Julia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar