18 April 2024
13:56 WIB
Meluruskan Mitos-Mitos Yang Berkaitan Dengan Paru-Paru Basah
Masyarakat masih mempercayai beberapa mitos yang sejak dulu dikaitkan sebagai penyebab paru-paru basah. Dokter paru pun ambil suara.
Editor: Rendi Widodo
Ilustrasi anatomi paru-paru. Unsplash
JAKARTA - Beberapa mitos seputar paru-paru basah masih banyak dipercaya masyarakat, termasuk salah satu yang paling populer adalah soal kebiasaan tidur di lantai dan menggunakan kipas angin menghadap badan dengan paru-paru basah.
Menurut Dokter spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular dari RSUP Fatmawati Jakarta Ermono Superaya, paru-paru basah bisa terjadi karena adanya infeksi pada paru-paru atau penyakit jantung yang menyebabkan adanya air di paru-paru, bukan semata karena sering tidur di lantai.
"Jadi, tidur di lantai tidak menyebabkan paru-paru basah. Jadi, yang dicek jantung dan paru, tidur di lantai enggak ada masalah sebenarnya," katanya di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan bahwa penggunaan kipas angin yang menghadap langsung ke badan semalaman semasa tidur juga bukan penyebab paru-paru basah.
Infeksi yang dapat menyebabkan paru-paru basah, menurut dia, dapat terjadi jika kipas angin yang dipakai kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan.
Ia mengatakan, debu akan terus terhirup dan masuk ke paru-paru selama kurang lebih delapan jam tidur dengan kipas angin kotor, akhirnya kondisi demikian bisa menyebabkan infeksi pada paru-paru, bukan karena anginnya.
"Jadinya, paru-paru basah karena debunya mengendap di paru, di dalam tubuh sel darah putih akan melawan, jadinya infeksi meradang," katanya.
Ermono juga menjelaskan bahwa penyakit jantung atau infeksi bisa menyebabkan paru-paru terendam air terus menerus.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi pada paru-paru, ia melanjutkan, pasien harus rutin periksa dan menjalani pengeluaran cairan guna memastikan tidak ada tumor atau kanker pada paru-parunya.
"Kalau ada infeksi paru, kontrol ke dokter sampai dokter bilang enggak ada apa-apa. Setelah itu, bisa kontrol setahun sekali dan minum obat. Jangan dianggap remeh, dan bosan bolak balik ke dokter," katanya.
Dia menyarankan pemeriksaan jantung dan paru-paru untuk mendeteksi kemungkinan mengalami paru-paru basah atau infeksi lainnya.
Selain itu, dia menyampaikan pentingnya berolahraga, memakai masker, serta menghindari paparan debu dan asap guna menghindari penyakit paru-paru.