08 Juli 2022
19:39 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Bahasa daerah adalah salah satu aset kebudayaan yang tak terkira nilainya. Oleh karena itu, ratusan bahasa daerah di nusantara perlu dirawat dan terus dilestarikan oleh generasi hari ini, di tengah gelombang yang kian mengancam bahasa daerah di seluruh dunia.
Pemerintah melalui Badan Bahasa sejauh ini telah mendorong praktik-praktik pelestarian bersamaan dengan program revitalisasi bahasa daerah yang digulirkan bagi bahasa-bahasa terancam punah, mulai dari wilayah Sumatera, Jawa hingga Papua.
Upaya pelestarian itu dilakukan lewat berbagai kegiatan, mulai dari pengayaan di lingkup institusi pendidikan hingga gelaran festival bahasa daerah atau bahasa ibu.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, E. Aminudin Aziz mengatakan, revitalisasi bahasa daerah perlu dilakukan dengan konsisten serta dengan strategi yang tepat untuk konteks masyarakat hari ini.
Menurutnya, kerja pelestarian ini harus melibatkan semua pihak terkait, mulai dari guru, komunitas hingga para maestro di bidang bahasa.
Aminudin membeberkan strategi yang harus ditempuh agar program revitalisasi ini berhasil. Pertama adalah revitalisasi dengan konsep kesemestaan, di mana bahasa daerah yang akan digarap melibatkan semua orang, baik itu dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru terkait.
Di samping juga pentingnya peran Dinas Pendidikan untuk memberikan penguatan agar program revitalisasi bahasa daerah ini berhasil.
Strategi selanjutnya yaitu revitalisasi dengan memberi ruang kreativitas untuk para generasi muda. Mereka diberikan peluang kreatif dalam pengembangan minatnya di bidang bahasa. Kemudian perlunya program revitalisasi yang dinamis agar siswa bersikap adaptif dalam menjalankan proses pembelajaran sesuai minatnya tersebut.
Yang tak kalah penting, yaitu kerja revitalisasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk maestro dan komunitas.
Aminudin dalam hal ini mengingatkan agar seluruh tokoh dan pemangku kebijakan dapat berkolaborasi dengan baik dalam penerapan praktik revitalisasi bahasa daerah.
“Perlu campur tangan para pakar/maestro dalam menjalankan konsep revitalisasi bahasa daerah ini supaya benar dan hasilnya maksimal. Selain itu, kerja sama dengan instansi-instansi di daerah dalam hal perumusan kebijakan juga penting untuk menyukseskan program revitalisasi bahasa daerah,” ungkap Aminudin, dikutip dari siaran resmi Kemdikbudristek, Jumat (8/7).
Sebagai bagian dari upaya menjalankan program revitalisasi bahasa daerah yang telah dicanangkan Kemdikbudristek. Badan Bahasa menggelar berbagai pelatihan bagi para tenaga pelaksana revitalisasi di berbagai daerah.
Seperti yang dilakukan bersama Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, berupa Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk tunas Bahasa Ibu Jenjang SD yang saat ini masih berlangsung.
Dalam kesempatan itu, Aminudin menyampaikan motivasi dan apresiasi atas pengabdian dan komitmen semua peserta pelatihan dalam mengimplementasikan program revitalisasi bahasa daerah.
“Saya berharap, kegiatan yang akan berlangsung sampai bulan Oktober mendatang ini bisa terlaksana dengan baik dan berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Aminudin juga menyoal terkait sekolah-sekolah yang ada di beberapa daerah di Indonesia masih belum memasukan bahasa daerah sebagai pelajaran muatan lokal (mulok) bagi peserta didiknya.
Padahal, medium ini penting sebagai implementasi program revitalisasi bahasa daerah di satuan pendidikan yang dinilai potensial menunjang kesuksesan pelestarian bahasa daerah itu sendiri.