15 Agustus 2022
19:22 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior pada 2022 menunjukkan bahwa frekuensi masturbasi berkaitan erat dengan kepuasan seksual seseorang.
Dalam studi tersebut, peneliti berusaha mengungkap dampak dari masturbasi yang merupakan salah satu aktivitas seks sering kali dilakukan oleh wanita dan pria. Namun, keduanya mempunyai pola yang berbeda.
Seperti pada wanita, masturbasi merupakan pelengkap. Sementara pada pria, masturbasi adalah kompensasi.
Penelitian itu dilakukan pada lebih dari 4.000 orang di Norwegia dengan rentang usia 18 hingga 89 tahun. Partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan seputar masturbasi dan kepuasan seksual mereka.
Hasilnya, 66% wanita dan 84% pria dilaporkan lakukan masturbasi setiap bulannya. Selain itu, kebanyakan partisipan wanita juga masturbasi sekitar dua sampai tiga kali per bulan.
Sementara itu, pada pria, mereka masturbasi dua sampai tiga kali per minggu. Dari sana, peneliti kemudian menemukan bahwa mereka yang sering melakukan masturbasi memiliki kepuasan seksual yang juga tinggi, yakni sekitar 33,1%, sedangkan pada mereka yang sedikit bermasturbasi dengan kepuasan seksual yang tinggi hanya sekitar 31,5%.
Kemudian, diikuti dengan masturbasi sering dan kepuasan seksual rendah sekitar 18,7% dan rendah masturbasi dan rendah kepuasan seksual 16,7%.
"Penelitian ini mendukung pola kompensasi pada pria karena menunjukkan kalau masturbasi dianggap tidak perlu kalau seseorang memiliki hubungan seks yang memuaskan dan sering dengan pasangan, berbeda dengan wanita yang masturbasi untuk pelengkap hubungan seks dengan pasangan mereka," kata peneliti dari University of Oslo Norwegia Nantje Fischer, dikutip dari Psypost.
Peneliti juga menemukan baik wanita dan pria yang menggunakan pornografi sebagai objek masturbasi mereka termasuk ke dalam kategori masturbasi sering dan memiliki kepuasan seksual yang tinggi.
Hanya saja pada partisipan pria, mereka yang menggunakan pornografi sebagai obyek masturbasi berkaitan dengan ketidakpuasan secara seksual.
Meski peneliti ingin mempromosikan masturbasi sebagai salah satu aktivitas seks aman alternatif tanpa risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan infeksi menular seksual, masturbasi tetap tidak bisa digantikan dengan hubungan seksual dengan pasangan.
Penelitian ini pun memiliki sejumlah keterbatasan, salah satunya adalah validitas pengukur kepuasan seksual partisipan.