08 Juli 2022
13:56 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Masyarakat Indonesia di berbagai daerah selalu punya banyak cara untuk merayakan hari-hari besar. Termasuk dalam perayaan hari-hari besar Islam.
Misalnya, saat Iduladha, masyarakat di berbagai daerah merayakannya dengan beragam “festival”, terutama yang berkaitan dengan daging, bahan pangan atau kuliner secara umum.
Salah satu tradisi yang unik ada di Pasuruan, Jawa Timur. Di Desa Watestani Kecamatan Nguling, Pasuruan, ada “manten sapi”, suatu festival rakyat berupa arak-arakan sapi yang dihias sedemikian rupa jelang disembelih sebagai hewan kurban.
Manten artinya pengantin. Ya, layaknya seorang pengantin, begitulah sapi-sapi kurban di Pasuruan dihias jelang disembelih saat Iduladha. Tradisi ini biasanya digelar sehari sebelum Iduladha.
Kala jadi pengantin, sapi biasanya dimandikan terlebih dahulu dengan air kembang. Lalu sapi-sapi dikalungkan dengan bunga tujuh rupa, kemudian tubuhnya dibalut dengan kain putih, sorban hingga sajadah.
Setelah didandani hingga tampan dan cantik, maka semua sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban yang akan menyembelih pada keesokan harinya.
Melansir laman pasuruankab.go.id, Manten Sapi adalah bagian dari syiar agama, terutama untuk mengingatkan masyarakat untuk berkurban baik sapi, kambing, domba maupun unta.
Di Desa Watestani sendiri, masyarakat banyak yang memelihara sapi, dan sepanjang tahun, selalu ada yang menyembelih sapinya dan membagikan dagingnya kepada masyarakat sekitar. Karena itu, spirit berkurban dan berbagi ini telah mengakar dalam masyarakat, tak hanya terjadi pada momen Iduladha saja.
Ritual arak-arakan pengantin sapi ini biasanya menjadi tontonan menarik bagi masyarakat. Setiap tahunnya, masyarakat selalu beramai-ramai memenuhi jalanan untuk menyaksikan arak-arakan tersebut. Biasanya, para ibu juga ikut meramaikan arak-arakan dengan membawa peralatan rumah tangga serta bumbu untuk persiapan menyembelih dan memasak.
Selain memuat semangat syiar agama, tradisi manten sapi juga menjadi medium silaturahmi bagi masyarakat sekitar. Arak-arakan sapi menjadi perhatian bersama, mempertemukan semua warga desa hingga terlibat bersama-sama dalam menyukseskan prosesi tersebut.
Kebersamaan warga itu terutama muncul saat setelah penyembelihan, di mana daging dibagikan kepada yang berhak. Kemudian, akan ada sebagian warga yang akan menggelar aksi masak bersama, mengolah daging korban beramai-ramai, serta menyantapnya dengan penuh kegembiraan.
Tradisi manten sapi saat ini telah menjadi semacam festival tahunan di Desa Watestani Kecamatan Nguling, Pasuruan. Setiap tahunnya, warga beramai-ramai antusias melaksanakan tradisi ini sebagai momentum kebersamaan menyambut Iduladha yang suci.