28 Agustus 2025
20:22 WIB
Manfaat Membaca Buku Di Tengah Candu Medsos
Aktivitas membaca buku fisik punya manfaat sebagai sebuah terapi kejiwaan. Hal ini sebenarnya baik untuk diterapkan di tengah semakin banyak orang yang kecanduan media sosial.
Warga membaca buku koleksi mobil perpustakaan keliling secara gratis di Jl Doho, Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (13/10/2024). Sumber: AntaraFoto/Prasetia Fauzani
JAKARTA - Media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan banyak orang. Segala informasi dapat didapat dengan mudah hanya sekadar scrolling berbagai platform medsos, sayangnya kondisi ini bisa menyebabkan kecanduan.
Di tengah fakta ini, penting bagi masyarakat untuk menyisihkan waktu membaca buku. Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dr. Jiemy Ardian menjelaskan, aktivitas membaca merupakan salah satu bentuk terapi kejiwaan yang disebut biblioterapi.
Dirinya menekankan, membaca buku memiliki perbedaan dengan aktivitas membaca di media sosial.
"Membaca buku, apalagi buku fisik, melatih otak untuk fokus dan berpikir secara mendalam, sementara di medsos memberikan stimulasi instan untuk segera menggulir (scrolling) yang justru membuat otak menjadi "malas" dan mudah terdistraksi dalam bacaan," kata Jiemy, dikutip dari Antara, Kamis (28/8).
Menurut dia, fenomena itu bisa disebabkan oleh desain konten vertikal di media sosial yang sangat cepat dan adiktif. Pengguna media sosial menjadi terbiasa dengan konten yang langsung to the point.
Kalau dalam dua detik tidak menarik, konten bisa langsung diganti. Artinya batas konsentrasi terhadap bacaan (attention span) semakin menipis karena pergeseran kebiasaan membaca.
Akibatnya, orang menjadi lebih tidak sabar saat membaca, karena otak telah dilatih untuk konsumsi konten bacaan yang instan.
Namun membaca buku melatih imajinasi pembaca, sebuah aspek yang kurang terpenuhi dalam konsumsi konten visual yang sudah jadi dalam aktivitas scrolling media sosial.
Di tengah dominasi media sosial, meluangkan waktu untuk membaca buku bukan hanya sekadar hobi, melainkan investasi krusial untuk menjaga kesehatan mental dan kognitif.
Membaca buku dapat menjadi penyeimbang yang vital agar pembaca tidak menjadi individu yang reaktif, tidak sabar, dan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara mendalam.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga mengatakan bahwa bahan bacaan tidak harus selalu yang berat-berat.
"Saya percaya itu dan saya bicara pada konteks yang sangat luas," ungkapnya.