14 Mei 2022
14:24 WIB
Penulis: Tristania Dyah Astuti
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Hari Raya Waisak memperingati tiga peristiwa penting, yakni kelahiran, pencerahan, dan kematian sang Budha Siddharta Gautama. Peringatan ini juga disebut dengan Trisuci Waisak.
Kelahiran Siddharta dianggap sebuah awal peristiwa penting dan momen istimewa, karena diyakini saat itu dewa dewi turut serta menyaksikan kelahiran tersebut. Dikutip dari berbagai sumber, diceritakan saat lahir, Sidharta Gautama langsung dapat tegap berdiri, setiap jalan yang dilaluinya ditumbuhi bunga yang bermekaran dan harum semerbak.
Sejak kecil Siddharta memiliki kehidupan yang jauh dari kata sulit, karena ia merupakan anak dari Raja bernama Siddhodana yang berasal dari suku Sakya. Siddharta mengenyam pendidikan yang layak, hal ini membuatnya tumbuh menjadi anak yang ceria dan cerdas.
Baca juga: Mengenal Ritual Thudong Yang Dilakukan Para Biksu Menyambut Waisak
Semakin dewasa ia dihampiri rasa iba dan keperihatian atas keadaan yang menjadikan seseorang tua renta, sakit dan mati. Rasa keprihatinan ini menghantarkannya ke ritual pertapaan yang sarat akan makna spiritual.
Bertahun-tahun menjalani pertapaan, pada umur 35 tahun Siddharta mendapatkan pencerhana bahwa berbagai penderitaan itu merupakan sebuah karma atau sebab akibat dari perilaku dan tindakan di masa lampau.
Pencerahan ini kemudian disebarkan sebagai bentuk ajaran Budha yang menanamkan kebajikan. Hingga akhir hayatnya, Budha Gautama tak gigih menyebarkan ajaran dan kebaikan. Ia meninggal pada usia 80 tahun di Kusinara, yang kini disebut sebagai Kushinagar, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India.
Baca juga: Ashin Jinarakkhita, Pelopor Kebangkitan Buddha di Nusantara
Di Indonesia Perayaan Waisak dilakukan secara tradisional berpusat di Candi Borobudur di Jawa Tengah. Dalam perayaan itu terdapat ritual Pindapatta yang menjadi kesempatan bagi umat Budha untuk berbuat kebajikan. Penganut Budha pada kesempatan ini biasanya memberi dana atau makanan kepada para biksu atau biksuni.
Ritual lainnya yang juga selalu dilakukan di Indonesia adalah Pradaksina. Pradaksina merupakan prosesi memutari bangunan candi sebanyak tiga kali searah jarum jam. Ritual ini dilakukan di dua tempat, Candi Borobudur dan Candi Mendut yang sama-sama berlokasi di Kabupaten Magelang.
Berbagai ritual pada Hari Raya Trisuci Waisak yang digelar menyimpan harapan akan penyucian diri dan penyempurnaan ibadah, agar setelahnya semakin memiliki niat dan keinginan untuk terus berbuat kebajikan.