21 Mei 2024
14:07 WIB
Makna Di Balik Festival Lampion Waisak
Tak hanya memberikan keindahan secara visual, Festival Lampion Waisak ternyata punya makna yang mendalam, sebagai simbol harapan yang universal bagi umat di dunia.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Sejumlah warga menerbangkan lampion harapan pada rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2566 BE/2022 di pelataran candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin
JAKARTA - Pada peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak, salah satu perayaan yang identik adalah pelepasan lampion atau dikenal sebagai festival lampion Waisak. Kegiatan itu dianggap sakral bagi umat Buddha dan menjadi pusat perayaan Waisak yang megah setiap tahunnya.
Acara pelepasan lampion biasanya diadakan di Candi Borobudur, Jawa Tengah, dan biasanya dihadiri oleh para biksu serta masyarakat. Pemandangan lampion yang melayang di langit malam menciptakan pesona memukau bagi semua yang menyaksikannya.
Makna Festival Lampion Waisak
Di balik keindahan visualnya, acara ini juga menyimpan makna yang mendalam. Melansir laman Kementerian Agama (Kemenag), lampion dianggap sebagai pelita kehidupan umat manusia, menyiratkan harapan akan kerukunan dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
Pada malam hari, lampion yang dinyalakan menjadi simbol kesediaan umat Buddha untuk menyalakan cahaya perdamaian. Prosesi penyalaan lampion juga menjadi lambang aspirasi untuk memperoleh masa depan yang lebih baik.
Cahaya yang terpancar dari lampion tidak hanya menjadi tanda harapan akan perbaikan dunia, tetapi juga sebagai refleksi dari kedamaian batin yang dapat disebarkan kepada dunia, melalui pelepasan lampion. Dengan demikian, setiap lampion yang melayang di langit memancarkan pesan universal tentang perdamaian, harapan, dan kebahagiaan yang menjadi inti dari ajaran Buddha, serta aspirasi umat manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.
Rangkaian Kegiatan Festival Lampion Waisak
Kegiatan pelepasan lampion pada acara Festival Lampion Waisak dimulai dengan ritual meditasi, di mana para peserta diajak untuk menciptakan keadaan spiritual yang tenang guna menyalakan cahaya kedamaian dalam diri mereka masing-masing. Setelah itu, peserta diminta untuk menuliskan doa dan harapan mereka pada kartu yang disediakan oleh panitia, nantinya akan ditempelkan pada lampion yang telah dibagikan.
Kemudian, panitia memberikan aba-aba untuk memulai menyalakan lampion. Setelah peserta menyalakan sumbu, mereka menunggu sampai uap lampion penuh untuk siap dilepaskan.
Selanjutnya, panitia akan mengumumkan kapan lampion siap untuk diterbangkan bersama-sama. Saat lampion diterbangkan, mereka akan terus terbakar dan akhirnya hancur menjadi abu setelah habis terbakar.
Prosesi ini menjadi simbolisasi dari harapan dan doa yang dibawa oleh setiap lampion. Lalu, kemudian dilepaskan ke angkasa sebagai bentuk aspirasi untuk perdamaian dan kebahagiaan bagi semua.
Untuk tahun ini, Festival Pelepasan Lampion Waisak Nasional 2568 BE akan diselenggarakan pada Kamis 23 Mei 2024 di Lapangan Marga Utama Candi Agung Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Terdapat dua sesi yang tersedia yakni Pukul 19.00 - 21.00 WIB dan Pukul 21.30 - 22.30 WIB.