12 November 2021
10:20 WIB
Penulis: Dwi Herlambang
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Memiliki luas 1.070 kilometer persegi, Kota Banjarnegara, Jawa Tengah tidak hanya kaya dengan berbagai jenis wisata curug yang mempesona. Lebih dari itu, kota ini juga memiliki salah satu kuliner khas yang sangat terkenal, yaitu es cendol atau dawet ayu. Menu legendaris ini sangat mudah ditemui, mulai dari restoran, pinggir jalan, hingga pasar-pasar tradisional.
Setidaknya, ada beberapa versi di balik nama cendol atau dawet ayu ini. Kata "cendol" berasal dari kata "jendol" yang berarti gumpalan.
Sebagaimana diketahui, cendol adalah sebuah gumpalan-gumpalan kecil berwarna hijau yang terbuat dari tepung beras, yang disajikan dengan es serut, santan, daun pandan, dan gula merah. Bisa dipastikan, minuman ini akan sangat pas jika disantap pada saat cuaca sedang terik.
Selain itu, gagang centong yang biasanya digunakan untuk mengambil dawet ayu dari gentong terbuat dari pohon kanthil. Gagang ini menggambarkan sosok seorang putri pewayangan dari Jawa, yang dipercaya memiliki paras cantik layaknya Dewa Srikandi.
Baca juga: 7 Kuliner Indonesia Yang Layak Mendunia
Dikutip dari laman resmi Kabupaten Banjarnegara, ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso, mengatakan dawet Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”.
Pada tahun 1980-an, lagu ini dipopulerkan kembali oleh grup seni calung dan lawak Banyumas, Peang Penjol, yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 70-80-an. Sejak itu, kebanyakan orang di Karesidenan Banyumas mengenal dawet asal Banjarnegara dengan julukan dawet ayu.
Akan tetapi, berbicara soal dawet ayu, tentu tidak hanya selesai jika membahas tentang kesegaran dan rasanya yang bisa menggoyang lidah. Lebih dari itu, bagi masyarakat Jawa, minuman ini memiliki sejarah panjang dan kenangan tersendiri. Pasalnya, dawet ayu selalu hadir pada saat upacara adat, mulai dari pernikahan hingga sebuah pagelaran budaya.
Jika dicermati, pada saat upacara pernikahan, dawet ayu memiliki makna sebagai sumber rezeki bagi kedua mempelai. Prosesi tersebut dimulai ketika orang tua mempelai perempuan akan memecahkan sebuah kendi berisi air yang sudah didoakan. Pecahan kendi tersebut akan diambil oleh tetamu yang hadir dan dijadikan sebagai alat bayar membeli dawet.
Baca juga: Kreasi Es Doger Dan Es Cendol Dalam Frozen Yogurt
Makna yang terkandung dalam pembayaran menggunakan kreweng yang terbuat dari tanah liat ini, semua kembali kepada bumi. Manusia sejatinya dinafkahi dari bumi dan akan kembali lagi ke bumi. Selain itu, bentuk dawet yang menyerupai bulan melambangkan kebulatan tekad bagi kedua calon mempelai pada saat menjalani bahtera rumah tangga sepanjang hidupnya.
Kekhasan lain, tampak dari sisi penjualnya. Sosok yang melayani pembeli dan menerima uang pembayaran adalah kedua orang tua mempelai. Hal tersebut memiliki makna pelajaran yang sangat berharga, yaitu adanya kerja sama dalam mencari nafkah adalah tanggung jawab bersama. Kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah, sedangkan istri mempunyai tanggung jawab melayani.
Selain identik dengan kudapan pernikahan, dawet ayu juga identik dengan hidangan pada acara prosesi tujuh bulanan menjelang kelahiran seorang anak. Harapan yang tersembul dari hidangan dawet ini adalah agar bayi bisa lahir dengan mudah layaknya proses mencetak dawet.
Pun, bagi para sesepuh Jawa, dawet ayu dipandang sebagai simbol kehidupan yang sederhana. Mereka memfilosofikan komposisi yang ada di dalam satu gelas cendol sebagai proses kehidupan dimana ada keras, lembut, manis, asam, gurih, dan tawarnya kehidupan. Semuanya harus dilalui dengan perjuangan dan kesabaran oleh masyarakat.
Terakhir, dan yang biasanya tidak diperhatikan, gambar pewayangan Semar dan Gareng yang biasanya berada pada gerobak dawet ayu memiliki filosofi mareng.
Mareng ialah bahasa Jawa kuno yang biasanya dipakai oleh nenek moyang yang merujuk musim kemarau. Artinya, orang tua zaman dahulu meminta kepada Tuhan untuk selalu memberi cuaca panas agar dagangan dawet ayu ini bisa laku terjual.