c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

21 Juli 2025

21:00 WIB

Makan Telur Bantu Turunkan Risiko Alzheimer Dan Demensia

Mengonsumsi  telur lebih dari seminggu sekali dapat menurunkan risiko mengalami alzheimer dan demensia. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p id="isPasted">Makan Telur Bantu Turunkan Risiko Alzheimer Dan Demensia</p>
<p id="isPasted">Makan Telur Bantu Turunkan Risiko Alzheimer Dan Demensia</p>

seorang makan telur. Freepik

JAKARTA - Orang dewasa yang makan telur lebih dari seminggu sekali dapat menurunkan risiko mengalami alzheimer dan demensia. Ini dibuktikan melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition 2024 oleh peneliti dari Tufts University Amerika Serikat.

Alzheimer sendiri merupakan penyakit degeneratif yang terjadi akibat otak yang mengalami perburukan sehingga mengakibatkan kehancuran memori, ingatan, dan menurunkan kinerja berpikir dan berbicara seseorang. Pada tahun 2050, diperkirakan ada 4 juta orang yang akan hidup dengan demensia di Indonesia.

Angka ini meningkat lebih dari 300% dari perkiraan saat ini, yaitu sebesar 1,2 juta orang. Sementara demensia merupakan penyebab kematian ketujuh di dunia dan setiap tiga detik seseorang mengalami kondisi tersebut. Secara global diperkirakan ada lebih dari 55 juta orang yang hidup dengan kondisi tersebut dan hanya dalam jangka waktu lima tahun angka itu akan meningkat menjadi 78 juta orang.

Maka dari itu, para peneliti pun mencoba mencari cara untuk mengurangi risiko atau menunda terjadinya alzheimer dan demensia. Salah satunya melalu makanan karena nutrisi yang terdapat pada makanan diketahui bisa membantu kesehatan otak. Telur misalnya, memiliki beberapa gizi yang bagus untuk otak, seperti choline, asam lemak omega-3, dan lutein.

Menganalisa data dari 1.024 partisipan, partisipan dibagi dalam beberapa kelompok dari seberapa sering mereka mengonsumsi telur, baik kurang dari satu kali per bulan, satu sampai tiga kali per bulan, satu kali per minggu, dan dua atau lebih per minggu. Menggunakan model statistik, mereka membandingkan kemungkinan terjadinya alzheimer dan demensia di antara para grup.

Hasilnya, mereka yang makan telur setidaknya sekali per minggu memiliki diagnosa klinis alzheimer dibandingkan mereka yang mengonsumsi telur lebih sedikit. Saat dilakukan autopsi otak untuk mendukung studi klinis di antara partisipan yang telah meninggal, mereka yang mengonsumsi telur lebih dari satu per minggu tidak memiliki patologi otak yang mirip dengan penyakit alzheimer.

Para peneliti pun menemukan bahwa choline yang ada di otak berkontribusi besar pada temuan ini. Choline merupakan nutrisi yang dibutuhkan untuk memproduksi acetylcholine atau neurotransmitter yang berkaitan erat pada ingatan dan pembelajaran, serta berkontribusi pada pembentukan membran sel di otak.

"Hampir 40% hubungan antara konsumsi telur dan pengurangan risiko alzheimer disebabkan oleh asupan choline. Artinya, choline memiliki peran penting dalam melindungi kesehatan otak. Partisipan yang mengonsumsi otak lebih sering juga secara signifikan memiliki asupan choline yang lebih tinggi," tulis peneliti dilansir dari PsyPost.

Meski begitu, peneliti mengatakan bahwa penelitian ini bukan menjadi bukti telur bisa mencegah penyakit alzheimer. Studi ini masih memiliki sejumlah keterbatasan, semisal bersifat observasi, didominasi oleh wanita dengan latar belakang pendidikan tinggi, dan berusia di atas 80 tahun. Artinya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar