11 Agustus 2025
09:03 WIB
Maju Mundur Memilih Waktu Yang Tepat Untuk Operasi Presbiopia
Operasi presbiopia termasuk dalam kategori prosedur elektif. Artinya, tindakan ini bukan keadaan darurat yang harus dilakukan segera.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Petugas membantu pasien yang baru saja melaksanakan operasi mata katarak untuk masyarakat lanjut usi a di Rumah Sakit Mata Sumatera Selatan, Palembang, Rabu (7/4/2021). ANTARAFOTO/Feny Selly.
JAKARTA - Bagi banyak orang, presbiopia atau kondisi mata yang membuat sulit melihat dekat seiring bertambahnya usia sering kali menjadi tanda bahwa kacamata baca sudah menjadi teman sehari-hari. Namun, di era teknologi kedokteran mata yang semakin maju, ada pilihan lain yang mulai dilirik, yaitu operasi untuk mengoreksi presbiopia.
Meski terdengar menjanjikan, keputusan untuk menjalani operasi ini tidak bisa diambil begitu saja. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan, mulai dari kebutuhan visual sehari-hari hingga kondisi kesehatan mata secara keseluruhan.
Menurut Dokter Subspesialis Katarak, Lensa, dan Bedah Refraktif dari JEC Eye Hospitals and Clinics Nashrul Ihsan, operasi presbiopia termasuk dalam kategori prosedur elektif. Artinya, tindakan ini bukan keadaan darurat yang harus dilakukan segera.
"Prinsipnya tidak emergency, jadi sesuai kebutuhan pasien. Tugas kami adalah meyakinkan bahwa kalau memang dia masih aman atau tidak untuk beraktivitas, maka operasi bisa ditunda," ujar dr. Nashrul di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menerangkan, karena sifatnya elektif, pasien memiliki waktu untuk mempertimbangkan dengan matang. Dokter akan membantu menilai apakah aktivitas sehari-hari masih dapat dilakukan dengan bantuan kacamata atau lensa kontak atau justru kualitas hidup pasien sudah cukup terganggu, sehingga operasi menjadi pilihan yang lebih masuk akal.
Meski teknologi operasi presbiopia berkembang pesat, tidak semua orang bisa menjadi kandidat ideal. Salah satu hal yang sangat diperhatikan dokter adalah kondisi kesehatan mata secara menyeluruh.
"Untuk pasien diabetes atau glaukoma, kami harus hati-hati. Pada prosedur ini, jika sudah terjadi penurunan fungsi saraf mata, maka refleks penglihatan yang dibutuhkan tidak akan optimal. Akibatnya, prosedur ini tidak cocok untuk mereka," tuturnya.
Pasien dengan riwayat penyakit mata kronis memang memerlukan evaluasi lebih detail, termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan, kondisi retina, hingga kesehatan saraf optik.
Bagi mereka yang tidak memiliki kontraindikasi medis, keputusan kapan melakukan operasi sering bergantung pada kebutuhan pribadi. Ada pasien yang memilih menunda hingga benar-benar merasa terganggu, sementara ada pula yang ingin segera terbebas dari kacamata demi kenyamanan atau alasan pekerjaan.
"Memilih operasi presbiopia itu keputusan yang sangat personal. Perlunya penanganan yang tepat dan terpercaya, sehingga pasien dapat menimbang manfaat dan risikonya secara seimbang," jelasnya.