02 September 2025
15:43 WIB
Mahasiswa Unpad Gunakan Kemeyan Sebagai Bahan Terapi Fobia
Mahasiswa Unpad menciptakan platform terapi multisensori yang dinamai "Incensory". Platform ini memadukan pengalaman berbasis digital dengan kemampuan aroma terapi dari kemenyan
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Andesta Herli Wijaya
Incensory, platform terapi berbahan kemenyan yang diciptakan tim mahasiswa Unpad. Sumber foto: unpad.ac.id.
JAKARTA - Rasa takut berlebih hingga yang mengarah ke fobia bisa benar-benar mengganggu. Banyak laporan dan penelitian menyebutkan, rasa ketakutan tersebut bahkan bisa sampai mendorong orang yang mengalaminya melakukan perbuatan menyakiti diri sendiri, sampai kecenderungan melakukan bunuh diri.
Data dari American Psychiatric Association (2013) menunjukkan bahwa fobia spesifik bisa meningkatkan risiko gangguan serius, sampai menyebabkan kecenderungan bunuh diri hingga 60%. Perasaan takut hingga fobia ini ternyata cukup banyak dialami orang-orang, termasuk di Indonesia.
Sebuah studi terbaru berbasis survei dari mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) mencatat sekitar 81,1% responden mengalami gejala fobia yang mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Angka ini jelas menunjukkan perlu adanya upaya penyembuhan atau terapi.
Berangkat dari kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Padjadjaran menciptakan sebuah bentuk terapi fobia berbasis Virtual Reality (VR), yang menggabungkan kecanggihan teknologi dengan kearifan lokal. Inovasi ini memanfaatkan wewangian khas nusantara yaitu kemenyan sebagai salah satu bahan utama terapi.
Inovasi ini berorientasi pada penciptaan produk yang lebih ramah lingkungan, aman karena alami, dan mudah diakses masyarakat. Hasilnya berupa platform terapi multisensori yang dinamai "Incensory", yang menawarkan layanan terapi untuk membantu pengidap fobia menghadapi ketakutannya dalam lingkungan yang aman, terkendali sekaligus menenangkan.
Incensory hadir sebagai platform digital yang bisa diakses melalui QR code di kemasan produk parfum--bahan utama terapi lewat aroma. Platform ini berisi panduan pemakaian, tips menghadapi fobia, artikel seputar kesehatan mental, hingga voucher khusus untuk layanan tambahan.
Platform tersebut bisa diakses melalui smartphone, kemudian dihubungkan dengan Visual Immersive VR Phone. Sehingga penderita fobia bisa merasakan simulasi realistis sesuai pemicu fobia yang mereka alami. Mulai dari fobia ketinggian (akrofobia), ruang sempit (klaustrofobia) dan gelap (nictofobia).
Dalam penggunaanya, inovasi ini dipadukan dengan aroma therapeutic berbahan parfum kemenyan yang memberikan efek relaksasi alami, dengan fitur kontrol adaptif yang memungkinkan pengaturan intensitas terapi sesuai tingkat kenyamanan pengguna.
Baca juga: Unik, Pot Tanaman Ini Bisa Putar Musik Dan Diajak Mengobrol
Melansir keterangan di situs resmi Unpad, Kemenyan dipilih sebagai bahan utama parfum Incensory karena sudah sejak berabad-abad lalu digunakan dalam berbagai ritual budaya dan spiritual di Nusantara. Penelitian modern kini juga mengungkap bahwa kemenyan mengandung senyawa alami yang dapat membantu mengurangi stres dan memberikan efek menenangkan.
Penamaan varian parfum aroma therapeutic Incensory juga dibuat agar lebih lekat dengan budaya nusantara. Setiap varian Incensory diberi nama dari bahasa daerah yaitu Timbo (Batak, berarti tinggi), Jero (Sunda, berarti menjorok), dan Peteng (Jawa, berarti gelap).
Dengan kata lain, kombinasi teknologi modern dan kearifan lokal ini menjadikan Incensory bukan hanya terobosan di bidang kesehatan mental, tetapi juga produk dengan nilai budaya yang kuat. Para peneliti juga memperluas potensi pengolahan komoditas lokal ke depannya
Incensory disebut hadir tidak hanya sebagai dukungan nyata bagi kesehatan mental masyarakat, tetapi juga sebagai peluang pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.