c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

27 September 2024

15:07 WIB

Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Bantu Pemulihan Patah Tulang

Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan weight bearing (penumpuan beban) dan range of motion (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Bantu Pemulihan Patah Tulang</p>
<p>Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Bantu Pemulihan Patah Tulang</p>

Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menciptakan sandal berbasis loadcell-accelerometer. dok. UGM

YOGYAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan sandal berbasis loadcell-accelerometer, untuk membantu proses pemulihan pasien patah tulang ekstremitas bawah. 

Ketua Tim Mahasiswa UGM, Maya Aida, dalam keterangan di Yogyakarta, Jumat (27/9) mengatakan, inovasi itu untuk mengatasi kesulitan monitoring ketercapaian latihan beban atau weight bearing (WB) yang kerap dialami dokter ortopedi dan pasien patah tulang.

"Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan weight bearing (penumpuan beban) dan range of motion (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan," ujarnya seperti dilansir Antara. 

Ia menjelaskan terciptanya sandal berbasis loadcell-accelerometer berawal dari keluh kesah salah satu pasien patah tulang (fraktur) ekstremitas bawah di RSUP Sardjito Yogyakarta. Ia juga dikenal sebagai seorang praktisi HRD UMKM yang pernah berbagi ilmu kewirausahaan di UGM.

"Kami kemudian lantas mengangkat permasalahan ini dalam penelitian sebagai bagian dari program kreativitas," kata mahasiswa Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM tersebut.

Ia menjelaskan sandal terapi yang diciptakan itu dilengkapi dengan sensor loadcell dan accelerometer yang dapat mengukur serta memberikan umpan balik secara seketika kepada pengguna, mengenai distribusi beban dan langkah yang benar pada kaki yang fraktur.

Sandal ini terintegrasi dengan telepon pintar sebagai komunikasi perangkat lunak, untuk pengaturan saran persentase beban dari dokter ortopedi dan pencatatan serta monitoring latihan beban yang dilakukan pasien.

"Sandal terapi ini dapat memudahkan dokter ortopedi dan pasien dalam memantau ketercapaian latihan beban yang telah dilakukan, yang secara umum dimulai minggu keempat pasca-operasi patah tulang ekstremitas bawah sampai waktu-waktu berikutnya secara bertahap pasien dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu," bebernya.

Pengajuan Paten
Mahasiswa lainnya, Nathasya Angelliya mengatakan, purwarupa sandal terapi tersebut saat ini tengah dalam proses pengajuan paten. Hal ini untuk melindungi karya dan mendorong penggunaan lebih luas di dunia medis.

Dia berharap, kreativitas sandal untuk pasien fraktur kaki ini dapat mendukung peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. "Penggunaan teknologi sensor load cell dan accelerometer dalam kreativitas ini membuka peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dalam pengembangan iptek di bidang kesehatan," kata mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM itu.

Selain Maya Aida dan Nathasya, tim inovasi sandal terapi itu terdiri atas Aditya Kyran Santoso (Prodi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM), Ignatius Gerald Handono (Prodi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA), dan Bitta Nathaniela Purwoko (Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM).

Menurut Gerald Handono, keberhasilan inovasi ini tidak terlepas dari kerjasama dan dedikasi tim PKM-KC UGM dalam mengembangkan solusi inovatif yang memadukan teknologi dan kesehatan. Karena itu, timnya berharap sandal terapi ini dapat menjadi alat bantu yang andal bagi para pasien dalam menjalani terapi pasca fraktur ekstremitas bawah.

Dalam proses pengembangan, tim PKM-KC UGM merasa bersyukur karena mendapat bimbingan dari dokter ortopedi yaitu dr. Dananjaya Putramega, Sp. OT (K). Sebagai dosen pembimbing Dr Dananjaya dinilai sangat membantu memastikan, desain dan fungsi sandal ini sesuai dengan kebutuhan pasien.

“Adanya inovasi ini, diharapkan dapat membantu pasien fraktur ekstremitas bawah dalam memonitoring ketercapaian latihan beban dan langkah selama proses pemulihan. Sehingga pemulihan berlangsung dengan baik sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lebih cepat dan aman,” pungkas Gerald.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar