09 Agustus 2021
10:41 WIB
Penulis: Chatelia Noer Cholby
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Beberapa waktu belakangan ini, anosmia seringkali diperbincangkan karena dialami oleh orang-orang yang terpapar covid-19. Anosmia ini sendiri merupakan hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau.
Kehilangan indra penciuman ini adalah bagian dari gejala umum Covid-19. Untuk mengatasi anosmia, empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menemukan sebuah inovasi dengan memanfaatkan minyak atsiri.
Sebenarnya, sudah banyak riset terkait penggunaan minyak tersebut untuk terapi anosmia. Namun, sifat dari minyak atsiri yang kurang stabil, membuat Quinnike Aisy Maskuri, Intan Salsabila Putri, Sania Isma Yanti, dan Indira Prakoso memaksimalkan potensi minyak atsiri dari bunga sedap malam.
“Kami menggunakan minyak tersebut yang ditambahkan eucalyptol dengan metode nanoenkapsulasi untuk terapi anosmia,” tutur Quinnike Aisy Maskuri dikutip dari laman resmi UB, Senin (9/8).
Quinnike mengatakan, mekanisme bekerjanya adalah ketika minyak atsiri dihirup, sel reseptor olfaktori terstimulasi. Kemudian, meneruskan rangsangan ke pusat emosi pada otak, atau sistem limbik.
Selanjutnya, sistem limbik ini terhubung pada bagian otak yang berkaitan dengan memori, pernapasan dan sirkulasi darah, termasuk kelenjar endokrin yang mengatur hormon dalam tubuh. “Jadi, aroma minyak ini dapat langsung menstimulasi sistem tersebut,” imbuhnya.
Dengan adanya metode nanoenkapsulasi ini, bisa menjadikan minyak atsiri lebih efektif dan efisien dari segi biaya maupun ketahanannya. Hal ini karena metode tersebut bisa melindungi komponen aktif dari minyak atsiri dan mengatur pelepasan aromanya (slow release).
“Hasil nanoenkapsulasi minyak atsiri dari bunga sedap malam ini akan diaplikasikan dengan bentuk inhaler, sehingga dapat mempermudah dalam penggunaannya,” tuturnya.
Menurut penelitian, ada cara efektif untuk mengatasi anosmia dengan melakukan terapi olfaktori menggunakan minyak atsiri. Caranya dengan menghirup aroma menyengat secara berulang-ulang, setidaknya 2 kali sehari selama 3 bulan.
Tentunya, pengaplikasian minyak atsiri ke dalam inhaler ini sangatlah tepat. Para mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian itu berharap, metode nanoenkapsulasi minyak atsiri dari bunga sedap malam dapat menjadi solusi pada permasalahan anosmia di Indonesia.