c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

14 Maret 2025

18:58 WIB

Mahasiswa PCU Surabaya Olah Pepaya Jadi Wine Bernilai Ekonomis

Wine yang dihasilkan memiliki kadar alkohol sekitar 12%, setara dengan standar wine komersial. Selain itu, aroma yang dihasilkan lebih halus

<p>Mahasiswa PCU Surabaya Olah Pepaya Jadi <em>Wine</em> Bernilai Ekonomis</p>
<p>Mahasiswa PCU Surabaya Olah Pepaya Jadi <em>Wine</em> Bernilai Ekonomis</p>

Dua mahasiswa PCU Davin Varian Ikwanto Koean (kiri) dan Cleary Budiman (berkaca mata-kanan) menunjukkan proses pembuatan wine berbahan dasar Pepaya Bangkok. ANTARA/ Humas PCU

SURABAYA - Dua mahasiswa Program Studi Hotel Management Petra Christian University (PCU) Surabaya, Cleary Budiman dan Davin Varian Ikwanto Koean, berhasil mengolah buah pepaya Bangkok menjadi minuman fermentasi wine dengan cita rasa khas dan bernilai jual tinggi.

"Melihat banyaknya pepaya yang terbuang akibat harga jual rendah, kami mencari solusi agar buah ini tetap memiliki nilai ekonomis. Fermentasi menjadi wine adalah salah satu cara efektif untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai jual," ujar Cleary Budiman di Surabaya, Jumat (14/3).

Dalam penelitian yang mereka lakukan, Cleary dan Davin mencoba beberapa jenis pepaya, di antaranya California, Hawaii, dan Bangkok. Dari hasil percobaan, pepaya Bangkok dinilai memiliki karakteristik paling ideal untuk diolah menjadi wine, karena rasa manisnya yang seimbang, tingkat keasaman rendah, serta tekstur yang lebih baik.

"Wine yang kami hasilkan memiliki kadar alkohol sekitar 12%, setara dengan standar wine komersial. Selain itu, aroma yang dihasilkan lebih halus," kata Davin.

Proses pembuatan wine ini dimulai dengan membersihkan pepaya, mengupas kulitnya, serta memisahkan bijinya sebelum dihaluskan dan dicampur dengan air dalam perbandingan 1:1. Setelah itu, campuran tersebut disaring dan ditambahkan gula pasir serta ragi Saccharomyces cerevisiae untuk fermentasi selama 14 hari.

"Setelah fermentasi, residu dipisahkan dan wine dimasukkan ke dalam botol untuk proses pengendapan selama tujuh hari sebelum siap dikonsumsi," kata Davin.

Produk inovatif ini dijual dengan harga Rp150.000 per botol berkapasitas 750 ml. Dosen pembimbing proyek ini, Hanjaya Siaputra, SE, MA., berharap inovasi ini dapat berdampak positif bagi masyarakat, terutama bagi petani di Desa Sugihwaras, Kediri, yang sering mengalami kerugian akibat produksi pepaya berlebih.

"Dengan inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat mengelola hasil panen secara lebih optimal serta meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.

Cleary dan Davin akan mengikuti Wisuda ke-87 Petra Christian University pada Sabtu (15/3). Ke depannya, mereka berencana mengembangkan inovasi ini lebih lanjut guna memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar