12 Oktober 2022
21:00 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Wanita muda itu berjalan dengan pasti menuju panggung. Mengenakan busana yang mencolok dengan mokasin dan gaun kulit rusa, sosok itu mengundang penasaran semua bintang yang hadir pada malam puncak Oscar tahun 1973 silam.
Dia diperkenalkan sebagai Ms. Sacheen Littlefeather, kolega yang mewakili aktor Marlon Brando sang ‘Godfather’ yang malam itu diumumkan menerima piala emas Oscar sebagai Aktor Terbaik. Brando yang tak hadir, mengutus Littlefeather untuk menyampaikan pidato atas namanya.
Tiba di atas panggung, Littlefeather dengan anggun menyorongkan tangannya, menolak ketika presenter acara menyerahkan piala Oscar. Dia lantas berbicara menjelaskan bahwa Brando telah menulis pidato yang sangat panjang untuk malam itu, tetapi tak bisa dibacakan karena waktu yang terbatas.
Sebelum naik panggung, produser acara malam itu telah mengingatkan agar dia tak berbicara terlalu panjang. Jadi, Littlefeather meringkas pidato yang diketik Brando ke dalam ucapan, tak lebih dari satu menit.
Intinya, Brando menolak penghargaan itu. Penolakan itu adalah manifestasi kritik terhadap penggambaran orang-orang asli Amerika di industri film Hollywood. Hal sama merupakan upaya untuk menarik perhatian publik film ke peristiwa Wounded Knee di South Dakota, tempat terjadinya konflik antara penduduk asli Amerika dan otoritas AS ketika itu.
"Alasannya adalah perlakuan terhadap penduduk asli Amerika hari ini oleh industri film dan di televisi, dalam pemutaran film, dan juga dengan kejadian baru-baru ini di Wounded Knee,” ucap Littlefeather.
Kemudian dia menutup ucapannya dengan terima kasih, dan uraian harapan agar suatu hari, semua orang akan bersatu dalam pemahaman bersama terkait kemanusiaan.
Pernyataan tersebut disambut dengan beragam reaksi dari hadirin. Banyak yang bertepuk tangan. Banyak pula yang mencemooh. Cemoohan paling mencolok dilontarkan beberapa figur sineas dan pekerja film di sepanjang acara penghargaan malam itu.
Salah satunya aktor Clint Eastwood. Clint mengumumkan Film Terbaik sembari berseloroh bahwa dia sendiri bingung, apakah harus mempersembahkan penghargaan atas nama semua koboi yang mati ditembak di dalam seri John Ford Western selama bertahun-tahun.
Littlefeather mengabaikan semua itu. Dengan tenang dia turun dari panggung. Dia pun menyempatkan singgah ke kediaman Brando setelah bertolak dari lokasi acara. Di sana mereka diteror dua peluru yang bersarang di pintu, menurut Littlefeather.
Pemula Aktivisme Panggung Oscar
Semenjak itu, banyak opini yang menyeruak kemudian. Ada yang menyebut pidato Littlefeather sebagai aksi publisitas belaka. Ada pula yang menyalahkan Brando karena tidak muncul di acara secara langsung. Bahkan, muncul pula desas-desus bahwa Littlefeather sebenarnya seorang penari telanjang atau aktris bayaran dari Meksiko.
Hal yang jelas, setelah malam itu, Littlefeather menjadi berita utama karena meminta perhatian dunia pada ketidakadilan terhadap orang-orang Indian Amerika. Kehadirannya menyentak akademi, dan sekitar 85 juta penonton acara itu di televisi.
Selama beberapa dekade, Oscar yang dikenal sebagai malam terbesar Hollywood dengan pertunjukan mewah untuk film dan orang-orang yang membuatnya, cenderung berjarak dengan masalah politik dan sosial. Akan tetapi, kehadiran Littlefeather mengubah hal itu. Membawa era baru untuk hadirnya berbagai ekspresi politik di kemudian hari.
Pada tahun-tahun setelah itu, panggung Oscar semakin berwarna dengan berbagai pernyataan sikap para pelaku industri Hollywood. Aktor dan pembuat film semakin terbiasa memanfaatkan momentum pidato penerimaan mereka untuk menyerukan ketidakadilan, mengkritik politisi, hingga menyerukan kesetaraan.
Misalnya, aktris Vanessa Redgrave yang menyerukan keadilan untuk rakyat Palestina saat menerima Oscar 1977 sebagai Aktris Pendukung Terbaik untuk peran di film “Julia”, yang menyinggung nasib Palestina.
Kemudian Leonardo DiCaprio, menyerukan penyelamatan bumi saat menerima Oscar tahun 2016. Dia juga minta akademi yang mengheningkan cipta untuk Ukraina pada perayaan tahun 2022 ini.
Hal yang juga cukup ikonik, gerakan protes Academy Awards ke-88 tahun 2016 oleh banyak artis karena alasan kurangnya keragaman dalam nominasi, termasuk soal keterwakilan pembuat film dan aktor kulit berwarna. Salah satu yang memboikot yaitu Jada Pinkett Smith, yang mengaku terinspirasi oleh Littlefeather.
Semua itu dimulai dari aksi Littlefeather. Banyak aktivis penduduk asli Amerika kala itu menilainya sebagai pahlawan.
Russell Means, seorang pemimpin gerakan protes di Wounded Knee, memujinya karena menarik perhatian baru untuk perjuangan masyarakat Indian.
Pembuat film dan produser asli Amerika, termasuk Bird Runningwater, juga melihat Ms. Littlefeather sebagai perintis, mata rantai penting dalam gerakan menuju penggambaran kehidupan penduduk asli Amerika yang lebih sensitif dan akurat dalam acara televisi.
Namun Littlefeather mengungkapkan betapa galaunya, dia kala menyampaikan pidato pada malam Oscar 1973 itu. Dia melihat ‘lautan Clorox’, istilah yang disematkannya kepada menyebut massa penonton kulit putih yang sangat banyak. Ia merasa diteror oleh berbagai pandangan rasis kala itu.
"Saya pergi ke sana berpikir saya bisa membuat perbedaan. Saya sangat naif. Saya memberi tahu orang-orang tentang penindasan. Mereka berkata, 'Kamu merusak malam kami'," katanya kepada majalah People pada 1990.
Sementara Brando dalam salah satu wawancaranya di kemudian hari memuji Littlefeather dengan berkata, "mereka (audiens di malam Oscar) setidaknya harus memiliki kesopanan untuk mendengarkannya".
Penduduk Asli Amerika
Littlefeather lahir dengan nama Marie Louise Cruz pada 14 November 1946, di Salinas, California. Dia keturunan campuran. Ayahnya berasal dari suku Apache dan Yaqui, dan ibunya seorang kulit putih. Littlefeather kerap menggambarkan masa kecil begitu sulit, dengan ayah yang kasar.
Littlefeather berkuliah di California State College di Hayward (sekarang California State University), di mana dia mempelajari drama dan pidato.
Pada masa kuliah itu pula, dia banyak berdialog dengan gagasan identitas penduduk asli Amerika. Di sana dia bergabung dalam United Bay Indian Council, dan turut terlibat dalam pendudukan Alcatraz tahun 1970 oleh penduduk asli Amerika sebagai sikap protes atas kekejaman yang mereka terima dari pemerintah. Ketika itulah, ia mengadopsi nama Sacheen Littlefeather.
Sacheen nama panggilan dari ayahnya sewaktu sebelum meninggal, sedangkan Littlefeather berasal dari bulu yang selalu dia pakai di rambutnya.
Bergaul dengan organisasi dan komunitas orang-orang Indian, Littlefeather belajar banyak dari para tetua dan pengunjuk rasa lainnya, seperti Adam Fortunate Eagle atau Adam Nordwall yang terkenal.
Littlefeather memang bercita-cita menjadi seorang aktris sejak muda. Ia menjalani karir sebagai model untuk majalah, terlibat di beberapa proyek komersial di radio dan televisi, dan bergabung dengan Screen Actors Guild. Saat tinggal di daerah Teluk San Francisco pada awal 1970-an, Littlefeather berpartisipasi dalam Festival Indian Amerika 1971 di Foothill College, menilai kontes kecantikan lokal 1972.
Setelah penampilannya di panggung Oscar, nama Littlefeather semakin dikenal. Majalah Playboy menerbitkan seri foto-foto Littlefeather dalam seri perempuan Indian, tak lama setelah penampilannya di Oscar.
Littlefeather secara pribadi dikritik, karena dilihat sebagai eksploitasi ketenarannya. Tetapi dia selalu menjelaskan bahwa itu adalah "kesepakatan bisnis" untuk mendapatkan uang, guna menghadiri dan menjalankan beragam kegiatannya.
Memang, penampilan di Oscar membuka jalan lebih lebar bagi Littlefeather untuk berpartisipasi dalam sejumlah proyek film. Di sisi lain, Littlefeather juga mengatakan bahwa namanya di-blacklist di Hollywood akibat penampilan malam Oscar itu.
Dia terlibat di beberapa film, meski sebagiannya bukan di peran utama. Misalnya di film “Counselor at Crime” (1973), “The Laughing Policeman” (1973), “The Trial of Billy Jack” (1974), dan beberapa proyek dokumenter tentang masyarakat asli Amerika.
Namun, di luar ‘keberuntungan’ di skena industri hiburan, Littlefeather adalah seorang aktivis yang banyak bergerak untuk pemberdayaan dan penuntutan keadilan bagi masyarakat suku Indian. Saat naik ke panggung Oscar, Littlefeather adalah anggota American Indian Center, organisasi layanan sosial untuk penduduk asli.
Littlefeather juga juru bicara National American Indian Council. Di tahun 1973 itu, organisasi ini dikenal lantang memprotes pemotongan anggaran oleh Presiden Nixon untuk program federal India-Amerika. Dia juga pernah berpartisipasi dalam pertemuan antara Komisi Komunikasi Federal dari beberapa kelompok minoritas di televisi.

Pertemanan Dengan Brando
Kisah pertemanannya dengan Marlon Brando sendiri relatif bervariasi. Dalam salah satu wawancara pertamanya setelah pidato Oscar 1973, dia menyebutkan bahwa mereka bertemu lewat ketertarikan yang sama pada gerakan penduduk asli Indian-Amerika.
Littlefeather mengaku lebih dahulu terkoneksi dengan Francis Ford Coppola, sutradara “The Godfather”. Sang sutradara itulah yang membantunya terhubung dengan Marlon Brando yang memiliki minat besar pada isu orang-orang Indian.
Sebelum upacara Oscar, Brando yang mengetahui dirinya masuk favorit untuk menang, memutuskan akan memboikot penghargaan itu. Ini dilakukan sebagai protes terhadap pengepungan yang sedang berlangsung di Wounded Knee, dan pandangannya tentang bagaimana penduduk asli Amerika terwakili dalam film-film Amerika.
Brando menelepon Littlefeather dan memintanya untuk muncul atas namanya. Littlefeather telah mengenal Brando selama sekitar satu tahun ketika dia naik ke panggung Paviliun Dorothy Chandler, tempat dihelatnya acara Oscar 1973.
Di luar relasinya dengan Brando dan industri film-televisi Amerika Serikat, Littlefeather juga terlibat dalam pendirian teater Red Earth Indian Theater Company, sebagai salah satu perwujudan minat akademiknya. Aktivisme Littlefeather cenderung sunyi dan damai, lewat berbagai ragam kegiatannya.
Namanya termasuk yang sangat dihormati komunitas penduduk asli Amerika California. Berbagai kegiatannya yang lain, termasuk pelestarian tradisi masyarakat asli Amerika, misalnya lewat program doa hingga pengobatan tradisional India di Rumah Sakit St. Mary di Tucson, Arizona.
Littlefeather juga terlibat sebagai sekretaris dan anggota umum dalam organisasi American Indian AIDS Institute of San Francisco, yang membawanya bekerja di rumah sakit Gift of Love AIDS di San Francisco, dan bertemu dengan Ibu Teresa. Aktivismenya secara umum termasuk lewat kampanye-kampanye melawan obesitas, alkoholisme, dan diabetes, dan AIDS yang secara khusus ditujukan untuk penduduk asli Amerika.
Permintaan Maaf
Littlefeather selalu lebih dikenal karena penampilannya di panggung Oscar. Bukan hanya karena dia merupakan wanita Indian pertama, tetapi karena kehadirannya menjadi titik balik bagi wajah malam puncak Oscar di tahun-tahun selanjutnya.
Berdasarkan kesadaran itu pula, setengah abad kemudian, tepatnya Juni lalu, pihak akademi melayangkan pernyataan rekonsiliasi resmi terhadap Littlefeather. Pihak akademi membenarkan, pelecehan dan diskriminasi yang diterima Littlefeather atas penampilannya kala itu, tidak beralasan dan tidak benar.
Presiden Akademi, David Rubin, menyebut bahwa pelecehan dan diskriminasi yang diderita Littlefeather selama bertahun-tahun “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan”. Karenanya, jajaran anggota Akademi pun meminta maaf atas kesalahan masa lalu tersebut.
“Rekonsiliasi” dengan akademi itu menjadi titik penting bagi Littlefeather sendiri. Dia menyebutkan rekonsiliasi itu seperti sebuah pembersihan besar untuk seluruh perjalanan hidupnya.
“Ketika saya di atas sana menolak penghargaan, saya bermimpi tentang seseorang seperti Calina (keponakan Littlefeather). Dan seseorang yang akan menerobos penghalang dan melakukan hal sendiri, apakah pintu akan terbuka," katanya, dikutip dari laman resmi A. Frame.
Permintaan maaf itu diungkapkan di ujung usia Littlefeather. Dia telah didiagnosis menderita kanker sejak 2018 silam, penyakit yang merenggut kehidupannya secara perlahan. Pada tanggal 2 Oktober lalu, Littlefeather menghembuskan nafas terakhirnya.