16 Februari 2024
13:26 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, apalagi kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, hampir 10 juta kematian kanker di seluruh dunia.
Salah satu kasus kanker yang masih belum banyak diketahui masyarakat adalah kanker limfoma hodgkin. Kanker limfoma hodgkin merupakan jenis kanker yang berasal dari sel darah putih atau limfosit. Dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker limfoma hodgkin memang cenderung sedikit.
Data Globocan di 2020 mencatat, di Indonesia terdapat 1.188 kasus baru kanker limfoma hodgkin dengan kematian sebanyak 363 kasus.
Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya, Prof. Ikhwan Rinaldi mengatakan, hal ini disebabkan karena masih rendahnya diagnosis terhadap kanker limfoma hodgkin.
"Kanker kelenjar getah bening jenis limfoma hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah. Penyakitnya ada, tetapi sayangnya, pada banyak kasus baru terdiagnosis setelah berada di stadium lanjut. Untuk itu, penting bagi masyarakat mengenal limfoma hodgkin," ucap Prof. Ikhwan dalam keterangannya.
Hal ini sangat disayangkan, karena kanker yang ditemukan pada stadium awal melalui deteksi dini dan ditangani secara tepat bisa memberikan peluang kesembuhan sampai 90%. Belum lagi, pengobatan untuk kanker limfoma hodgkin telah tersedia dan tercakup dalam BPJS Kesehatan, sehingga seharusnya masyarakat tidak ragu dan segera melakukan deteksi dini apabila mencurigai menderita kanker ini.
"Kami menyadari beban yang ditimbulkan penyakit ini. Oleh karena itu, Takeda berkomitmen memperkuat kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam memastikan akses obat-obatan dan vaksin kami tersedia bagi para pasien di Indonesia, termasuk kanker limfoma hodgkin yang pengobatan inovatifnya telah tersedia di JKN," ucap Head of Patient Value Acces PT Takeda Indonesia, Shinta Caroline.
Untuk gejala yang timbul dari kanker limfoma hodgkin sendiri meliputi, muncul benjolan atau pembesaran pada kelenjar getah bening di leher, bawah ketiak, atau pangkal paha. Terjadi gejala sistemik seperti demam lebih dari 38 derajat Celsius tanpa penyebab yang jelas, berkeringat berlebihan pada malam hari, dan turut berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan berturut-turut.
"Maka dari itu, jika timbul gejala segera periksakan diri ke dokter. Walau kanker limfoma hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi, namun masih ada kemungkinan kambuh sekitar 10-30%. Semakin dini dideteksi, maka semakin cepat ditangani dan semakin tepat sasaran pengobatan yang diberikan," timpal Prof. Ikhwan.
Secara umum, harapan hidup pasien limfoma hodgkin dalam 5 tahun setelah terdiagnosis adalah sekitar 85%. Komplikasi penyakit ini dapat mencakup penyebaran kanker ke organ lain, penurunan fungsi organ, kerusakan sumsum tulang, infeksi, efek samping pengobatan, dan masalah kesehatan mental atau emosional. Dalam beberapa kasus, kanker bisa bersifat agresif dan sulit diobati dan menyebabkan prognosis yang lebih buruk.