25 Maret 2023
10:48 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Perusahaan fesyen ternama asal Amerika Serikat, Levi's, berencana untuk menggunakan model serupa manusia buatan teknologi AI (artificial Intelligence) di akhir tahun 2023 ini.
Rencana Levi's itu dilambungkan seiring kerja sama mereka dengan studio mode digital yang memiliki spesialisasi menciptakan model buatan AI yang disesuaikan (AI-generated), Lalaland.ai, pada Rabu (22/3), lalu.
Nantinya model buatan tersebut akan melengkapi model manusia asli yang masih akan digunakan Levi's. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah dan keragaman model dari berbagai produk mereka secara berkelanjutan.
Saat ini, konsumen yang berbelanja di Levi.com atau di aplikasi, biasanya akan melihat satu model untuk setiap produk. Namun, Levi's memahami bahwa pelanggan ingin berbelanja dengan model yang terlihat seperti mereka, dan percaya model memang harus mampu mencerminkan konsumen.
Itulah sebabnya Levi's terus mendiversifikasi model manusia dalam hal ukuran dan tipe tubuh, usia dan warna kulit berbeda. Dan, teknologi AI ini dianggap berpotensi membantu mereka dengan melengkapi model, dan membuka masa depan. Di mana mereka dapat memungkinkan pelanggan untuk melihat produknya pada lebih banyak model yang mirip dengan mereka. Dengan demikian dapat menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih pribadi dan inklusif.
"Meskipun menurut kami AI kemungkinan besar tidak akan pernah sepenuhnya menggantikan model manusia, kami sangat antusias dengan kemampuan potensial yang dapat kami berikan untuk pengalaman konsumen," kata Dr. Amy Gershkoff Bolles, selaku global head of digital and emerging technology strategy di Levi Strauss & Co. .
Lebih lanjut, Amy menjelaskan bahwa pihaknya melihat mode dan teknologi sebagai sesuatu yang sama, memiliki nilai seni dan sains. Apalagi pihaknya bisa bekerja sama dengan Lalaland.ai, perusahaan yang mereka nilai memiliki teknologi berkualitas tinggi yang dapat membantu Levi's melanjutkan perjalanannya, untuk lingkungan yang lebih beragam dan inklusif bagi pengalaman pelanggan.
"Kami senang dapat bekerja sama dengan Lalaland.ai," tegas Amy.
Sebagai sebuah perusahaan fesyen global, Levi's memang mengaku selalu memprioritaskan keanekaragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam mereknya. Di sisi yang sama mereka juga menekankan bahwa pihaknya tidak melihat model yang diciptakan oleh AI sebagai satu-satunya solusi untuk mencapai semua itu.
Sebab faktanya, selama setahun terakhir Levi's telah berfokus untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka tidak hanya beragam, tetapi juga selalu mengerjakan konten baik di depan maupun di belakang kamera, yang bisa mencerminkan basis konsumen mereka yang luas. Dan upaya itu akan terus mereka lanjutkan dengan berbagai cara.
Selain itu, kerja sama dengan Lalaland.ai juga bisa menjadi gambaran bahwa Levi's juga selalu berfokus pada perjalanan transformasi digital, dan menyeimbangkan fundamental digital dengan berinvestasi pada teknologi baru agar tetap tetap terdepan dalam inovasi.
Dengan menggunakan kerangka kerja inovasi mereka untuk mengevaluasi berbagai teknologi baru, perusahaan yang berbasis di San Francisco, California itu terus mengeksplorasi teknologi yang meningkatkan pengalaman pelanggan, baik di dalam toko maupun online.
"Kami bersemangat untuk terus menciptakan pengalaman pelanggan inovatif yang lebih pribadi, relevan, dan menarik, menambah nilai bagi pelanggan dan bisnis kami," terang perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1853 itu.
Sementara Lalaland.ai sendiri merupakan perusahaan yang didirikan di Amsterdam, Belanda pada tahun 2019. Sebelum bekerja sama dengan Levi's, mereka telah menggunakan kecerdasan buatan canggih untuk memungkinkan berbagai merek fesyen dan pengecer membuat model hiper-realistis dari setiap tipe tubuh, usia, ukuran, dan warna kulit.
Dengan avatar yang mencakup seluruh tubuh tersebut, Lalaland.ai memiliki tujuan untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih inklusif, pribadi, dan berkelanjutan untuk merek, pengecer, dan pelanggan fesyen.