c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

23 September 2021

17:59 WIB

Layanan 5G Di Indonesia Masih Terkendala Minimnya Spektrum

Saat ini, Kemenkominfo hanya mengalokasikan sepertiga spektrum yang ada untuk mendukung penyebaran 4G dan 5G.

Penulis: Dwi Herlambang

Editor: Rendi Widodo

Layanan 5G Di Indonesia Masih Terkendala Minimnya Spektrum
Layanan 5G Di Indonesia Masih Terkendala Minimnya Spektrum
Ilustrasi 5G. Pexels/Z

JAKARTA – Dalam laporan terbarunya bertajuk "Telkomsel is Boosting Capacity for 4G, by Refarming 3G Spectrum in the 2100 MHz Band", perusahaan analitik selular Opensignal menjelaskan, hadirnya layanan 5G di Indonesia sejak Mei 2021 memberikan banyak tantangan bagi berbagai operator di Indonesia untuk mengadopsi teknologi baru ini.

Salah satunya adalah ketersediaan spektrum dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Saat ini, Kemenkominfo hanya mengalokasikan sepertiga spektrum yang ada untuk mendukung penyebaran 4G dan 5G.  

Atas dasar itulah, para operator ingin memanfaatkan kepemilikan spektrum yang tersedia saat ini untuk jaringan 3G dan 4G.

Perlu diketahui, di Indonesia kini sudah ada tiga operator jaringan seluler yang mengadopsi layanan 5G untuk masyarakat. 

Pertama, adalah Telkomsel untuk kebutuhan komersial di beberapa wilayah di Indonesia. Lalu ada Indosat yang meluncurkannya di Surakarta pada Agustus, dan terakhir XL yang akan segera melakukan peluncuran layanan 5G di lima lokasi.

Sementara itu, beberapa operator nasional lain seperti 3 dan Smartfren masih mempersiapkan jaringan mereka untuk mengadopsi layanan 5G. 

Opensignal menemukan bahwa operator-operator di Indonesia mengakali kendala terbatasnya spektrum tersebut dengan memakai spektrum 3G yang ada untuk mempercepat 4G dan implementasi 5G pada masa depan. 

Sebagai contoh, Opensignal mempelajari pemakaian spektrum Telkomsel untuk memahami pendekatan yang digunakan dan dampaknya terhadap pengalaman seluler penggunanya.

Data Analyst Opensignal, Hardik Khatri menjelaskan bahwa Telkomsel mulanya mengandalkan tiga saluran downlink 5 Mhz pada Band 1 (pita frekuensi 2100 Mhz) untuk menyediakan layanan 3G di 40 kota besar di Indonesia. 

Namun, dalam delapan bulan terakhir, Telkomsel telah memperbaharui sebagian besar spektrum tersebut sehingga mampu meningkatkan kapasitas jaringan 4G-nya.

“Saat ini, untuk jaringan 3G, Telkomsel hanya mengandalkan satu saluran downlink 5 Mhz,” kata Hardik di Jakarta, Kamis (23/9).

Lebih lanjut Hardik melihat data penggunaan Band 1 Telkomsel di berbagai kota, dan menemukan bahwa pada awal tahun ini, Telkomsel telah memperbaharui dua dari tiga saluran downlink 5 MHz dari 3G ke 4G di 10 kota, yaitu Bandung, Tangerang, Sukabumi, Malang, Semarang, Surakarta, Palembang, Denpasar, Mataram, dan Yogyakarta.

Namun, pada akhir Agustus 2021, Telkomsel telah mengkonfigurasi ulang 10 MHz (2x5 MHz) di 35 dari 40 kota, di antaranya Jakarta, Balikpapan, Tasikmalaya, Ambon, dan Jayapura. Terdapat pengecualian di kota-kota, seperti Medan, Makassar, Palangkaraya, Tarakan, dan Gorontalo, di mana Telkomsel masih terus memakai spektrum 15 MHz pada pita frekuensi 2100 MHz untuk 3G.

“Operator di Indonesia melakukan pendekatan yang berbeda untuk menghadapi kelangkaan spektrum. Telkomsel dan kompetitornya melakukan pendekatan yang berbeda dalam memanfaatkan spektrum yang ada,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hardik menjelaskan Telkomsel juga telah memperbaharui spektrum Band 1 untuk menambah kapasitas penggunaan 4G dan menggunakan spektrum baru pada Band 40 (2,3 GHz) untuk meluncurkan 5G. 

Sementara itu, Smartfren berencana untuk menggunakan spektrum baru pada Band 40 demi meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan, juga memperluas jangkauannya ke luar wilayah operasional yang telah ada saat ini.

Di sisi lain, XL tidak mendapatkan spektrum baru dan akan memakai teknologi Dynamic Spectrum Sharing (DSS) pada spektrum 1800 MHz dan 2100 MHz untuk 5G. Sementara, Indosat dilaporkan meluncurkan 5G pada 1800 MHz dan menandatangani perjanjian untuk usulan merger dengan Nokia.

Menurut Hardik, langkah memperbaharui spektrum yang ada dapat menguntungkan karena pengguna 3G beralih ke 4G ketika Indonesia sedang membuat langkah untuk mengadopsi jaringan kelima.

“Artinya, operator di Indonesia menghadapi tantangan dalam mematikan jaringan 3G sepenuhnya dan menggunakan kembali spektrum 3G tersebut untuk mengefisienkan teknologi 4G saat ini dan untuk 5G nanti. Namun, data kami menunjukkan bahwa dengan memigrasikan para pengguna 3G ke 4G dan memperbaharui spektrum 3G akan berdampak positif pada pengalaman seluler pengguna secara keseluruhan,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar