c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Februari 2025

16:36 WIB

Lapak Jajanan Takjil Menjamur Di Bulan Ramadan, Perlukah Ada Aturan?

Salah satu yang identik selama bulan Ramadan adalah menjamurnya pedagang takjil di berbagai daerah. Sebagai momentum bagi pelaku UMKM untuk berbisnis, tapi hal ini juga bisa menimbulkan dampak lainnya

<p id="isPasted">Lapak Jajanan Takjil Menjamur Di Bulan Ramadan, Perlukah Ada Aturan?</p>
<p id="isPasted">Lapak Jajanan Takjil Menjamur Di Bulan Ramadan, Perlukah Ada Aturan?</p>

Aktivitas pedagang aneka jenis makanan dan minuman untuk berbuka puasa di kawasan Alun-alun Ciamis, Jawa Barat, Kamis (15/4/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

JAKARTA - Bulan Ramadan sangat identik dengan jajanan takjil, sebagai menu untuk berbuka puasa. Di momen ini, menjamur pedagang panganan di berbagai tempat, baik di jalan-jalan kecil maupun area dengan mobilitas tinggi. Hal ini kemudian memberikan dampak tersendiri, kemacetan misalnya. 

Pengamat Ekonomi Syariah, Adiwarman Karim mengatakan, pemerintah perlu melakukan pembinaan dan pengaturan agar UMKM yang menjamur di bulan Ramadan tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas.

"Memang ini harus diatur supaya tidak menimbulkan masalah baru lagi yaitu dikuasainya jalanan-jalanan oleh para pedagang UMKM sehingga menyebabkan jalanan malah jadi tambah macet dan menghambat orang untuk mencapai rumah ataupun mencapai masjid tempat mereka melakukan tarawih," kata Adiwarman dikutip dari Antara, Jumat (28/2).

Ia mengatakan, pedagang penganan berbuka puasa di beberapa tempat seringkali menyebabkan kemacetan bahkan menghambat orang berjalan karena memakai badan jalan untuk menjajaki dagangannya. Hal ini perlu ada pembinaan dan peraturan yang baik dari pemerintah.

Dengan demikian para penjual bisa berjualan tanpa harus menggunakan bahu jalan atau menghambat lalu lintas, dan orang-orang yang membeli juga bisa berbelanja di tempat yang lebih aman. Ia menyarankan, jika ada suatu pengelolaan sentra makanan yang menyajikan penganan berbuka puasa akan lebih baik.

"Jadi memang bisa dibuat juga ada selama Ramadan, tentu dengan perizinan yang lengkap supaya enggak menimbulkan kekacauan, mungkin kalau buat tempat-tempat sentra makanan yang sifatnya temporer untuk selama bulan Ramadhan aja bagus juga, supaya orang-orang memudahkan lagi membeli makanannya sehingga tidak menimbulkan kemacetan,” katanya.

Di sisi lain, Adiwarman mengungapkan, Ramadan menjadi momen para UMKM meningkatkan peluang ekonomi dari menjajaki dagangannya, baik di jalan-jalan, masjid ataupun di sentra makanan. Selain makanan, para pelaku UMKM juga memiliki peluang untuk berjualan pernak pernik yang lain seperti perlengkapan salat, hingga perkakas rumah tangga yang bisa di jual di tempat banyak orang berkumpul.

Dengan memahami pola pembeli yang berkumpul di satu sentra makanan untuk berbuka puasa dan yang mencari penganan berbuka saat di jalan menuju pulang, bisa menjadi pedoman UMKM mendapatkan penghasilan tambahan selama Ramadhan.

“Jadi dengan dua pola pembelian dari konsumen ini akan meningkatkan peluang bagi UMKM berjualan makanan, selain makanan yang juga meningkat adalah keperluan lainnya yang memang menjadi tradisi di Indonesia misalnya kita belanja sarung, kita menjual mukena, sajadah kecil dan pernak-pernik lain untuk saling berkirim hadiah di waktu lebaran ini, juga merupakan peluang dari UMKM,” kata Adiwarman.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar