18 September 2025
12:10 WIB
Langkah Tepat Menangani Uveitis Sebelum Merusak Penglihatan
Uveitis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan tengah mata. Kerap dianggap sepele lantaran gejalanya hanya seperti iritasi, sebenarnya kondisi ini berbahaya jika terlambat ditangani.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Dokter menyarankan jika mata merah disertai buram harus segera diperiksa untuk mencegah uvetis. Foto: njenissa/validnews.
JAKARTA - Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah mata (uvea) yang bisa menyerang siapa saja. Meski sering tidak disadari, penyakit ini tidak boleh dianggap sepele.
Jika terlambat ditangani, uveitis berisiko merusak penglihatan secara permanen. Menurut dr. Eka Octaviani Budinigtyas, ahli katarak, infeksi okular, dan imunologi, pola penyebab uveitis di Indonesia mirip dengan temuan global.
Dalam berbagai literatur, uveitis memang kerap dikelompokkan menjadi tiga penyebab utama. Salah satunya ditinjau dalam The Global Epidemiology of Uveitis dipublikasikan tahun 2025, menunjukkan bahwa kasus idiopatik masih mendominasi.
Secara global, penyebab uveitis terbagi dalam tiga kelompok besar. Pertama, uveitis idiopatik atau yang penyebabnya tidak diketahui, jumlahnya mencapai 30–50% kasus.
Kedua, uveitis akibat infeksi yang berkisar 30–35%, dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit. Ketiga, uveitis karena faktor autoimun yang berkaitan dengan penyakit sistemik, seperti artritis atau lupus, dengan persentase sekitar 20–25%.
"Data di Indonesia memang belum sebesar penelitian multicenter global. Namun, penelitian di Jakarta menunjukkan pola yang mirip, di mana infeksi menyumbang sekitar 30–35%, autoimun 20%, dan idiopatik masih cukup tinggi, sekitar 33%. Idiopatik ini menjadi tantangan tersendiri karena kita belum memiliki modalitas deteksi selengkap negara lain," ujar dr. Vani di Jakarta, Rabu (17/9).
Dalam pemaparannya, gejala uveitis umumnya ditandai dengan mata merah. Sayangnya, banyak orang menganggap mata merah hanya masalah ringan. Padahal, bila disertai dengan penglihatan buram atau penurunan visus, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya peradangan serius yang harus segera diperiksakan.
Hal inilah yang sering terlewat oleh masyarakat, karena gejala awal uveitis tampak mirip dengan masalah mata ringan. Perbedaannya justru sangat penting untuk menentukan langkah penanganan. Untuk penanganan uveitis sendiri sangat bergantung pada penyebabnya.
"Dokter biasanya memberikan obat tetes anti-inflamasi atau kortikosteroid untuk meredakan peradangan, terapi antibiotik atau antivirus bila penyebabnya infeksi, hingga penggunaan obat immunosuppressant jika terkait penyakit autoimun," tutur dr. Vani.
Selain itu, dr. Vani menegaskan pentingnya pemeriksaan rutin ke dokter mata. Kontrol yang teratur membantu memantau perkembangan penyakit sekaligus mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Karena itu, uveitis sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Bila terlambat ditangani, peradangan ini bisa menyerang kedua mata sekaligus. Kondisi ini tergolong darurat mata, sebab jika dibiarkan berisiko berujung pada kehilangan penglihatan.
"Itulah mengapa pemeriksaan sejak awal, terutama ketika muncul keluhan mata merah disertai penglihatan buram, sangatlah penting. Semakin cepat uveitis ditangani, semakin besar peluang mencegah kerusakan permanen pada mata,” jelasnya.