07 April 2025
13:41 WIB
Lagi Viral Di Media Sosial, Penting Tahu Bahaya Rabies
Rabies memberikan efek pada sistem saraf utama yang menyebabkan kerusakan pada otak dan kematian, jika tidak ditangani medis sejak awal terinfeksi.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
| Petugas menyiapkan vaksin rabies sebelum diberikan kepada anjing peliharaan di Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/7/2023). Antara Foto/Fransisco Carolio |
JAKARTA - Beberapa waktu lalu viral di media sosial yang memperlihatkan seorang pria yang tampak gelisah dan menolak untuk minum air, bahkan tubuhnya mengejang dramatis ketika mencoba untuk meneguk minum air putih. Dalam keterangan video tersebut dikatakan kalau pria itu terinfeksi rabies yang membuat penderitanya takut terkena air, termasuk minum air.
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies merupakan masalah kesehatan serius yang masih terjadi di dunia, terutama Asia dan Afrika. Virus ini bahkan menyebabkan kematian 10 dari 1000 orang di dunia setiap tahunnya dengan 40% di antaranya anak-anak di bawah 15 tahun.
Rabies merupakan virus mematikan yang dapat menyebar pada orang dan hewan yang terinfeksi melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Rabies umumnya memberikan efek pada sistem saraf utama yang menyebabkan kerusakan pada otak dan kematian, apabila tidak mendapatkan penanganan medis sejak awal terinfeksi.
Gejala rabies sendiri beragam, tetapi dalam tahap awal cenderung mirip dengan penyakit lain, seperti demam, nyeri, rasa menusuk, dan sensasi panas pada area terluka. Dalam kurun waktu dua sampai tiga bulan, virus rabies pun pindah ke sistem saraf utama secara progresif dan menimbulkan peradangan fatal pada otak dan sumsum tulang belakang.
Gejala lainnya seperti hiperaktif, halusinasi, tubuh tidak seimbang, ketakutan pada air (hydrophobia) dan ketakutan pada angin (aerophobia) pun muncul. Jika sudah seperti itu, kemungkinan pasien sembuh hampir mustahil karena ketika virus rabies mencapai otak, virus tersebut terlindungi oleh jaringan yang membuatnya kebal dari sistem imunitas tubuh dan berbagai macam obat yang secara spesifik menargetkan virus rabies.
Meski sangat mematikan, bahkan tingkat mortalitasnya mencapai 100%, rabies bisa dicegah. Bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terpapar rabies dapat melakukan vaksinasi. Vaksin rabies memicu respon tubuh untuk memproduksi antibodi sehingga melindungi tubuh apabila di kemudian hari terinfeksi virus rabies.
Hewan yang ada di lingkungan sekitar, seperti anjing, kucing, monyet, dan lainnya, termasuk hewan peliharaan, wajib divaksinasi agar terhindar dari virus ini. Apalagi melihat hampir 90% rabies yang terjadi pada manusia disebabkan oleh hewan peliharaan, khususnya anjing.
Apabila tergigit hewan yang terinfeksi rabies, sekalipun tidak bergejala, segera pergi ke rumah sakit untuk menerima vaksin postexposure prophylaxis (PEP). Vaksin ini berisikan human rabies immune globulin (HRIG) yang mencegah virus ini berkembang dan menyebar di tubuh.
Berdasarkan laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pemberian PEP hampir 100% efektif.