06 Oktober 2023
14:25 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Wabah kutu busuk sedang melanda Paris. Serangga kecil pengisap darah ini bahkan sudah menyebar di seluruh ibu kota, transportasi, hotel, bioskop, dan bahkan bandara utama mereka di Charles de Gaulle.
Pemerintah setempat bergegas untuk membasmi kutu busuk. Terlebih, kota yang dijuluki sebagai City of Light ini akan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2024.
Menurut informasi yang dilansir dari laman WebMD, kutu busuk adalah sejenis serangga kecil yang masuk dalam ordo Hemiptera. Mereka dikenal dengan nama kutu busuk karena memiliki tubuh yang pipih dan lonjong.
Serangga kecil ini memang perlu diwaspadai karena cenderung bersembunyi di tempat-tempat sempit dan tak terduga di dalam rumah. Kutu busuk dapat muncul di berbagai sudut ruangan mulai dari perabotan rumah seperti lemari, meja, dan kursi, hingga tempat tidur seperti kasur hingga di bantal sofa.
Kutu busuk aktif terutama di malam hari dan cenderung menggigit saat seseorang tidur. Mereka menusuk kulit dan mengambil darah melalui paruh panjang mereka. Kutu busuk biasanya memakan darah selama periode yang berlangsung sekitar 3 hingga 10 menit, hingga mereka merasa kenyang, lalu merangkak pergi.
Kutu busuk umumnya tidak dianggap berbahaya terhadap kesehatan manusia. Namun, gigitan kutu busuk bisa menjadi masalah yang tidak nyaman. Gigitan mereka dapat menyebabkan gatal-gatal, melepuh, atau bahkan infeksi kulit jika terjadi penggarukan yang berlebihan.
Dilansir dari laman ABC News, menurut sebuah studi terbaru tentang kutu busuk dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental dan memperburuk kondisi kejiwaan yang sudah ada sebelumnya.
Hal ini dikatakan oleh Dr. Evan Rieder yang merupakan psikiater di Pusat Medis Langone Universitas New York dan penulis utama studi tersebut. Rieder menjelaskan, kutu busuk memiliki sesuatu yang lebih intim dalam mengganggu pengalaman manusia.
Mereka tertarik pada kamar dan tempat tidur yang sering dianggap sebagai zona pribadi. Bahkan, cara mereka makan dengan menusuk kulit dan mengambil darah membuat orang resah karena efek gatalnya.
Studi ini melibatkan sepuluh peserta dengan rentang usia 21 hingga 75 tahun. Hasil studi menunjukkan bahwa beberapa peserta mengalami kecemasan, depresi, gangguan bipolar terkontrol, dan gangguan delusi monosimptomatic setelah mengalami serangan kutu busuk.
Beberapa peserta bahkan mengalami halusinasi taktil, meskipun sebelumnya tidak memiliki riwayat psikosis. Mereka meyakini bahwa kutu busuk merangkak di kulit mereka, sehingga memicu paranoia.
Rieder juga mencatat bahwa informasi media mengenai kutu busuk mempengaruhi persepsi publik tentang masalah ini, sehingga menciptakan seseorang menjadi cemas.
Lantas, bagaimana cara untuk membasmi kutu busuk?
Dilansir dari laman Healthline, kutu busuk adalah serangga yang cerdas dan tahan terhadap situasi lingkungan. Seekor betina bisa bertelur hingga 500 butir seumur hidupnya yang bisa menyebabkan wabah di rumah atau kota.
Untuk mengusir mereka, pertama-tama identifikasi tempat-tempat potensial yang bisa dihuni oleh kutu busuk seperti bantal sofa, stop kontak, kasur, bahkan lukisan atau poster di dinding. Setelah itu, tandai dan pastikan perabotan rumah terbebas dari kutu busuk dengan menggunakan penyedot debu.
Selanjutnya, benahi rumah dengan merapikan barang-barang yang tergeletak tak beraturan dan bersihkan mereka secara teliti. Untuk membunuh kutu busuk, Anda bisa mencoba menggunakan suhu panas atau dingin.
Anda dapat merendam perabotan rumah non-elektrik dalam air panas selama 30 menit, lalu atur pengeringan pada suhu tinggi selama 30 menit. Jika itu tidak berhasil, pertimbangkan penghilangan dengan cairan kimia yang sesuai dengan petunjuk.