c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

06 November 2025

15:41 WIB

Kupu-kupu Bioindikator Lingkungan

Kupu-kupu punya peran besar dalam mekanisme alami penyerbukan tanaman. Selain itu, keberadaan kupu-kupu juga menjadi bioindikator lingkungan.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Kupu-kupu Bioindikator Lingkungan</p>
<p>Kupu-kupu Bioindikator Lingkungan</p>

Ilustrasi kupu-kupu. Foto: Freepik.

JAKARTA - Kupu-kupu merupakan bioindikator kelestarian suatu lingkungan. Mengingat satwa tersebut sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan habitat. Ketiadaan kupu-kupu di dalam suatu wilayah bisa jadi indiksai lingkungan tersebut 'tidak baik-baik saja'.

"Istilah bioindikator kalau didefinisikan sebagai organisme yang sensitif terhadap kondisi lingkungan itu bisa kita buktikan dengan keberadaan aktivitas kupu-kupu yang melakukan mud puddling atau menghisap nutrisi pada tanah basah," kata Wakil penggiat konservasi dan Ketua Pengurus Yayasan Negeri Kupu-Kupu Lestari (Nektar), Yohanes Agus Sunarko, Kamis (6/11).

Dia menjelaskan, kupu-kupu tidak akan melakukan kegiatan tersebut di ekosistem yang mengalami tekanan lingkungan besar, seperti di wilayah perkotaan dan area pertanian yang menggunakan pestisida dalam periode lama.

"Karena polutan atau terganggunya mekanisme yang ada di air, udara, dan tanah tersebut," tambahnya, seperti dikutip dari Antara

Mengingat perannya di dalam ekosistem sebagai penyerbuk dan indikator kondisi suatu lingkungan, dia menyoroti adanya ancaman terhadap populasi kupu-kupu sebagai dampak dari perubahan iklim.

Termasuk perubahan suhu ekstrem yang dapat mematikan telur, larva, dan pupa, yang sangat sensitif. Selain itu perubahan waktu mekarnya nektar akibat kondisi perubahan iklim dapat menetaskan larva kupu-kupu, padahal sumber makannya belum tersedia.

Terdapat juga ancaman dari bencana alam, seperti kebakaran hutan dan lahan, yang menghancurkan habitat dan populasi dengan cepat.

"Jangankan kupu-kupu sebagai bioindikator yang sensitif, kita manusia saja ketika terjadi pergeseran musim, kehidupan kita juga ikut bergeser. Sebagai contoh yang mengalami dampak langsung itu petani," jelasnya.

Menurut data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari 17.500 spesies kupu-kupu, setidaknya 2.500 diantaranya teridentifikasi dapat ditemui di Indonesia. Dengan sekitar 25 diantaranya masuk dalam spesies yang dilindungi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar