13 Januari 2025
12:06 WIB
Kontroversi Koin Jagat, Tren Berburu Koin Yang Marak Di Kota Besar
Koin Jagat mengajak pengguna untuk mencari dan mengumpulkan koin virtual yang tersebar di berbagai lokasi di dunia nyata yang dapat ditukar dengan hadiah uang.
Anak muda Bandung mencari koin harta karun dari Koin Jagat yang tersebar di Taman Maluku, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/1/2025). ANTARA/Rubby Jovan
JAKARTA – Setelah gim berburu Pokemon dalam Pokemon Go sempat booming beberapa tahun lalu, hal serupa kembali muncul. Kali ini, fenomena permainan perburuan harta karun digital "Koin Jagat" tengah viral di platform media sosial TikTok.
Permainan Koin Jagat tersedia di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Lokasi koin biasanya ditempatkan di area publik seperti taman kota, alun-alun, dan tempat umum lainnya. Misalnya, di Jakarta, koin dapat ditemukan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), sementara di Surabaya, koin tersebar di sekitar Alun-Alun Surabaya.
Koin-koin ini kemudian dapat ditukarkan dengan hadiah uang tunai, dengan nilai yang bervariasi tergantung jenis koin yang ditemukan. Tren berburu Koin Jagat berhasil menarik perhatian banyak masyarakat, terutama anak muda. Dengan bantuan aplikasi Jagat, mereka dapat melacak lokasi koin dan berpartisipasi dalam perburuan harta karun digital ini.
Aktivitas tersebut tidak hanya memberikan kesempatan untuk mendapatkan hadiah, tetapi juga menawarkan pengalaman seru dalam menjelajahi berbagai tempat.
Namun, fenomena ini memunculkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap lingkungan. Beberapa laporan mengungkapkan, sejumlah pemburu koin merusak taman dan fasilitas umum saat mencari koin, sehingga menimbulkan masalah baru bagi masyarakat dan pengelola ruang publik.
Lantas, apa sebenarnya Koin Jagat? Simak ulasannya berikut ini, seperti dilansir Antara, Senin (13/1).
Apa itu Koin Jagat?
Koin Jagat merupakan bagian dari permainan "Treasure Hunt" yang tersedia dalam aplikasi Jagat, sebuah platform sosial berbasis peta digital. Permainan ini mengajak pengguna untuk mencari dan mengumpulkan koin virtual yang tersebar di berbagai lokasi di dunia nyata, menciptakan pengalaman interaktif yang menarik.
Setiap koin memiliki nilai tukar yang berbeda, menawarkan hadiah uang tunai yang bervariasi sesuai jenis koin yang ditemukan. Hal ini menambah daya tarik permainan, sekaligus memberikan insentif kepada pengguna untuk terus berpartisipasi dalam pencarian koin di berbagai tempat.
Untuk berpartisipasi dalam perburuan Koin Jagat, beriku langkah-langkah yang harus diikuti:
1. Unduh dan instal aplikasi Jagat
Aplikasi tersedia di Google Play Store untuk pengguna Android dan App Store untuk pengguna iOS.
2. Buat akun baru
Daftarkan diri Anda dengan mengikuti proses pendaftaran di aplikasi.
3. Aktifkan GPS
Pastikan fitur GPS di perangkat Anda aktif agar aplikasi dapat menunjukkan lokasi koin yang tersembunyi.
4. Ikuti peta di aplikasi
Aplikasi Jagat akan menampilkan peta dengan lokasi koin terdekat. Ikuti petunjuk untuk menuju lokasi tersebut.
5. Klaim koin
Saat berada di lokasi yang ditunjukkan, klik ikon harta karun yang muncul di layar untuk mengklaim koin atau hadiah.
6. Tukar koin dengan uang
Verifikasi akun dan hubungkan aplikasi Jagat dengan e-wallet atau rekening bank untuk mencairkan koin yang telah dikumpulkan.
Nilai Hadiah Koin Jagat
Setiap jenis koin dalam permainan Koin Jagat menawarkan nilai hadiah yang berbeda-beda. Koin Perunggu bernilai antara Rp300.000 hingga Rp1.000.000, sementara Koin Perak diperkirakan memiliki nilai lebih tinggi meskipun detailnya belum dirilis. Koin Emas menjadi yang paling berharga dengan nilai hadiah tertinggi, menjadikannya incaran utama para pemain dalam berburu koin virtual ini.
Popularitas Koin Jagat terus meningkat sebagai permainan interaktif yang unik dan menghibur. Dengan memadukan teknologi digital dan pengalaman nyata dalam perburuan harta karun, permainan ini berhasil mencuri perhatian masyarakat luas.
Dampak Perburuan Koin Jagat
Meskipun permainan ini menawarkan hadiah menarik, beberapa kekhawatiran muncul terkait potensi kerumunan di lokasi koin yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat. Kritik juga datang dari sejumlah pengguna TikTok yang menyoroti membludaknya pemain di area tertentu, yang kadang menimbulkan gangguan di ruang publik.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara bahkan meminta pengembang aplikasi pencari koin Jagat agar segera menghentikan aktivitasnya, karena para pengguna telah merusak fasilitas umum, terutama taman-taman kota.
Koswara mengatakan fenomena ini muncul setelah beberapa taman di Bandung dijadikan lokasi berburu koin oleh pengguna aplikasi, yang menyebabkan kerusakan pada fasilitas taman. "Kalau memang merusak fasilitas umum, ya harus dihentikan. Silakan berkreasi membuat aplikasi, tapi jangan sampai merusak fasilitas publik. Kalau taman dirusak, susah memperbaikinya," ujar Kuswara di Bandung, Minggu (12/1).
Koswara menyampaikan bahwa kerugian utama berupa kerusakan pada tanaman dan fasilitas taman. Tim penjaga taman, termasuk petugas keamanan taman terus berupaya memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Dia menambahkan pengembang aplikasi tersebut juga tidak meminta izin kepada Pemkot Bandung dalam menggelar kegiatan mencari koin. "Kami tidak pernah menerima permohonan izin. Jadi, nanti akan ditindaklanjuti oleh Kadiskominfo. Kalau memang tidak boleh, ya akan dilarang," tuturnya.
Dia menyarankan agar aktivitas seperti berburu koin diarahkan ke lokasi lain yang tidak merusak fasilitas publik, seperti lapangan atau tempat tertutup lainnya. Ia juga berharap aplikasi serupa dapat memberikan nilai edukasi kepada masyarakat bukan malah merusak fasilitas publik.
"Kalau ingin membuat aplikasi berbasis poin, sebaiknya dikaitkan dengan kegiatan positif seperti membersihkan sampah atau menabung botol plastik di bank sampah. Itu lebih mendidik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kabid Pertamanan dan Dekorasi Kota DPKP Bandung, Yuli Eka Dianti mengungkapkan sejumlah taman kota seperti Taman Sukajadi, Maluku, Tegalega, Pet Park, Taman Panda, dan Taman Balai Kota mengalami kerusakan yang cukup parah akibat aktivitas pencarian koin.
"Tanaman diinjak-injak, lantai di Taman Tegalega dilepas, bahkan ada yang sampai menggali tanah. Padahal kami sudah susah payah merawat taman-taman ini," ujar Yuli.
Dia pun menyebut DPKP telah mencoba menghubungi pengembang aplikasi tersebut. "Mereka baru merespons kemarin dan menyampaikan akan mengimbau penggunanya agar tidak merusak fasilitas publik. Mereka juga meminta waktu untuk berdiskusi lebih lanjut dengan DPKP," pungkasnya.