03 Maret 2023
18:25 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Program lomba dan fasilitasi film dari Direktorat Perfilman dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Kompetisi Produksi Film Pendek (Kompro), akan kembali dihelat. Tahun ini, Kompro resmi menyandang nama “Layar Indonesiana”, mengadaptasi nama salah satu sub-program hilirisasi film-film pemenang Kompro di tahun 2022 lalu.
"Layar Indonesiana 2023" akan bergulir dari bulan ini, dimulai dengan periode penjaringan peserta mulai 6 Maret hingga 1 Mei mendatang. Dalam periode itu, para sineas muda di seluruh Indonesia bisa mengirimkan proposal ide cerita untuk diikutsertakan dalam kompetisi Layar Indonesia.
Koordinator Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film Kemendikbudristek, Edi Suwardi mengatakan, seiring perjalanan tiga tahun kompetisi yang dimulai sejak 2021 ini, dilakukan berbagai upaya pengembangan. Tujuannya, memperkuat ekosistem perfilman, juga secara spesifik demi mendorong prestasi para sineas tanah air di kancah global.
Untuk misi itu, Layar Indonesiana menghadirkan penguatan mulai dalam bentuk pembaruan program hingga dengan memperluas jangkauan setiap program di dalam kompetisi. Salah satunya dengan penghadiran program kelas untuk membahas distribusi film di skena internasional.
“Ada tahapan-tahapan yang akan memberi semacam pembekalan, akan dilaksanakan di dalam kegiatan ini. Yaitu bisa diikutsertakan dalam sesi development New York Film Academy. Juga rencananya ada sesi bersama Park Sungho dari Korea,” ungkap Edi dalam sesi temu media di Jakarta, Kamis (2/3).
Workshop bersama New York Film Academy merupakan salah satu kegiatan dalam Kompro yang sudah dimulai sejak tahun lalu. Tahun ini kegiatan tersebut akan kembali dijalankan. Sementara sesi workshop bersama Park Sungho yang merupakan Programer Busan International Film Festival, adalah lini sub-program baru untuk Kompro atau Layar Indonesiana.
Layar Indonesiana sendiri adalah sebuah program kompetisi proposal ide cerita untuk film pendek. Dalam dua tahun terakhir, program ini bergulir dengan serangkaian tahapan seleksi sekaligus fasilitasi dan pendampingan. Mulai dari tahapan workshop creative development untuk 50 besar peserta kompetisi, sesi pitching untuk 25 terbaik, sesi pengembangan cerita bersama New york Film Academy untuk 10 terbaik(mulai sejak 2022), hingga fasilitasi produksi bagi 10 terbaik.
Penguatan Program
Produser sekaligus perwakilan kurator Layar Indonesiana, Rina Damayanti menerangkan, program development bersama New York Film Academy tahun ini akan berbeda dari tahun lalu. Jika sebelumnya diberikan bagi 10 proposal terbaik, maka tahun ini akan diberikan bagi 25 yang terbaik.
“Ini adalah bentuk penguatan program, supaya proses dari setiap tahapan ini juga memberikan manfaat bagi teman-teman yang mengikuti. Nanti yang 25 terbaik, mereka setelah itu diberi lagi kesempatan untuk memperbaiki proposalnya, lalu dari situ akan dipilih 10 untuk difasilitasi,” jelas Rina.
Tidak berhenti di situ, penguatan juga dilakukan dengan menghadirkan sesi tahapan baru, di mana 10 proposal terbaik, akan diikutkan dalam Movie Camp. Di sini, para peserta akan dimentori oleh para sineas tanah air yang telah berpengalaman, yang akan membahas seputar distribusi ke festival-festival film internasional.
Masih dalam rangkaian itu, termasuk akan ada kelas bersama programer dari Busan International Film Festival. Program ini akan fokus membahas bagaimana strategi mendistribusikan film melalui film di festival-festival film internasional.
Upaya membidik jejaring distribusi internasional ini menjadi fokus bagi Layar Indonesiana karena menurut Rina, ada potensi yang besar untuk merealisasikannya. Berkaca pada Kompro tahun 2022 lalu, sejumlah film terbaik hasil fasilitasi kompetisi, juga telah sukses menembus berbagai festival film internasional.
“Artinya kita optimis banget, tahun ini bisa lebih banyak lagi festival internasional yang bisa kita tembus. Sehingga metodenya itu juga kita perkuat lagi dengan adanya tadi, group mentor (Movie Camp), sebagai ajang transfer ilmu dengan senior-senior yang sudah punya pengalaman di internasional,” imbuh Rina.
Fasilitasi Distribusi
Lebih jauh lagi, perwakilan kurator lainnya, Ifa Isfansyah menyebutkan bahwa Layar Indonesia kali ini cakupan fasilitasinya lebih luas daripada sebelumnya. Dalam dua tahun sebelumnya Kompro hanya berfokus pada proses produksi, dan tak sampai pada fasilitasi distribusi, khususnya untuk ke festival-festival film internasional.
Ifa membocorkan, dalam Layar Indonesia tahun ini, akan ada slot dana yang dianggarkan untuk membantu distribusi film-film terbaik ke jaringan festival internasional.
Fokus yang semakin kuat pada jejaring internasional ini menurut Ifa berkaca pada hasil Kompro dalam dua tahun terakhir. Film-film pemenang kompetisi menurutnya memperlihatkan potensi film Indonesia yang kuat, yang menawarkan karakter keberagaman Indonesia, yang menunjukkan potensi besar sineas muda Indonesia.
Karena itulah, potensi tersebut hendak didorong lewat skema fasilitasi distribusi internasional.
“Nanti akan ada beberapa list film festival yang akan dibantu juga pendanaannya untuk submit dan membuat jaringan ke festival-festival film internasional,” kata Ifa.
“Nantinya, PR bagaimana kita konsisten mendukung bakat Indonesia yang tidak habis ini setiap tahun, juga bagaimana film-film ini punya statemen yang penting dan punya kedekatan personal dengan pembuatnya. Karena kan film pendek seharusnya bisa benar-benar jadi medium yang sangat jujur bagi pembuatnya, berbeda dengan film komersial,” pungkas Ifa.
Launching Layar Indonesiana 2023 ditandai dengan acara media gathering sekaligus penayangan karya-karya pemenang tahun sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung di CGV FX Sudirman, Jakarta, Kamis (02/3).
Dalam kegiatan ini, dilangsungkan pula screening tiga film pendek pemenang Kompro 2022, yaitu Bersama Membangun Negeri (sutradara Deo Mahameru/ produksi Cinemahameru); Stroke (Bernardus Raka/ People Film); dan Membicarakan Kejujuran Diana (Angkasa Ramadhan/ Kembang Layar Indonesia).