04 Juni 2024
09:38 WIB
Kolaborasi Tumbuhkan Ekosistem Industri Gim Dalam Negeri
Di tengah terus bertumbuhnya ekosistem gim di dalam negeri, tentu dibutuhkan SDM yang mumpuni sebagai penunjang, termasuk kolaborasi dengan vokasi.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi seorang wanita memainkan gim buatan Indonesia, A Space for The Unbound. Dok/Kemenparekraf |
JAKARTA - Industri gim nasional belakangan ini semakin menarik perhatian publik Tanah Air, tidak hanya dari segi ragam permainan tetapi juga sebagai lahan bisnis yang dapat menghasilkan materi. Tak heran berbagai event e-sport yang digelar selalu memperoleh antusiasme yang besar dari peserta, utamanya generasi muda.
Pemerintah bahkan berkomitmen melakukan percepatan pengembangan industri gim nasional melalui Perpres No. 19 Tahun 2024. Merespons hal tersebut, pendidikan vokasi perlu ikut serta menumbuhkembangkan ekosistem industri gim nasional.
Upaya ini dilakukan dengan menggandeng PT Gamecomm Indonesia Networks sebagai salah satu mitra bagi satuan pendidikan vokasi. Setelah melakukan sejumlah tahapan yang berawal dari Webinar bersama 125 sekolah menengah kejuruan (SMK), terpilih 41 SMK yang dinyatakan siap melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (PKS) dengan PT Gamecomm Indonesia Networks.
Penandatanganan ini merupakan upaya dalam rangka mendidik SDM pendidikan vokasi agar memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri gim. Terlebih saat ini, industri gim nasional yang kian berkembang masih kesulitan untuk merekrut calon pekerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
"Saat ini industri gim di Indonesia masih kesulitan mencari SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu kami akan melakukan program pengembangan dan peningkatan kualitas, serta penyerapan SDM yang berasal dari pendidikan vokasi untuk industri gim nasional," tutur CEO PT Gamecomm Indonesia Network, Sere Kalina Florencia, Senin (3/6).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati menyampaikan, industri gim nasional memiliki potensi besar pada ekonomi Indonesia. Posisi industri gim nasional juga relatif strategis dengan adanya perubahan tren pertumbuhan pendapatan setiap tahun yang dihasilkan oleh pasar gim di Indonesia, sehingga menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-16 pasar gim dunia.
"Oleh sebab itu, yang bisa dilakukan oleh pendidikan vokasi adalah mendidik sehingga lulusan produktif, kompeten, dan mandiri," ucap Kiki.
Kiki menegaskan, penandatanganan PKS merupakan langkah awal. Selanjutnya, pekerjaan rumah dari SMK adalah melakukan implementasi, seperti menyiapkan kurikulum yang dapat menyiapkan peserta didik bekerja di industri gim hungga memanfaatkan sebanyak-banyaknya kehadiran industri di sekolah.
Sementara kepada Gamecomm Indonesia, Kiki mengucapkan apresiasi karena sudah memberikan kesempatan kepada pendidikan vokasi untuk bersama-sama membangun kemitraan sinergis.
"Bagi kedua belah pihak, kemitraan ini tentu tidak mudah. Ini adalah cerminan keterbukaan kedua belah pihak untuk membuka diri dan bersama-sama memajukan industri gim Tanah Air,” ujar Kiki.
Sementara itu, Plt Direktur Kemitraan dan Penyelasaran DUDI (Dit. Mitras DUDI), Uuf Brajawidagda menjelaskan, pihaknya berperan sebagai penghubung antara satuan pendidikan vokasi dan DUDI dalam mempromosikan kolaborasi dan memastikan adanya keselarasan.
"Kami mendorong kolaborasi yang sepadan. Interest-nya sama sehingga bisa dapat benefit yang sama pula," imbuh Uuf.