c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

28 Agustus 2023

15:04 WIB

Kimia PFAS Ditemukan Dalam Sedotan Kertas Dan Bambu

Bahan kimia ini sering disebut sebagai "kimia abadi" dan ditemukan di sebagian besar sedotan yang diuji dalam penelitian.

Editor: Rendi Widodo

Kimia PFAS Ditemukan Dalam Sedotan Kertas Dan Bambu
Kimia PFAS Ditemukan Dalam Sedotan Kertas Dan Bambu
Ilustrasi sedotan kertas. Shutterstock/Shawn.ccf

JAKARTA - Di tengah penggunaannya yang mulai banyak diminati, beberapa penelitian baru menemukan bahwa sedotan kertas mungkin memiliki kelemahan. Namun, kelemahan ini bukan terkait daya tahan pakainya yang relatif singkat.

Dikutip dari Popsci, sebuah penelitian kecil di Eropa yang menguji beberapa merek sedotan yang diterbitkan di jurnal Food Additives and Contaminants. Mereka menemukan bahwa beberapa merek sedotan kertas mengandung kelompok bahan kimia sintetis berbahaya yang dikenal sebagai zat poli dan perfluoroalkil (PFAS).

Bahan kimia ini sering disebut sebagai "kimia abadi" dan ditemukan di sebagian besar sedotan yang diuji dalam penelitian ini dan paling sering terdeteksi pada sedotan yang terbuat dari kertas dan bambu.

PFAS sendiri ditemukan dalam berbagai macam produk, mulai dari panci anti lengket hingga pakaian dan membantu membuat bahan tahan terhadap air dan noda. Bahan ini mungkin berbahaya bagi manusia, satwa liar, dan lingkungan, karena kemampuannya bertahan selama ribuan tahun.

Beberapa penelitian menghubungkan bahan kimia dengan berbagai kanker. Bahkan diperkirakan PFAS sendiri sudah ada di lebih dari 97% tubuh orang Amerika, di mana para peneliti pernah menemukannya di dalam ASI.

Sebuah studi terpisah tahun 2021 menemukan PFAS dalam sedotan minum nabati di Amerika Serikat. Penulis studi dan ilmuwan lingkungan Universitas Antwerp, Thimo Groffen dan timnya ingin melihat apakah hal yang sama juga terjadi di Belgia.

"Sedotan yang terbuat dari bahan nabati, seperti kertas dan bambu, sering diiklankan sebagai lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan daripada yang terbuat dari plastik. Namun, kehadiran PFAS dalam sedotan ini melunturkan manfaat sehat dari sedotan-sedotan tersebut," kata Groffen.

Dalam studi tersebut, tim menguji 39 merek sedotan minum yang terbuat dari lima bahan – kertas, bambu, kaca, stainless steel, dan plastik.

Sedotan terutama diperoleh dari toko-toko, supermarket, dan restoran cepat saji dan menjalani dua putaran pengujian untuk PFAS. Sekitar 27 dari 39 merek yang diuji dalam penelitian ini mengandung PFAS, dengan 18 PFAS berbeda terdeteksi secara total.

Sedotan kertas adalah yang paling mungkin mengandung PFAS, dengan bahan kimia terdeteksi di 18 dari 20 merek sedotan kertas yang diuji. Mereka juga terdeteksi pada di empat dari lima merek sedotan bambu, tiga dari empat merek sedotan plastik, dan dua dari lima merek sedotan kaca.

Bagian menariknya, tim tidak mendeteksi adanya PFAS dalam lima merek sedotan stainless steel yang diuji.

Menurut tim, konsentrasi PFAS rendah dan karena orang-orang cenderung hanya menggunakan sedotan sesekali, mereka masih belum menimbulkan risiko signifikan bagi kesehatan. Namun, PFAS dapat tetap berada di dalam tubuh selama beberapa tahun dan konsentrasinya dapat meningkat.

Tidak diketahui apakah PFAS ditambahkan ke sedotan untuk waterproofing ketika mereka sedang diproduksi atau apakah itu adalah hasil kontaminasi dari sumber yang berbeda.

Beberapa sumber kontaminasi bisa berupa tanah tempat bahan nabati ditanam dan air yang digunakan selama proses pembuatan. Namun, karena PFAS hadir di hampir setiap merek sedotan kertas yang diuji tim, peneliti sepakat pada kemungkinan PFAS digunakan sebagai lapisan anti air.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar