16 Agustus 2021
20:57 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Puisi-puisi perjuangan seputar kemerdekaan Indonesia, barangkali sudah jamak ditulis oleh para penyair Indonesia. Namun, bagiamana jika puisi itu ditulis oleh seorang asing, yang sama sekali tak memiliki ikatan kebangsaan dengan Indonesia?
Itulah yang dilakukan Mariam Ashraf, pelajar program bahasa Indonesia penutur asing (BIPA) asal Mesir. Ia menulis puisi berjudul “Sisi Perjuangan”, yang sangat menyentuh. Menggambarkan tentang nasionalisme para pejuang, serta pengorbanan darah dan air mata untuk kemerdekaan Indonesia.
Puisi tersebut ditulis di Mesir, namun menghadirkan nuansa simpatik dan sudut pandang yang sangat nasionalis. Seolah ditulis oleh orang Indonesia sendiri.
Hebatnya lagi, puisi tersebut mendapatkan apresiasi yang luas dari publik Indonesia, berkat dibacakan ulang dan diunggah ke YouTube oleh sahabat Mariam yang merupakan warga Indonesia, bernama Devi Virhana.
Unggahan tersebut ditonton lebih dari 20 ribu orang dalam waktu satu minggu penayangannya, dan banyak diantara netizen yang mengapresiasi puisi Mariam. Bahkan, banyak yang meminta izin menggunakan puisi karya Miriam untuk keperluan lomba, festival dan konten pembacaan puisi.
Mariam sendiri mengaku terkejut sekaligus bahagia, dengan apresiasi yang luas dari masyarakat Indonesia tersebut. Kepada Validnews, Mariam mengaku merasa dekat dengan Indonesia.
Kedekatan itu tumbuh karena pengalamannya banyak berkolega dengan pelajar Indonesia di Mesir. Serta beberap kali juga pernah mengunjungi Indonesia dalam rangka progam pembelajaran.
Hal itu membangun perasaan intim pada diri Mariam. Di tambah lagi, masyarakat Indonesia menurutnya memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Mesir.
“Yang membuat saya merasa dekat, yaitu orangnya. Mungkin karena kira mirip ya. Orang Mesir sangat baik hati, dan itu seperti orang Jawa. Orang Mesir katanya manis-manis, dan itu seperti orang Sumatra,” ungkap Mariam melalui pesan WhatsApp, Senin (16/8).
Di samping itu, secara lebih mendasar, Mariam merasa berbagi sejarah dengan Indonesia, sebagai bagian dari bangsa yang sama-sama pernah dijajah. Hal itu membentuk perasaan kedekatan yang mendalam baginya.
“Saya sangat merasa apa arti negara dijajah oleh kekuatan kolonial, dan juga merasa apa arti kemerdekaan, kebebasan setelah dipenjara kolonial,” tutur pelajar BIPA di Pusat kebudayaan Indonesia Kairo ini.
Mariam berharap puisinya dapat dinikmati oleh semua masyarakat Indonesia. Lebih spesifik lagi, ia berharap bisa kembali datang ke Indonesia. Bahkan, perempuan jelita ini menaruh keinginan untuk menjadi penyair berdarah Mesir yang sukses sebagai penyair berbahasa Indonesia.
Pecinta Bahasa dan Sastra Indonesia
Mariam adalah pecinta sastra Indonesia sejak lama. Puisi “Sisi Perjuangan” yang di momen bulan kemerdekaan ini viral di Indonesia, bukanlah puisi berbahasa Indonesia pertama yang ia tulis. Nyatanya, Mariam sudah pernah menerbitkan beberapa puisinya di salah satu media massa Indonesia.
Devi Virhana, sahabat Mariam menceritakan, Mariam sendiri menganggap Indonesia sebagai negara keduanya, karena pandai berbahasa Indonesia dan bersahabat dengan banyak pelajar Indonesia. Dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang mumpuni, Mariam juga menjadi guru bahasa Amiyah Mesir bagi para pelajar Indonesia di Kairo.
Devi sendiri adalah teman yang sering diajak Mariam berdiskusi tentang puisi dan bahasa Indonesia. Termasuk, Devi pula yang berinisiatif mengunggah pembacaan puisi karya Mariam ke akun YouTube-nya, Devi Virhana Qomaro, sehingga mendapat sambutan hangat dari publik Indonesia.
“Mariam pernah bercerita bahwa Indonesia dianggap sebagai negara keduanya. Ia pernah ke Indonesia, dan katanya merasa sangat senang di Indonesia,” ungkap Devi kepada Validnews.
Devi menilai Mariam adalah salah satu pelajar BIPA yang berbakat. Ia tidak hanya memiliki imajinasi yang tinggi dalam mengarang puisi, namun juga piawai membaca puisi, serta juga potensial dalam bidang seni lainnya.
“Setelah puisinya banyak diapresiasi di Youtube dan ada juga yang membacakannya di Instagram, banyak warga Indonesia yang mention dia, dan dia semakin bersemangat menulis puisi tentang Indonesia,” imbuh Devi.
Berikut cuplikan puisi “Sisi Perjuangan” karya Mariam, sebagaimana yang dikirimkan kepada Validnews;
"Sisi Perjuangan”
Bendera Holandia telah berada di setiap gang buntu.
Mengepak di langit negaraku mempersempit cita-citaku hingga nafasku hilang.
Wahai negara suciku Indonesia.
Negara hijauku yang telah bertahan lama melihat ragam bendera di atas bangunannya.
Tanahmu haus akan darah para pahlawan yang memanggil setiap jiwa, memuaskan tumpah darah pahlawan, yang menjadikan tanahmu subur untuk kemerdekaan dan kebebasan.
Darah pahlawan telah membangun negeri ini, bak sinar matahari yang membentengi, mengabadikan 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan.
Demi tanahmu Indonesiaku, kami akan mengangkat benderamu sampai ke langit ketujuh, suara kemerdekaan akan terus bergema di setiap jalan.
Demi tanah ini kita akan berteriak, sampai darah kita habis kita akan berteriak, Merdeka! Merdeka! Sampai nama Indonesiaku mendunia.
Wahai Indonesia, hai Indonesia! Aku ingin mendengar teriakanmu yang setia bahwa darah pahlawan tidak sia-sia.
Ayo, berteriak Merdeka! Merdeka!
Dengan jiwa, hidup, dan usia kami.
Kami akan menjaga tanah ini
Senyum manis Indonesiaku
Melarutkan kebencian musuh
Jangan bersedih, jangan bersedih
Dan angkatlah kepalamu setinggi-tingginya
Hari ini tanahmu merdeka lagi
Darah para pahlawan akan tetap dalam warna benderamu untuk menghidupkanmu kembali.
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah Air Jaya pasti
Indonesiaku