10 November 2025
08:21 WIB
Kenali Perbedaan Lupa Karena Demensia Dan Faktor Usia
Lupa yang disebabkan karena faktor usia lanjut dan demensia kerap dianggap sama, padahal keduanya sangat berbeda. Bagaimana membedakannya?
Ilustrasi kehilangan memori akibat demensia atau kerusakan otak, sebagai simbol penurunan fungsi pikiran. Shutterstock/pathdoc
JAKARTA - Lupa menjadi salah satu kondisi yang lumrah terjadi, bahkan pada siapa pun dan di usia berapa pun. Namun, seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakan akan demensia, membuat sebagian orang khawatir bahwa hal itu menjadi tanda awal gangguan tersebut.
Dilansir dari Medical Daily, seiring bertambahnya usia, kemampuan mengingat seseorang memang bisa menurun dan memerlukan waktu lebih lama untuk mengingat kembali informasi. Kondisi ini merupakan bagian normal dari proses penuaan, tidak berarti seseorang mengalami demensia.
Demensia dan proses penuaan normal sering kali disamakan, padahal keduanya berbeda. Pada demensia, gejala biasanya dimulai dengan gangguan ingatan ringan yang semakin memburuk seiring waktu.
Sementara pada penuaan normal, lupa biasanya bersifat sesekali dan lebih sering berkaitan dengan kenangan lama. Sebaliknya, penderita demensia kerap mengalami kesulitan mengingat peristiwa baru, seperti percakapan yang terjadi di hari yang sama atau orang yang baru ditemui.
Dikutip dari Antara, demensia tidak hanya berkaitan dengan hilangnya daya ingat, tetapi juga menyebabkan kebingungan, kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, gangguan bahasa dan pemahaman, serta perubahan perilaku yang signifikan.
Dalam jangka panjang, gejala tersebut dapat mengganggu kemandirian seseorang dan mempengaruhi kualitas hidupnya.
Namun, munculnya gejala seperti lupa atau kebingungan tidak cukup untuk memastikan seseorang mengidap demensia. Diagnosis hanya dapat ditentukan oleh tenaga medis melalui pemeriksaan menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan, tes kognitif, pemeriksaan fisik, serta pencitraan otak untuk menyingkirkan penyebab lain.
Masalah ingatan juga dapat dipicu oleh berbagai faktor lain, seperti cedera kepala, infeksi otak, gangguan tiroid, efek samping obat, masalah mental seperti depresi atau kecemasan, penyalahgunaan zat, gangguan tidur, hingga kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B12.
Jika gangguan ingatan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya sering mengulang pertanyaan yang sama, tersesat di tempat yang sudah dikenal, atau kesulitan merawat diri sendiri, disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Dalam beberapa kasus, lansia dapat didiagnosis mengalami gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment/MCI), yakni kondisi ketika gangguan ingatan lebih menonjol dibandingkan orang lain seusianya.
Meskipun berbeda dari demensia, MCI dapat menjadi tahap awal penyakit Alzheimer dan memerlukan pemantauan medis lebih lanjut.