12 Maret 2025
18:27 WIB
Kenali Gejala Awal Parkinson
Diperkirakan kasus penyakit parkinson akan mengalami kenaikan secara signifikan di tahun 2050. Kenali gejala-gejala awalnya.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi gejala penyakit Parkinson atau tangan mati rasa, jari terkunci, hingga nyeri tangan. Shutt erstock/R Photography |
JAKARTA - Menurut sebuah studi, angka kejadian penyakit parkinson di tahun 2021 mencapai 12 juta kasus. Diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan, yakni 112% di tahun 2025 mendatang menjadi 25,2 juta kasus.
Para peneliti menggunakan data tren penyakit dari 195 negara, dan memasukkan variabel yang memengaruhi tingkat kasus untuk membuat proyeksi prevalensi penyakit parkinson hingga tahun 2050, dalam studi yang hasilnya dipublikasikan di BMJ tersebut.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit parkinson adalah kondisi otak yang menyebabkan masalah pada pergerakan, kesehatan mental, tidur, nyeri, dan masalah kesehatan lainnya. Penyebab penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan dan meningkatkan kebutuhan perawatan ini belum diketahui.
Kendati demikian, orang dengan riwayat Parkinson dalam keluarga memiliki risiko lebih tinggi. Paparan polusi udara, pestisida, dan pelarut juga dapat meningkatkan risiko. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang dewasa berusia lebih tua, tetapi orang yang lebih muda juga dapat mengalaminya. Penyakit Parkinson belum ada obatnya, tetapi gejalanya bisa dikurangi dengan terapi dan obat-obatan.
Menurut laporan Health, gejala penyakit Parkinson biasanya muncul perlahan dan dapat bertahan lama. Gejala-gejala parkinson bisa sangat beragam, namun ada beberapa gajal yang bisa muncul pada tahap awal. Seperti apa gejalanya, berikut dilansir dari Antara.
Gelaja paling umum yakni seseorang mengalami kehilangan kemampuan mencium merupakan tanda awal umum penyakit parkinson. Kebanyakan penderita penyakit ini mengalaminya.
Kemudian, konstipasi merupakan gejala gastrointestinal akibat penyakit parkinson yang paling dikenal luas menurut Parkinson's Foundation, dan sering kali bermula sebelum gejala motorik muncul.
Kepala staf ilmiah Parkinson's Foundation, James Beck mengatakan, tremor terjadi pada 70-80% orang yang terserang penyakit parkinson. Tremor yang khas terjadi saat istirahat dan mereda saat tidur. Gejala ini cenderung muncul di satu sisi, kemungkinan di tangan, tetapi juga dapat terjadi di bibir bawah, tungkai, atau rahang.
Gangguan tidur memang belum tentu merupakan indikasi penyakit Parkinson. Namun, gerakan tiba-tiba saat tidur dapat menjadi tanda spesifik penyakit ini.
Orang yang menderita penyakit parkinson kadang mengalami perubahan pada tulisan tangan mereka, tulisannya bisa menjadi lebih kecil dan lebih berhimpitan.
Gejala lainnya, parkinson dapat menyebabkan gerakan anggota tubuh menjadi lebih lambat, lengan mungkin tidak berayun seperti sebelumnya ketika berjalan, dan berkedip serta tersenyum mungkin jadi lebih sulit. "Rasa sakit bisa muncul. Misalnya, beberapa orang dengan bahu beku mungkin akhirnya mendapati bahwa masalahnya bukan pada sendi, tetapi pada sistem saraf," kata Beck.
Perhatikan juga cara bicara. Jika seseorang mengalami perubahan cara bicara, ini bisa menjadi indikasi awal. Perubahan suara menjadi lebih lembut, serak, atau tidak jelas bisa jadi merupakan tanda penyakit parkinson.
Dan gejala awal yang terakhir adalah timbulnya kecemasan. Gejala non-motorik seperti kecemasan dan depresi dapat menjadi indikator perkembangan parkinson. Gejala-gejala ini tidak selalu merupakan reaksi terhadap penyakit Parkinson, tetapi bisa jadi merupakan hasil dari perubahan kimia otak.
Seiring dengan perkembangan penyakit, banyak penderita Parkinson yang mengalami rasa pusing atau vertigo. Perubahan postur tubuh seperti menekuk leher, membungkukkan bahu, serta menekuk pergelangan tangan, lutut, dan sendi lainnya juga umum terjadi.