c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

22 Desember 2021

21:00 WIB

Kemenangan Hakiki Sang "Elang Dagestan"

Khabib Nurmagomedov tak tegoyahkan di pertandingan dan pendirian. Pensiun pada saat jaya dan memilih berbuat bagi bangsa, membuatnya kian disegani.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

Kemenangan Hakiki Sang "Elang Dagestan"
Kemenangan Hakiki Sang "Elang Dagestan"
Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov seniman bela diri campuran profesional Rusia. Instagram/@khabib_ nurmagomedov

JAKARTA – Pada 2014, sebuah video viral di media sosial. Video tersebut menayangkan seorang anak kecil tengah bergulat dengan seekor anak beruang yang dirantai di dekat sebuah pohon. 

Anak kecil itu bergulat dengan sepenuh tenaganya tanpa rasa takut dan sakit. Sorot matanya menunjukkan kalau ia ingin menang.

Video tersebut diambil pada September 1998 oleh seorang veteran militer Rusia, Abdulmanap Magomedovich Nurmagomedov. Ia sengaja merekam anak laki-laki keduanya saat bertarung untuk sebuah ‘tes’. Sang ayah tengah menguji anak laki yang belum genap berusia 10 tahun itu untuk kesiapan akan menjadi seorang petarung.

Buat penonton dari berbagai belahan dunia, pasti menganggap ayah anak itu sudah kehilangan akal. Akan tetapi, di Dagestan, Russia, adalah hal biasa jika anak kecil ditarungkan melawan anak beruang. Negeri tersebut merupakan negeri para petarung, kata orang-orang. 

Kontur daerah pegunungan di sana pun mau tak mau memaksa semua pria-nya memiliki fisik yang tangguh. Tidak heran, kalau anak-anak di sana dilatih bergulat sejak usia dini.

Hal itulah yang ingin ditanamkan Abdulmanap pada anaknya, Khabib Nurmagomedov. Khabib sejak kecil telah dididik menjadi seorang petarung. Belum lagi, tempat tinggalnya ini memiliki angka kejahatan teroris tertinggi di Rusia.

Pada 2001, keluarga Khabib pun meninggalkan Dagestan dan tinggal di Makhachkala. Khabib masih berlatih gulat dan bela diri lain bersama dengan ayahnya, seperti judo, maupun sambo. 

Beberapa kali ia sering terjun ke jalanan untuk bertarung. Namun, untuk capaian yang lebih jelas, Khabib kemudian memutuskan mulai berlatih mixed martial arts (MMA). Ia memastikan berkarier menjadi petarung profesional dilatih sang ayah.

Terjun ke UFC
Tidak butuh waktu lama untuk Khabib beradaptasi dengan MMA. Ia pun memulai debutnya sebagai atlet profesional di 2008 di Negeri Beruang Merah itu. Dalam kurun waktu sebulan, Khabib memenangkan empat pertarungan. 

Tiga tahun pertama berkarier di profesional, seluruh pertarungan dimenangkannya. Dia menjadi salah satu petarung yang disegani berkat rekor tidak terkalahkan.

Pamornya mulai menarik perhatian UFC (Ultimate Fighting Championship), sebuah promotor MMA Amerika Serikat yang berbasis di Las Vegas. Pada 2012, Khabib memulai debut di UFC melawan Kamal Shalorus. Keduanya berjibaku di atas Oktagon hingga di ronde ketiga. Khabib menang dengan mengunci Shalorus dengan rear naked choke.

Sayangnya, meski penampilannya brilian, nama Khabib tidak langsung mencuri perhatian para penonton, khususnya oleh fans barat. Popularitas Khabib perlahan tapi pasti mulai menanjak ketika sejak banyak orang menyadari dirinya tak pernah terkalahkan sejak pertama menginjakkan kakinya di UFC.

Sejak Shalorus, nama-nama seperti Gleison Tibau, Thiago Tavares, Abel Trujillo, Rafael Dos Anjos, Michael Johnson pun bertekuk lutut di depan kebuasan “The Eagle” (julukan Khabib yang diambil dari elang simbol Republik Dagestan). Namanya kian melambung usai mengalahkan Al Iaquinta dan menjadi juara dunia di kelas lightweight.

Puncak ledakan popularitasnya terjadi ketika berlaga menghadapi salah satu raja di kelas lightweight, Conor McGregor di UFC 229 pada tahun 2018. 

Malam pertandingan UFC 229 pun memecahkan rekor dalam sejarah pertarungan MMA. Tak kurang 20,034 penonton memadati T-Mobile Arena, Nevada dengan nilai tiket terjual sebesar US$17,2 juta. Itu belum termasuk tiket pay-per-view dari banyak stasiun televisi di bermacam negara.

Pertandingan itu dinanti karena berbagai drama jelang pertandingan. Khabib dan McGregor yang awalnya berhubungan baik berubah menjadi musuh bebuyutan. Banyak peristiwa di luar arena justru ‘memanaskan’ laga itu. McGregor pun tak ragu membawa isu SARA memojokkan Khabib. Di media, dia menyerang status muslim ultra-konservatif Khabib, 

Salah satu gesekan paling populer adalah ketika bis Khabib bersama dengan teman-temannya diserang oleh gerombolan McGregor. Mereka melempari bis dengan berbagai barang, termasuk troli besi yang mengenai jendela bis. Kaca bis pecah berhamburan. 

Beberapa petarung UFC selain Khabib terluka, termasuk Michael Chiesa yang terkena serpihan kaca ke matanya. Michael karena insiden ini gagal tampil di UFC 223 karena harus menjalani sejumlah pengobatan.

McGregor juga beberapa kali menyerang Khabib dan orang-orang terdekatnya di media sosial. Tak lupa, McGregor pun dengan sengaja menawari Khabib untuk minum alkohol ketika konferensi pers. McGregor sendiri sebelum pertandingan melansir produk whiskey bernama Proper Twelve. Agenda pertandingan itu dijadikan gimmick memopulerkan merek minuman beralkohol besutan atlet asal Irlandia itu. 

Akan tetapi, di pertandingan, Khabib berhasil membungkam McGregor. Di ronde keempat dia menamatkan perlawanan McGregor dengan rear naked choke setelah sepanjang pertandingan mendominasi. McGregor yang sebenarnya juga piawai dalam pertarungan grappling tak mampu menahan kebuasan Khabib saat melantai. 

Akun media sosial Khabib menjadi sangat populer. Kurang dari 48 jam, jutaan orang mengikutinya di Instagram. Khabib pun menjadi orang Rusia yang paling banyak diikuti di media sosial Instagram, mengalahkan aktris Olga Buzova. Status muslimnya yang tentu unik di UFC pun turut membantunya populer di dunia.

Putuskan Pensiun
Setelah pertarungan dengan McGregor, Khabib sempat vakum sejenak. Ia baru tampil lagi pada 2019 melawan Dustin Poirier dan kembali menang. Dari sini banyak orang menilai Khabib seakan sudah kehabisan lawan di kelas lightweight.

Pertarungan selanjutnya menjadi salah satu pertarungan yang tidak terlupakan bagi Khabib, yakni UFC ke-254 pada Oktober 2020 di Yas Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dia melawan Justin Gaethje untuk mempertahankan gelar juara yang kesekian kali. 

Ronde pertama berlangsung cukup seru. Gaethje berkali-kali melemparkan pukulan dengan tendangan dengan tenaga khas petarung Amerika Serikat yang kuat, lawan yang belum pernah dirasakan oleh Khabib sebelumnya. 

Khabib sendiri mengakui kalau pukulan dan tendangan Gaethje merupakan yang paling menyakitkan sepanjang kariernya di UFC. 

Ronde kedua baru saja dimulai, tidak berselang lama Khabib segera melancarkan triangle choke pada Gaethje, setelah petarung Amerika itu beberapa kali melancarkan serangan ke arah kaki Khabib. Wasit Jason Herzog segera menghentikan pertarungan. Gaethje hilang kesadaran dan Khabib keluar sebagai pemenang.

Bukannya bersorak sorai, Khabib justru berlutut dan kemudian bersujud di tengah Oktagon, cukup lama. Semua penonton terpukau, mengira Khabib memanjatkan puji syukur usai menang. Namun, ketika disorot lebih dekat, Khabib justru menangis.

Gaethje yang sudah sadar kemudian langsung menghampiri dan memeluk rivalnya itu. Tim Khabib pun segera mendatangi Khabib, berusaha menenangkannya. Namun, hingga akhir tangisannya tidak juga berhenti. 

Usai sabuk juara dikalungkan oleh Presiden UFC Dana White, Khabib kemudian melepaskan sarung tangan bertarung dan meletakkannya di tengah Oktagon. Ini menjadi simbol akhir kariernya.

Dia mengungkapkan alasan dibalik keputusan itu. Dia baru saja kehilangan sosok yang sangat menginspirasi. Ayahnya dan juga pelatihnya, Abdulmanap Nurmagomedov meninggal dunia pada Juli 2020 akibat komplikasi jantung yang diperparah juga oleh covid-19. 

"Hari ini, saya ingin katakan kalau ini adalah pertarungan terakhir saya. Saya tidak mungkin di sini tanpa ayah saya. Ini adalah pertarungan pertama setelah apa yang terjadi pada ayah saya, ketika UFC menghubungi saya tentang Justin (Gaethje),” kata Khabib dalam wawancara di Oktagon dikutip dari laman resmi UFC.

Dana White berusaha membujuk Khabib untuk kembali bertarung, atau setidaknya memenangkan pertarungan ke-30-nya, mengabadikan gelar tak terkalahkan. Tidak segan-segan, White konon menawari sejumlah uang yang diperkirakan mencapai US$5 miliar agar "The Eagle" bersedia bertarung sekali lagi, khususnya rematch dengan Conor McGregor. Khabib tak bergeming. 

Tawaran serupa juga datang pada awal tahun 2020 dari seorang pangeran Arab Saudi, dengan bayaran US$100 juta. Ia tidak mau melawan siapapun lagi di Oktagon, tidak terkecuali McGregor. Khabib bersikukuh pada pendirian dan janjinya pada sang ibu.

“Saya bicara pada ibu saya selama tiga hari, dia tidak ingin saya bertarung tanpa ayah saya. Saya berjanji pada dia, ini (dengan Gaethje) pertarungan terakhir saya, dan saya tepati itu. Ini pertarungan terakhir saya di sini (UFC)," lanjut Khabib.

Penolakan ini menunjukkan betapa Khabib sangat menghargai keluarga. 

Setelah menyatakan pensiun, Khabib secara resmi menjadi promotor MMA bernama "The Eagle" sambil meluncurkan programnya sendiri "Eagle Fighting Championships" (EFC) di Moscow, Rusia pada Maret 2021. Ia berambisi agar MMA bisa masuk sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade di 2028.

Khabib juga mengupayakan agar EFC bisa bekerjasama dengan UFC. Semisal, membuat kontrak untuk UFC Fight Pass atau petarung EFC bisa naik kelas ke UFC.  Bukan rahasia lagi kalau mendapatkan kontrak UFC adalah impian dominan petarung MMA. 

Di agendanya, EFC nantinya adalah ajang yang bisa sejajar atau menjadi lawan UFC. Demi ambisi membanggakan bangsa, Sang Elang tak lagi mengejar prestasi diri. Kemenangan baginya tak lagi sebatas di ring oktagon.  

 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar