17 Januari 2025
15:53 WIB
Kekerasan Masa Kecil Berisiko Sebabkan Autoimun
Orang-orang yang mengalami pelecehan atau penelantaran saat kecil lebih rentan mengembangkan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan psoriasis
Ilustrasi. Kekerasan pada Anak. dok.Shutterstock/all_about_people
JAKARTA - Masa kecil adalah fase yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Pengalaman yang dialami di masa itu, membentuk seluruh aspek diri, mulai dari persepsi hingga kepribadian, bahkan menjadi fondasi kehidupan di masa dewasa.
Namun, ada satu hal yang perlu diketahui. Tak berkontribusi pada masalah kesehatan mental, ternyata pengalaman kekerasan di masa kecil juga dapat menyebabkan penyakit serius di kemudian hari.
Dikutip dari The Hindustan Time, Jumat (17/1), sebuah studi dari Universitas Birmingham mengungkap konsekuensi buruk dari kekerasan di masa kecil. Studi ini disebut sebagai yang pertama kali berhasil menghubungkan pengalaman traumatis masa kecil dengan penyakit yang memengaruhi sistem imun.
Orang-orang yang mengalami pelecehan atau penelantaran saat kecil lebih rentan mengembangkan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan psoriasis. Trauma yang dialami di usia dini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit ini, terutama pada perempuan. Temuan ini menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik saling terkait erat.
Karena itu, peneliti menyarankan agar perhatian khusus diberikan kepada individu yang pernah mengalami kekerasan di masa kecil. Pasalnya, mereka memiliki risiko lebih tinggi mengidap berbagai penyakit di kemudian hari.
Celakanya, trauma yang dialami di awal kehidupan, bisa memengaruhi sistem imun hingga menyebabkan kerusakan fungsi. Rheumatoid arthritis menyerang sendi, sementara psoriasis memengaruhi kulit. Keduanya memiliki penyebab yang sama; sistem imun yang tidak berfungsi dengan baik.
Menurut Arthritis Foundation, rheumatoid arthritis disebabkan oleh peradangan dan nyeri pada sendi. Kondisi ini terjadi ketika sistem imun menyerang lapisan sendi secara tidak normal.
Sementara itu, National Psoriasis Foundation menjelaskan, psoriasis menyebabkan kulit berkembang menjadi plak dan sisik yang terangkat, akibat sistem imun yang terlalu aktif mempercepat pertumbuhan sel kulit.
Keseimpulannya, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya perhatian pada trauma masa kecil, karena dampaknya tidak hanya pada kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik yang serius.
Pendekatan Trauma
Penelitian ini juga seakan memperkuat penelitian yang sudah ada. Beberapa waktu lalu, London Assembly Health Committee mengungkapkan hasil riset yang menyatakan, peristiwa traumatis yang terjadi pada masa kanak-kanak yang diabaikan bisa berbahaya untuk individu itu di masa mendatang.
Alasannya, hal itu meningkatkan risiko mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti pengembangan penyakit jantung dan terlibat dalam hal negatif misalnya berbau kejahatan. Dalam laporan berjudul "Connecting up the care" itu, lebih dari 23.097 anak-anak di London mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan antara April 2017 dan Maret 2018.
Lalu, sebanyak 16.394 anak-anak hidup dengan orangtua mengalami gangguan mental, dan 14.432 anak-anak tinggal bersama orang tua pengonsumsi alkohol serta penyalahguna narkoba. Sementara itu, sebanyak 3.097 anak-anak mengalami ketiga masalah seperti yang sudah disebutkan.
Karena alasan-alasan itulah, penelitian tersebut mengatakan, penting untuk membuat perencanaan aksi dari berbagai sektor dengan memakai pendekatan trauma. Hal ini demi membuat orang merasa lebih aman dan didukung oleh pelayanan yang tersedia.