c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

14 September 2023

15:57 WIB

Kebiasaan Merokok Yang Bisa Sebabkan Aneurisma Otak

Rokok sudah sejak lama dianggap sebagai gaya hidup penuh penyakit. Aneurisma otak yang bisa berakibat fatal pun bisa dibentuk dari kebiasaan merokok.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

Kebiasaan Merokok Yang Bisa Sebabkan Aneurisma Otak
Kebiasaan Merokok Yang Bisa Sebabkan Aneurisma Otak
Dr. dr. Mardjono Tjahjadi Sp. B. S, Ph.D jelaskan bagaimana risiko aneurisma otak terjadi pada perokok. Validnews/Njenissa

JAKARTA - Bagi perokok aktif, merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. 

Di dalam rokok terdapat nikotin yang merupakan zat adiktif yang menyebabkan candu. Ketika seseorang merokok, otak mereka terbiasa dengan nikotin dan kekurangan nikotin dapat menyebabkan gejala penarikan yang tidak nyaman.
 
Senyawa beracun yang terkandung dalam rokok, seperti tar, karbon monoksida, dan berbagai zat kimia lainnya, adalah faktor utama yang meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, termasuk salah satunya aneurisma otak.
 
Sebuah penelitian terbaru oleh Ogivly, dkk pada 2020 melaporkan bahwa perokok memiliki risiko 3,7 kali lebih besar mengalami aneurisma otak dibandingkan bukan perokok. 

Dalam kaitannya dengan jenis kelamin, studi lainnya melaporkan bahwa angka kejadian pecahnya aneurisma otak pada perokok terjadi 3 kali lebih besar pada pria dan 4,7 kali lebih besar pada wanita bila dibandingkan dengan tidak perokok.
 
"Bila perokok itu memiliki penyakit tekanan darah tinggi, risiko akan meningkat 7 kali lipat bahkan ada yang melaporkan hingga 15 kali lipat," dikutip dari buku Memahami Aneurisma Otak yang ditulis oleh Dr. dr. Mardjono Tjahjadi Sp. B. S, Ph.D.
 
5 Jalur Utama Terjadinya Aneurisma Otak
Pasalnya, asap rokok dapat mencetuskan terjadinya aneurisma otak melalui 5 jalur utama yang pertama yakni atherosklerosis. Merokok dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam arteri otak, dapat mengarah pada penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Hal ini meningkatkan risiko terjadinya aneurisma.
 
Selanjutnya, peningkatan tekanan atau stres hemodinamik. Asap rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan stres pada dinding arteri otak, yang dapat merusaknya dan meningkatkan risiko aneurisma.
 
Ketiga yakni kerusakan lapisan sel endotel. Rokok dapat merusak lapisan sel endotel di dalam arteri otak yang berperan dalam menjaga pembuluh darah tetap sehat. Kerusakan ini dapat memicu pembentukan aneurisma.
 
Lalu, kerusakan sel otot polos dinding pembuluh arteri di mana merokok juga dapat merusak sel otot polos yang ada di dinding pembuluh arteri, yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah. Kerusakan ini dapat mengganggu struktur pembuluh darah.
 
Kemudian yang terakhir adalah peradangan kronis. Asap rokok mengandung banyak zat kimia beracun yang dapat menyebabkan peradangan kronis dalam pembuluh darah otak. Peradangan ini dapat memicu pelemahan dinding arteri dan pembentukan aneurisma.
 
Reaksi inflamasi atau peradangan akan menyebabkan kematian sel-sel otot polos pada dinding arteri. Di mana akan menyebabkan perubahan bentuk dinding, yaitu anerusima semakin membesar sementara dindingnya menipis.
 
Sebenarnya, proses peradangan di dinding arteri merupakan mekanisme alami tubuh untuk melakukan proses perbaikan, pemeliharaan, dan remodeling dinding arteri yang rusak. Namun, bila proses penyakit dan gaya hidup yang keliru terus berlangsung maka pada suatu saat tubuh tidak mampu lagi mengompensasi kerusakan.
 
"Pada saat itulah aneurisma akan pecah," tegasnya.
 
Belum Ada Obatnya
Dokter Mardjono mengutarakan dalam pemaparannya tentang aneurisma otak beberapa waktu lalu bahwa hingga saat ini belum ada obat yang secara efektif dapat mengobati aneurisma otak yang sudah terbentuk. Pengobatan yang tersedia lebih berfokus pada mencegah pecahnya aneurisma dan mengelola komplikasi yang mungkin timbul.
 
Pengobatan yang umum dilakukan melibatkan pembedahan atau prosedur endovaskular untuk memperbaiki atau menghilangkan aneurisma, tergantung pada lokasi dan ukurannya.
 
"Mengingat betapa majunya penelitian kedokteran saat ini, kami berharap di masa depan akan ditemukan sebuah obat yang mampu mencegah kemunculan ataupun pecahnya aneurisma," harapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar