c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

25 Oktober 2025

14:27 WIB

Keamanan Museum Dan Reinventarisasi Koleksi Jadi Fokus

Warisan sejarah menjadi peninggalan yang perlu dilestarikan, bukan hanya hari ini tapi juga masa mendatang. Karenanya, faktor keamanan museum harus menjadi fokus. 

<p>Keamanan Museum Dan Reinventarisasi Koleksi Jadi Fokus</p>
<p>Keamanan Museum Dan Reinventarisasi Koleksi Jadi Fokus</p>

Suasana museum Reksa Artha di Jakarta. Sumber: direktoripariwisata.id

JAKARTA - Berkaca dari kejadian pembobolan perhiasan di Museum Louvre, Paris beberapa waktu lalu, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menegaskan bahwa sistem kemanan museum menjadi salah satu fokus. Apalagi museum-museum di Indonesia menyimpan warisan sejarah yang luar biasa.

"Mengenai keamanan Sistem keamanan ini memang menjadi concern," kata Fadli, dikutip dari Antara, Sabtu (25/10)/

Karenanya, dia mengakui telah menugaskan unit pengelolaan museum yakni Museum dan Cagar Budaya (MCB) untuk mengakselerasikan reinventarisasi ulang aset-aset yang dimiliki.

"Reinventarisasi ulang sampai sekarang belum selesai terhadap aset-aset museum nasional totalnya itu ada 194 ribu. Saya minta kepada Museum Nasional, dimana itu barangnya 194 ribu itu. Jadi data-data yang ada harus disatukan, kemudian nanti kita akan digitalisasi," jelasnya.

Langkah ini selanjutnya juga sebagai upaya mencatatkan kekayaan intelektual atau intellectual property (IP). Selain itu, pengamanan yang lebih protektif menurutnya juga akan dihadirkan terlebih banyak benda sejarah yang bernilai luar biasa seperti mahkota emas kerajaan hingga artefak dan prasasti.

Asuransi Benda Bersejarah

Sementara pengamanan benda sejarah melalui asuransi, menurutnya bukan perkara mudah, karena aturan perusahaan penjamin, hal ini berbeda dengan asuransi terkait bangunan museum yang berkaitan dengan bencana alam yang masih berpeluang mendapatkan proteksi.

Lebih jauh, pihaknya juga akan melakukan perhitungan nilai atau appraisal terhadap koleksi yang ada di Museum Nasional, pasalnya menurutnya selama ini benda budaya milik Indonesia belum ada nilainya.

"Selama ini benda-benda budaya kita itu tidak ada harganya, Candi Borobudur itu harganya Rp1 kira-kira karena sulit untuk menaksir berapa appraisal dari Candi Borobudur," jelasnya.

Padahal, kata dia, renovasi candi mampu menelan biaya hingga ratusan miliar atau bahkan triliun puluh triliun. "Memang sulit untuk dihargai Karena luar biasa, tapi kita harus berani membuat satu perkiraan appraisal termasuk benda-benda budaya yang menjadi koleksi Museum Nasional," katanya.

Resmikan 15 Museum

Lebih jauh Fadli mengatakan, selama satu tahun menjabat, pihaknya telah meresmikan sebanyak 15 museum baru dan berharap ke depan akan banyak museum-museum yang akan hadir.

"Dan kita juga dalam satu tahun ini, saya sendiri meresmikan kira-kira 15 museum baru, jadi ada 15 museum baru yang kita resmikan Kita harapkan kedepannya semakin banyak museum-museum yang tumbuh," katanya.

Kementerian Kebudayaan, kata dia, hingga kini juga telah mencatatkan sebanyak 481 museum yang telah tercatat. Ia mengakui bahwa tugas Panjang masih menanti terkait museum yakni registrasi atau pendataan sejumlah museum hingga standardisasi.

Fadli juga mengemukakan bahwa hingga kini pengunjung museum juga telah memecahkan rekor yakni 3,5 juta pengunjung.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pelindungan Kebudayaanan Tradisi, Restu Gunawan menambahkan, setidaknya setiap bulan meresmikan satu museum. Hal itu, kata dia, merupakan sebuah pencapaian baru. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar