c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

20 Juni 2023

11:31 WIB

Kata Eross So7 Soal Perkembangan AI Di Industri Musik

Menurut gitaris Sheila on 7, Eross Candra, keberadaan AI di industri musik saat ini secara kualitas belum mengkhawatirkan. Tapi entah di masa mendatang.

Editor: Satrio Wicaksono

Kata Eross So7 Soal Perkembangan AI Di Industri Musik
Kata Eross So7 Soal Perkembangan AI Di Industri Musik
Sheila On 7 menghibur penonton pada konser "Tunggu Aku di Jakarta" di Jiexpo Kemayoran, Jakarta. Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence di berbagai sektor sudah semakin masif, termasuk di industri musik. Apakah keberadaannya akan menjadi ancaman atau justru berkah buat para musisi? 

Gitaris dan pentolan band Sheila on 7, Eross Candra, menilai penting adanya kebijakan yang membatasi pemanfaatan AI berkaitan dengan dunia yang digeluti yaitu industri musik.

"Wah, (perkembangan AI) serem itu," kata Eross, dikutip dari Antara, Selasa (20/6).

Sang gitaris menilai, saat ini perkembangan AI secara kualitas belum pada taraf yang mengkhawatirkan. Meski demikian, ia beranggapan bahwa hal tersebut bukan berarti menggambarkan kondisi yang baik pada masa mendatang.

"Kalau dilihat dari progress-nya yang tadinya nggak ada, kemudian step pertamanya sudah seperti ini, ya mengancam sekali. Justru itu bahaya buat musisi sesungguhnya. Jadi, aku lebih setuju dengan beberapa pakar yang beranggapan bahwa kelihatannya teknologi AI harus dibatasi," selorohnya.

Lebih lanjut Eross berpendapat, butuh kebijaksanaan setiap orang dalam memanfaatkan perkembangan AI yang terbilang amat pesat pada zaman sekarang.

"Semua orang bisa mengakses teknologi. Ada orang yang bertanggungjawab dan tidak dalam menggunakannya. Sama saja seperti media sosial kan, kalau dipakai untuk hal-hal tidak bertanggungjawab, jadi bumerang juga," paparnya.

Sebagai informasi, dalam industri musik global, salah satu album karya AI yang turut menghebohkan jagat maya beberapa waktu ini adalah "The Lost Tapes" milik band lancung Aisis. Band tersebut tak lain adalah tiruan sempurna dari supergrup legendaris Inggris, Oasis, salah satu band yang dikagumi seorang Eross Candra.

Oasis yang dinahkodai dua kakak beradik Noel dan Liam Gallagher, telah bubar jalan sejak tahun 2009 dan tak pernah kembali melakukan reuni hingga sekarang. Meski begitu, saat ini berembus kencang isu perihal kemungkinan bersatunya kembali band kebanggaan kota Manchester tersebut.

Wacana tersebut mengemuka lantaran keberhasilan klub sepak bola Manchester City dalam menjuarai Liga Champions, yang menjadi salah satu nazar dari vokalis Liam Gallagher untuk kembali membangun dinasti Oasis yang telah lama terkubur zaman.

Eross yang turut mengikuti perkembangan Oasis, mengaku tak terlalu berharap soal bersatunya kembali Noel dan Liam dalam bingkai Oasis. Meski begitu, ia amat yakin kelak kedua kakak beradik itu akan kembali akur dan menggelar reuni band produsen puluhan hits di antaranya "Wonderwall", "Don't Look Back In Anger", "D'You Know What I Mean", "Whatever", dan "Roll With It".

"Kayaknya sekarang masih susah (reuni Oasis), tarik ulur. Liam bilang sebelum City juara, mau nelpon kakaknya. Terus Noel juga nantangin Liam buat nelpon. Tapi setelah City menang, Liam berubah pikiran. Masih gitu aja tuh dua orang. Lihat saja deh dua antik itu nanti, pasti bisa reuni lah," tutup Eross.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar