07 November 2025
19:31 WIB
Kapuan Hingga Momot, Orangutan Yang Kini Kembali Ke Rimba Kalimantan
Tujuh orang utan kembali ke alam di momen Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Ada si pemanjat ulung Berunay, Kapuan yang dipulangkan dari Thailand, hingga pejantan Momot dengan insting eksplorasinya.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Andesta Herli Wijaya
Salah satu dari tujuh orangutan yang dilepasliarkan di hutan Tumbang Hiran, Kalimantan Tengah di Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Dok: BOS.
JAKARTA - Memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (BKSDA), Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) kembali melepasliarkan tujuh individu orangutan ke habitat alaminya di Resort Tumbang Hiran, TNBBBR.
Ketujuh individu itu terdiri dari empat jantan dan tiga betina yang telah melewati masa rehabilitas panjang di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng. Setiap individu orangutan yang dilepasliarkan memiliki perjalanan yang unik.
Semisal Kapuan, betina berusia 26 tahun hasil repatriasi dari Thailand yang telah menjalani proses rehabilitasi selama 19 tahun di Nyaru Menteng. Ia menjadi orangutan repatriasi ke-14 yang berhasil memperoleh kebebasannya kembali dan menjadi simbol ketahanan, harapan, dan semangat hidup yang tidak tergoyahkan.
Selain itu ada Berunay, betina berusia 23 tahun yang menghabiskan lebih dari 20 tahun dalam rehabilitasi dan terkenal sebagai pemanjat ulung. Ada pula Momot, jantan berusia 12 tahun yang memiliki kemampuan eksplorasi yang tinggi dan mengolah makanan alami. Bersama empat individu lainnya, mereka siap membawa harapan bagi kelestarian orangutan dan hutan tropis Indonesia.
"Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional mengingatkan kita bahwa cinta terhadap alam tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan nyata. Setiap pelepasliaran orangutan adalah hasil kerja keras bersama untuk memulihkan keseimbangan ekosistem dan memastikan generasi mendatang dapat menikmati kekayaan hayati Indonesia," kata Kepala BKSDA Kalimantan Tengah Andi Muhammad Kadhafi dalam keterangan tertulisnya.
Harapannya, pelepasliaran ini dapat memulihkan kembali harmoni antara manusia dan alam yang sempat hilang akibat perburuan dan aktivitas pertambangan yang merusak ekosistem dan tempat tinggal para orangutan.
"Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya adalah rumah besar bagi banyak kehidupan, termasuk orangutan. Kami memastikan rumah ini tetap lestari agar satwa liar dapat berkembang secara alami," timpal Kepala TNBBBR Persada Agussetia Sitepu.
Pelepasliaran kali ini merupakan yang ke-46 bersama Yayasan BOS di Kalimantan Tengah. Pelepasliaran tujuh individu orangutan juga menjadi bagian dari proses pemulihan ekosistem yang lebih besar karena setiap individu yang kembali ke hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.