01 November 2024
19:16 WIB
Kanwil Kemenag DKI: Kompetisi Madrasah Diperluas Jadi Se-Jabodetabek
Jakarta Madrasah Competition (JMC) tahun 2024 ini sendiri menjadi perhelatan kali ketiga sebagai ajang untuk melahirkan siswa-siswa dan guru madrasah berprestasi
Ilustrasi. Kompetisi Madasah DKI Jakarta. dok Kanwil Kemenag DKI Jakarta
JAKARTA - Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta akan mengadakan kompetisi madrasah tingkat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
"Dalam penyelenggaraan Jakarta Madrasah Competition (JMC), tidak hanya Jakarta tapi juga Jabodetabek. Saya kira kita sepakat agar menjadi ajang nasional meskipun yang menjadi host-nya tetap Jakarta," ujar Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag DKI Jakarta Adib di Jakarta, Jumat (1/11).
Hal ini dia sampaikan Adib dalam Penutupan JMC 2024 yang diadakan bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI). JMC tahun ini sendiri menjadi perhelatan kali ketiga sebagai ajang untuk melahirkan siswa-siswa dan guru madrasah berprestasi.
JMC merupakan sebuah upaya atau kegiatan yang dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta, sebagai sarana membangun ghirah (semangat) untuk meningkatkan motivasi dalam berprestasi. Selain itu juga mewujudkan budaya kompetisi bagi siswa dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan madrasah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Adib menuturkan, JMC adalah ajang yang berprestasi dan perlu terus ditingkatkan di tahun-tahun yang akan datang, dengan kerja sama yang lebih luas lagi dengan Bank Indonesia. "JMC yang kami laksanakan pada kesempatan ini ada beberapa ajang lomba dari mulai yang bersifat akademik, non-akademik, keagamaan dan seni," kata Adib.
Pada kegiatan tahun ini, JMC juga bekerjasama dengan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang memiliki keterkaitan, dalam konteks pengembangan potensi generasi muda dan penguatan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
Sekadar informasi, peserta JMC tahun ini berjumlah 2.614 orang dengan rincian peserta jenjang Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 1.570 orang, Madrasah Tsanawiyah atau MTs (771 peserta) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 273 peserta.
"Kami harapkan kerja sama (dengan BI) ini terus bisa ditingkatkan untuk terus menumpuk prestasi dan semangat anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia," ujar Adib.
Jumlah madrasah di Jakarta sendiri, tercatat mencapai 1.819 sekolah. Terdiri dari madrasah negeri dan swasta. Dari jumlah ini, sebanyak 22 sekolah merupakan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara Sekolah Dasar, 42 Madrasah Tsanawiyah (MTs) negeri atau setara Sekolah Menengah Pertama dan 22 Madrasah Aliyah (MA) negeri atau setara SMA. Sedangkan untuk Raudhatul Athfal (RA) swasta atau setara jenjang pendidikan anak usia dini akan didorong menjadi RA negeri. Salah satunya RA di Jakarta Selatan.
"Terkait dengan kualitas dan mutu madrasah, kami bersama-sama dengan para penggiat, pemenang (kompetisi) bidang madrasah berupaya terus mengembangkan budaya mutu yang ada di madrasah-madrasah di Jakarta," kata Adib.
Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta mengembangkan penjaminan mutu madrasah di DKI Jakarta yang melibatkan para ahli, konsultan dan para penggiat pendidikan. Dengan demikian diharapkan budaya mutu di madrasah-madrasah terus dapat ditingkatkan. Kanwil Kemenag DKI, khususnya Bidang Pendidikan Madrasah saat ini juga fokus pada mutu madrasah. Hal ini merupakan sebuah cikal bakal mengembangkan sebuah penjaminan mutu di madrasah yang ada di Jakarta.
"Dengan budaya mutu ini kita harapkan madrasah-madrasah di Jakarta baik negeri maupun swastanya adalah menjadi madrasah-madrasah unggul," tuturnya.
Madrasah Layak Belajar
Sebelumnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Kementerian Agama (Kemenag) RI meluncurkan Program Madrasah Layak Belajar (MLB). Program ini merupakan bantuan kepada madrasah swasta, berupa perbaikan sarana dan prasarana ruang kelas dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas madrasah.
"Baznas akan menggulirkan stimulan untuk 1.000 madrasah. Jadi 1.000 madrasah akan mendapatkan stimulasi Rp25 juta," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad.
Noor mengatakan, Program Madrasah Layak Belajar merupakan program utama Baznas. Program ini sejalan dengan dengan visi Baznas menjadi lembaga utama dalam menyejahterakan umat.
Ia juga menyebutkan penyelenggaraan program tersebut juga dalam rangka melaksanakan misi ketiga Baznas, yaitu mendistribusikan dan mengoptimalkan pendayagunaan ZIS, untuk pengentasan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kesejahteraan.
"Kami meyakini, pendidikan adalah tangga utama seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan umat di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data Kemenag RI, terdapat sejumlah 217.021 ruang kelas madrasah, dengan kondisi 162.579 kelas dalam kondisi baik, sebanyak 29.465 kelas rusak ringan, 17.787 kelas rusak sedang, dan sebanyak 158 kelas rusak berat . Berdasarkan hal tersebut pihaknya terpanggil untuk menjadi bagian dari solusi dalam meningkatkan sarana dan prasarana madrasah.
"Insya Allah ke depan kami komitmen untuk terus melakukan kualitas maupun kuantitas. Maka mohon didoakan semoga kinerja Baznas semakin optimal dan semakin banyak menebar manfaat untuk Indonesia," ucapnya.