23 September 2021
11:02 WIB
Penulis: Dwi Herlambang
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA – Warna-warni papan di Dermaga Desa Wisata Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Jayapura, menjadi penanda bahwa wisatawan yang baru saja datang, akan disambut dengan suka cita oleh sang empunya kawasan.
Ya, Kampung Yoboi yang 90% kawasannya terapung di atas air, memang menyimpang segenap potensi wisata. mulai dari teman gizi terapung, gereja terapung, festival ela, festival ulat sagu, dan yang paling terkenal ialah, trekking hutan sagu.
Sebelum jauh-jauh menelusuri setiap sudut Kampung Yoboi, wisatawan yang datang akan terpukau oleh lanskap Danau Sentani yang mengelilingi perkampungan ini. Tebing-tebing tinggi dan hamparan pepohonan hijau nan lebat, sangat memanjakan mata setelah melakukan penyeberangan dari Dermaga Khalkote.
Puas menikmati lanskap sekeliling Danau Sentani, penelusuran dimulai dengan melintasi jalan utama desa yang seluruhnya terbuat dari bahan dasar kayu. Mayoritas rumah apung ini juga menggunakan bahan utama kayu sebagai pilar dan dinding rumah. Uniknya, baik jalan maupun rumah di sini dicat warna-warni sebagai tanda keceriaan.
Baca juga: 5 Desa Wisata Di Ketinggian Indonesia
Sebagai daya tarik utama, Desa Wisata Kampung Yoboi mengedepankan kearifan lokal bagi setiap wisatawan yang datang. Misalnya dengan membuat kerajinan tangan khas masyarakat Papua, yaitu kayu ukir dan pahat, ada juga menanam tanaman di atas air, hingga mengolah sagu sebagai bahan pangan utama menjadi berbagai macam kudapan nikmat.
Kampung Yoboi memiliki wisata trekking hutan sagu sepanjang 420 meter dari total 1.600 meter persegi. Di mana dalam satu kawasan tersebut, tidak kurang 20 jenis pohon sagu tumbuh subur dan menjadi lokasi hutan sagu terbesar di Indonesia.
Salah satu kudapan dari pohon sagu yang kadung tersohor ialah ulat sagu. Ulat sagu ini biasanya ditemukan pada batang-batang pohon sagu yang sudah lapuk, dan menjadi salah satu makanan khas masyarakat Papua. Jangan salah, ulat ini memiliki lebih dari 30% kandungan protein pada tubuhnya.
Selain itu, masyarakat juga membuat produk ekonomi kreatif seperti papeda, es krim sagu, tepung sagu, sagu bakar, serta kue-kue tradisional lainnya yang bahan utamanya ialah sagu. Segala produk kudapan tersebut nantinya akan menjadi salah satu pilihan makanan yang akan tersedia bagi para kontingen dan wisatawan yang hadir pada pagelaran PON XX Papua.
Ke depannya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga akan mendorong Desa Wisata Kampung Yoboi menjadi desa wisata mandiri agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak muda yang ada di sana.