c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

17 September 2025

15:13 WIB

Kampung Halaman Dinosaurus Jiayin Jadi Pusat Penelitian Fosil

Dijuluki sebagai 'Kampung Halaman Dinosaurus', kawasan Jiayin, merupakan lokasi ekskavasi fosil dinosaurus besar pertama di China.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Kampung Halaman Dinosaurus Jiayin Jadi Pusat Penelitian Fosil</p>
<p>Kampung Halaman Dinosaurus Jiayin Jadi Pusat Penelitian Fosil</p>

WIlayah Jiayin di China timur laut yang dijuluki sebagai "kampung halaman dinosaurus". ANTARA/Xinhua

JAKARTA - Pada tahun 1902, para ahli paleontologi menemukan "Mandschurosaurus amurensis", dinosaurus hadrosaurid berukuran besar di wilayah Jiayin, Provinsi Heilongjiang, China. Wilayah itu kemudian dijuluki sebagai 'Kampung Halaman Dinosaurus', setelah dilakukan ekskavasi fosil dinosaurus besar pertama di China.

Para ahli menegaskan bahwa area tersebut tersimpan salah satu situs penguburan dinosaurus paling signifikan di Asia.

"Hingga saat ini, 13 kerangka fosil hadrosaurus utuh telah diekskavasi dari Gunung Longgu," urai seorang pemandu di Museum Dinosaurus Jiayin Shenzhou, Sun Kexin.   

"Para ahli meyakini area ini mewakili lokasi penguburan dinosaurus berskala besar yang menyimpan sedikitnya 100 fosil utuh lainnya dan menunggu untuk ditemukan," lanjutnya, seperti dikutip dari Antara.

Kawasan tersebut sekian lama telah menjadi bagian dari penelitian di bidang paleontologi, hingga puncaknya pada tahun 2001, kawasan tersebut ditetapkan sebagai Taman Geologi Nasional Dinosaurus.

Dengan luasan mencapai 38,44 kilometer persegi, taman tersebut memiliki beberapa fungsi termasuk penelitian ilmiah, edukasi masyarakat, dan pariwisata.

Di dalam taman itu pula, berdiri Museum Dinosaurus Shenzhou, sebagai bukti sejarah alam dan rasa ingin tahu manusia, dan menyimpan spesimen-spesimen yang memberikan wawasan tak ternilai terkait evolusi dinosaurus dan perubahan geologis. 

Para pengunjung dapat berjalan menyusuri pameran yang berisi fosil-fosil yang terawat dan model-model dinosaurus berukuran seperti aslinya, sehingga seolah-olah hewan purba tersebut telah melangkah keluar dari mesin waktu.

"Seekor hadrosaurus yang lebih besar mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, seolah-olah telah menyadari bencana yang mendekat namun tidak dapat melarikan diri, menggunakan sisa tenaga terakhir untuk mengaum dan memperingatkan rekan-rekannya," papar Sun.

"Hewan itu menatap hadrosaurus yang lebih kecil di sampingnya, yang diyakini sebagai anaknya -- sebuah momen yang mengabadikan ikatan yang mendalam di antara mereka," tuturnya menjelaskan.

Belum lama ini, wilayah itu menarik atensi global lewat penyelenggaraan Forum Jiayin Keempat tentang Perlindungan Fosil dan Simposium Geosains Pariwisata, menarik para ahli dari China, Rusia, Jepang, Prancis, dan Thailand.

"Saya telah mengunjungi Jiayin sebanyak 25 kali dan China merupakan kampung halaman kedua bagi saya," tutur Profesor Abdul Rahman Ashraf dari Universitas Bonn di Jerman.

Cendekiawan berusia 83 tahun tersebut mengatakan bahwa dirinya telah berkolaborasi dan bekerja sama dengan banyak profesor China, selama hampir empat dekade.

Presiden International Organization of Palaeobotany, Harufumi Nishida menyatakan, kawasan ini memiliki daya tarik internasional, utamanya di lingkup penelitian.

"Sejak undangan pertama saya pada 2003, saya telah menyaksikan berbagai kemajuan yang luar biasa. Para rekan-rekan asal China telah mengungkap dinosaurus dan ekosistem mereka melalui kerja sama internasional," ungkapnya.

Ketua Palaeontological Society of China, Wang Jun, menekankan posisi Jiayin yang unik sebagai pusat studi dan ilmu pengetahuan.  

"Lokasi geografis tidak hanya menjadikannya situs fosil yang penting tetapi juga jembatan bagi pertukaran internasional. Paleontologi tidak mengenal batas -- hal itu membutuhkan dialog, kerja sama, dan kemajuan bersama," tutur Wang.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar