22 September 2022
15:29 WIB
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyelenggarakan kegiatan Open House Balai Yasa Kereta Api, untuk mengedukasi masyarakat terkait proses perawatan kereta dan lokomotif.
"KAI mengajak masyarakat untuk dapat melihat langsung seluk-beluk Balai Yasa Kereta Api yang selama ini tidak dapat diakses oleh masyarakat umum. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah berinteraksi langsung," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Jakarta, Kamis (22/9).
Didiek mengatakan, Open House Balai Yasa ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-77 KAI yang diperingati pada 28 September, dengan tema Bangkit Lebih Cepat, Melayani Lebih Baik. Pada kesempatan ini, KAI ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa layanan KAI tidak hanya berada di lingkungan stasiun, tapi juga memiliki bengkel kereta api yang modern yaitu Balai Yasa.
Asal tahu saja, selama ini, Balai Yasa berperan dalam merawat sarana guna memastikan keselamatan dan kenyamanan pelanggan. Kata Didiek, Balai Yasa memiliki tugas untuk melakukan perawatan besar sarana perkeretaapian periode 2 tahunan dan 4 tahunan, dengan tingkat kesulitan yang kompleks.
Sarana yang dimaksud yaitu lokomotif, kereta penumpang, gerbong barang, dan fasilitas-fasilitas sarana lainnya. Sedangkan untuk perawatan rutin seperti harian, 6 bulanan, dan 1 tahunan dengan tingkat kerusakan sarana ringan dilakukan di Depo.
Open House akan dilaksanakan di 3 Balai Yasa selama tiga hari. Pembukaan di masing-masing Balai Yasa dilakukan pada Jumat (23/9) untuk Balai Yasa Yogyakarta, kemudian Minggu (25/9) di Balai Yasa Surabaya Gubeng dan Senin (26/9) di Balai Yasa Manggarai.
"Open House Balai Yasa tersebut terbuka untuk umum dan dapat dihadiri oleh seluruh masyarakat yang ingin melihat lebih dekat Balai Yasa Kereta Api," ujarnya.
Lebih lanjut Didiek menyampaikan pengunjung nantinya dapat melihat dan memahami proses perawatan sarana, melihat kereta, gerbong, dan lokomotif yang sudah diperbaiki.
Selain itu, pengunjung bisa melihat berbagai fasilitas perawatan Balai Yasa, produk-produk unggulan dan inovasi Balai Yasa dan sejarah masing-masing Balai Yasa. Termasuk juga melakukan mini tour di lingkungan Balai Yasa, pameran produk UMKM, serta mengikuti games dan hiburan menarik.
Untuk menjaga ketertiban selama kegiatan Open House Balai Yasa berlangsung, masyarakat yang ingin hadir pada Open House Balai Yasa harus melakukan registrasi online terlebih dahulu. Sekadar informasi, kapasitas pengunjung di Balai Yasa Yogyakarta adalah 1.000 orang per hari, Balai Yasa Surabaya Gubeng 200 orang per hari, dan Balai Yasa Manggarai 300 orang per hari.
Untuk info registrasi, waktu, dan lokasi kegiatan selengkapnya dapat dilihat di Instagram @keretaapikita.
"Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan Open House Balai Yasa ini agar lebih mengenal dan memahami proses perawatan sarana kereta api. Dengan demikian, masyarakat akan semakin mencintai dan terus menggunakan kereta api sebagai transportasi pilihan saat bepergian," kata Didiek.
Sejumlah gerbong kereta terparkir di kawasan Depo Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (21/3/2021). Kemen terian Perhubungan menyatakan Depo Cipinang merupakan depo kereta api terbesar di Indonesia yang memiliki 28 jalur kereta, mampu merawat 144 lokomotif dan 120 gerbong kereta per hari serta dibangun di atas lahan seluas sembilan hektare dengan biaya hampir Rp500 miliar. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pelestarian Sejarah Kereta
Pelestarian sejarah kereta sendiri, sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan KAI. Pada peringatan HUT RI ke 77 kemarin misalnya, KAI memamerkan lokomotif listrik ESS3201 berusia 97 tahun di Stasiun KA Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Kami tunjukkan bahwa KAI melestarikan warisan sejarah daripada sarana rolling stock," kata Didiek.
Lokomotif ESS3201 yang mendapat julukan lokomotif Bon-Bon merupakan lokomotif listrik pertama yang beroperasi di Indonesia yang dibuat oleh pabrik Werkspoor di Belanda. Lokomotif itu dijalankan dalam peresmian elektrifikasi jalur kereta api yang pertama kalinya pada rute Tanjung Priok - Meester Cornelis (Jatinegara) pada 6 April 1925.
Didiek menjelaskan, jalur kereta listrik di Batavia (Jakarta) menandai dibukanya sistem angkutan umum massal yang ramah lingkungan. Lokomotif Bon-Bon juga merupakan salah satu sistem transportasi paling maju di Asia kala itu.
Di masa itu, kereta listrik telah menjadi sarana transportasi andalan untuk para penglaju (komuter), terutama bagi para penglaju yang bertempat tinggal di Bogor dan bekerja di Jakarta.
"Kami menjalankan lokomotif ini dari Stasiun Kota menuju Stasiun Tanjung Priok yang dibangun tahun 1914. Kegiatan ini dilakukan pada 17 Agustus 2022 sebagai penyemangat kita semua tentang Indonesia Merdeka," ujarnya.
Selain memamerkan lokomotif Bon-Bon, KAI juga memamerkan dua kereta Djoko Kendil yang pertama kali dioperasikan pada tahun 1938. Kereta Djoko Kendil untuk melayani kereta mewah Nacht Express relasi Surabaya - Yogyakarta - Purwokerto - Jakarta.
Kereta Djoko Kendil terdiri dari dua kereta yang juga diberi nomor baru, yaitu IW 3821 dan IW 38221. Nama Djoko Kendil diambil dari hikayat seorang putri Kerajaan Brawijaya yang jatuh cinta pada Djoko Kendil, seorang pemuda dari kalangan masyarakat biasa.
Kereta itu diproduksi dari pabrik Beynes di Belanda dan direstorasi oleh KAI di Balai Yasa Manggarai untuk mengembalikan sejarah kejayaannya. Setelah direstorasi, kapasitas total kereta Djoko Kendil berupa 41 tempat duduk dengan fasilitas balkon, ruang utama, mini bar, ruang santai, dan ruang makan atau ruang rapat.
"Kami konsisten melestarikan bentuk asli bangunnya dan akan terus meningkatkan layanan," kata Didiek.
Lebih lanjut ia menyampaikan kereta api semasa perjuangan merupakan satu-satunya transportasi yang dapat diandalkan tidak hanya untuk kepentingan angkutan laskar rakyat perjuangan, tetapi juga untuk angkutan logistik militer serta perpindahan pejabat pemerintahan di masa perjuangan.
Perjalanan lokomotif Bon-Bon dan kereta Djoko Kendil diharapkan dapat membangkitkan lagi semangat cinta Tanah Air, serta mengenang kiprah kereta api yang telah menemani bangsa Indonesia dari masa penjajahan hingga merdeka seperti saat ini.
Didiek juga mengucapkan apresiasinya kepada para pencinta kereta api yang telah banyak memberikan sumbang saran untuk kemajuan dan pelestarian benda bersejarah kereta api.
"Kami sebagai generasi penerus insan kereta api akan terus menjaga dan membangun perkeretaapian sehingga lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat. KAI berkomitmen untuk menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia," jelasnya.
Ketua Komunitas Pencinta dan Pelestari Kereta Api atau Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) Ricky Dirjo mengatakan lokomotif Bon-Bon dan kereta Djoko Kendil adalah warisan sejarah yang masih sehat dan bisa dilihat oleh masyarakat. Ia berpesan agar pameran sekaligus perjalanan lokomotif Bon-Bon dan kereta Djoko Kendil itu bisa terus berlanjut di masa depan.