17 September 2021
18:18 WIB
JAKARTA – Kafein, zat yang identik dengan kopi ini ternyata punya fungsi yang bertolak belakang. Kafein bisa meredakan sakit kepala sekaligus memicunya apabila dikonsumsi berlebihan.
Sakit kepala khususnya migrain biasanya disebabkan pembesaran pembuluh darah di sekitar otak, yang meningkatkan jumlah aliran darah ke otak. Perubahan aliran darah tersebut memicu sejumlah mekanisme rumit di otak yang dapat menyebabkan sakit kepala.
Nah, kafein dapat mempersempit pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke otak dan akhirnya dapat membantu meredakan nyeri migrain. Sebuah studi pada tahun 2009 dalam Human Brain Mapping Journal seperti dikutip dari Insider, Jumat (17/9) membuktikan hal tersebut.
Studi tersebut menyebutkan, kafein mengurangi aliran darah otak yaitu suplai darah ke otak sekitar 27%. Sehingga membantu menghentikan seseorang mengembangkan migrain, serta menghilangkan rasa sakit setelah terkena migrain.
Menurut American Migraine Foundation, manfaat kafein membantu sakit kepala atau migrain ini tergantung pada seberapa sering Anda mengonsumsinya. Jika Anda mengalami migrain episodik yakni hingga 14 kali sakit per bulan, kafein dapat membantu.
Akan tetapi, dengan catatan, hal tersebut bisa diperoleh hanya jika Anda membatasinya tidak lebih dari 200 mg sehari. Tetapi bila sakit kepala muncul setiap hari, artinya Anda harus menghindari kafein sepenuhnya.
Pakar diet berlisensi Amy Stephens menyarankan, Anda meminum kafein tak lebih dari 400 mg atau sekitar dua sampai empat cangkir kopi per hari. Akan tetapi ini bisa tergantung berapa lama penyeduhan dan seberapa kuat kopi yang Anda minum.

Dehidrasi
Faktanya, minum banyak kafein tidak akan membantu meredakan sakit kepala. Terutama bila Anda meningkatkan asupan kafein, tetapi tidak meningkatkan jumlah air yang Anda minum.
Kafein justru dapat memicu sakit kepala secara tidak langsung. Bahkan menyebabkan Anda menjadi lebih dehidrasi. Namun, Anda lebih mungkin mengalami sakit kepala akibat kafein jika Anda terlalu sering meminumnya, karena zat ini dapat menyebabkan ketergantungan.
Jika Anda tiba-tiba menghentikan atau mengurangi asupan kafein setelah mengonsumsinya secara teratur. Misalnya lebih dari 200 mg per hari selama lebih dari 2 minggu, Anda mungkin merasakan gejala penarikan kafein. Menurut Diagnostics and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), gejala utama masalah ini yakni sakit kepala.
Karena kafein mempersempit pembuluh darah di sekitar otak Anda, begitu Anda berhenti mengonsumsinya secara teratur, pembuluh darah akan membesar. Kemudian menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam aliran darah ke otak. Inilah yang lalu dapat menyebabkan sakit kepala migrain.
"Jika Anda ingin berhenti dari kafein, jangan berhenti secara tiba-tiba. Kurangi asupan Anda secara bertahap selama beberapa hari. Ini dapat membantu meminimalkan sakit kepala," kata Stephens.
American Migraine Foundation merekomendasikan Anda mengurangi asupan hingga 25 mg kafein sehari.
Sebelumnya, sebuah studi observasi yang dilakukan oleh peneliti di Boston berupaya mengungkap, seberapa banyak konsumsi kafein yang dapat menyembuhkan sakit kepala migrain, atau malah sebaliknya memicu penyakit itu.
Para ahli percaya, kafein membantu memblokir adenosin --molekul yang terlibat dalam serangan migrain-- dari pengikatan ke reseptor di otak, sehingga banyak orang menggunakannya sebagai obat migrain. Kafein juga merupakan bahan dalam banyak obat migrain yang dijual bebas.
Akan tetapi, beberapa penderita migrain juga mengatakan bahwa mengonsumsi kafein dapat menyebabkan sakit kepala parah. "Masalah kompleks dengan kafein kadang berbahaya dan kadang bermanfaat," kata Elizabeth Mostofsky, seorang peneliti epidemiologi kardiovaskular di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston.
Temuan penelitian itu menunjukkan bahwa tiga porsi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda dalam sehari tampaknya menjadi titik kritis di mana kafein menjadi pemicu migrain. Satu porsi biasanya didefinisikan sebagai delapan ons kopi, enam ons teh, 12 ons soda atau dua ons minuman energi.