"Joker: Folie à Deux" Dapat Skor Buruk, Dicap Sekuel Gagal

JAKARTA - Tingginya antusiasme penggemar terhadap proyek film kedua Joker nyatanya tak berbuah sukses bagi IP tersebut. Terbukti, sepekan setelah penayangannya di bioskop, film ini langsung menuai kekecewaan dan penolakan dari para penggemar.

Joker: Folie à Deux yang rilis di bioskop Amerika Serikat pada 4 Oktober lalu, mendapat skor sangat rendah di berbagai situs review atau ulasan. Termasuk di antaranya di situs Rotten Tomatoes, film ini hanya mencetak skor 33% dari kritikus. Artinya, skor yang sangat rendah, bahkan tak mencapai predikat ‘segar’ atau 50%.

Sementara di situs lainnya, Cinemascore yang dianggap sebagai salah satu tolok ukur atas penerimaan publik, Joker 2 mendapat peringkat D. Skor itu menjadikan Joker 2 sebagai film adaptasi komik dengan nilai terendah sejauh ini.

Tak hanya itu, Joker 2 pada akhirnya gagal di semua sisi. Selain mendapat penilaian buruk, film ini juga dibayangi pencapaian box office buruk. Film ini menyelesaikan pembukaan akhir pekannya dengan pendapatan US$40 juta (sekitar Rp625 miliar), kurang dari setengah dari pembukaan domestik film pertamanya di tahun 2019 silam.

Dilaporkan Collider, Joker 2 perlu mengumpulkan US$450 juta hanya untuk mencapai titik impas bagi Warner Bros. Sementara hingga akhir pekan kemarin, film ini hanya meraup total US$116 juta, yang merupakan akumulasi dari pendapatan domestik dan internasionalnya, sebagaimana dicatat situs Box Office Mojo.

Kegagalan Joker 2 itu terbilang cukup memilukan, mengingat Joker pertama adalah film sukses yang menjadi fenomena global, yang saat itu menjadi film dengan rating dewasa Amerika Serikat paling laris sepanjang masa.

Di luar soal box office, film pertama itu juga mendapat akuan luas, membawa aktornya Joaquin Phoenix menerima penghargaan Oscar tahun 2020.

Kini, Joker 2 malah mengalami kegagalan besar, bahkan termasuk salah satu film adaptasi buku komik dengan rekor akuan maupun pencapaian box office terburuk. Apa yang terjadi?

Soal Kualitas Cerita Hingga Aspek Musikal
Ulasan dari para kritikus tentang Joker 2 menyorot berbagai aspek dalam film tersebut. Sebagian menilai cerita yang dibawakan oleh lewat duet pemeran Joaquin Phoenix dan Lady Gaga ini tak jelas, liar dan tak beresonansi kuat dengan film pertamanya.

Sebagian lain menyebut Joker 2 hanya upaya mengulang film pertamanya, namun dengan hasil yang sangat buruk.

Selain itu, aspek musikal film ini juga mendapat penilaian buruk dari para kritikius. Keputusan Todd Philips, sang sutradara membuat sekuel dalam versi musikal, dianggap tak mendapatkan eksekusi yang mumpuni, sehingga lagu-lagu yang hadir pun tak menyatu kuat dengan cerita.

“Berikut sekuel yang tidak kita perlukan, menjebak Phoenix dan Gaga yang hebat dalam pengulangan musik yang tidak menyenangkan yang menyedot semangat pesta. Katanya kepada Joker selama adegan fantasi, ‘Ayo, sayang, mari kita berikan orang-orang apa yang mereka inginkan’ Saya masih menunggu,’” tulis Peter Travers dari ABC News.

“Hal yang tidak banyak diketahui tentang Folie à Deux adalah bahwa ini adalah musikal setengah matang dan setengah hati yang menampilkan satu bintang yang bisa bernyanyi, Lady Gaga sebagai Lee Quinzel alias Harley Quinn, dan satu lagi (Phoenix) yang tidak bisa atau tidak mau bernyanyi,” tulis pengulas lainnya, Manohla Dargis dari Ney York Times.

Joker: Folie à Deux adalah sekuel dari Joker tahun 2019 yang mencetak pendapatan 1 milar dolar AS dan film yang meraih sembilan nominasi Oscar. Sekuel ini diarahkan orang yang sama, Todd Phillips yang menyutradarai film 2019 silam. Selain Joaquin Phoenix dan Lady Gaga, film ini turut dibintangi oleh Harry Lawtey, Brendan Gleeson, Cathrine Keener, Jacob Lofland dan banyak lagi.

Cerita dalam Joker: Folie à Deux berlatar dua tahun setelah Joker, Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) di Arkham Asylum. Di tengah delusinya yang kian sulit, segalanya berubah bagi Arthur ketika ia bertemu Harley Quinn (Lady Gaga), yang meyakinkannya untuk menerima alter egonya sebagai Joker, alih-alih menaklukkannya agar bisa kembali menjalani kehidupannya sebagai orang normal dengan damai.

Sekuel ini menampilkan Arthur di dalam penjara dan diadili atas semua orang yang dibunuhnya di film pertama. Ia semula hendak menuruti pengacaranya (Catherine Keener) untuk menerima bantuan dan mengubur alter egonya, Joker, untuk selamanya. Namun upaya itu berubah di tengah jalan ketika ia bertemu Harley Quinn yang provokatif.

Bersama rekan barunya, Arthur saling berbagi pandangan serta saling menunjukkan sisi terburuk di antara mereka.